23. Pulang ke rumah Mark

4K 558 35
                                    

"Iya" ucap Jaemin dingin.

"Jangan lupa bunuh gue kalo ntar berhasil" tukas Mark menatap Jaemin datar.

"Kak!" Seru Jeno menarik tangan Mark dengan ekspresi tak setuju.

Jaemin terdiam, dia menatap Mark dengan alis berkerut. Dia dengan dingin melangkah pergi dengan wajah penuh amarah. Mark menatap kepergian Jaemin dan menghela nafas panjang.

"Kamu gak papa?" Mark berbalik menatap Jeno.

"Kak Mark boong kan?" Ucap Jeno cemas. Mark mengerutkan keningnya, namun sedetik kemudian dia seketika mengerti.

"Kakak serius, kalo Jaemin sampai berhasil nyelakain kamu, maka dia juga harus nyelakain Kakak" Mark menggenggam tangan Jeno dengan lembut.

Jeno terdiam, dia tidak mengerti mengapa Mark sampai sebegitunya, namun dia masih sangat tidak setuju dengan apa yang di katakan Mark.

"Lupain, ayo pulang, Dokter udah ngijinin kamu buat pulang. Dokter sama suster bentar lagi kesini buat ngelepas infus kamu" ucap Mark.

"Um, oke" ucap Jeno pelan. Ah dia mengantuk kembali, matanya diam diam menutup, membawanya ke alam mimpi.

Mark yang melihay hal tersebut hanya tersenyum tipis, dia tidak tau kenapa Jeno belum mengalami sesuatu yang sering di alami oleh orang yang sedang hamil.

Tak lama Dokter masuk, dia memeriksa keadaan Jeno lalu melepaskan infus dari tangan Jeno di bantu oleh seorang suster.

"Dia harus banyak istirahat agar cepat sembuh, dan ini surat laporan kesehatan milik pasien, untuk obat dapat di tebus di apotek rumah sakit" Ucap Dokter menyerahkan beberapa lembar berkas pada Mark dengan senyum ramah.

"Ah, baik dok, terima kasih banyak" Mark menerima hal tersebut dari tangan dokter dan sedikit membungkukkan tubuhnya untuk berterima kasih.

"Baiklah, hati hati mau menggunakan kursi roda?" Dokter menganggukkan kepalanya dan kembali bertanya dengan ramah.

"Tidak usah dok, biar saya gendong saja" tolak Mark tersenyum tipis.

Dokter mengangguk mengerti lalu pamit undur diri dari ruangan tersebut. Mark menatap kepergian Dokter lalu menatap Jeno. Dia memasukkan berkas berkas tadi kedalam tas sekolahnya.

"Ayo Jen pulang"

Mark mengangkat tubuh Jeno dengan perlahan, dengan posisi kepala di sebelah kanan dan kaki di sebelah kiri agar tidak menyentuh luka di kepala Jeno. Untung saja Jeno tidak membawa apapun saat datang ke rumah sakit bersama Haechan.

Mark segera berjalan menyusuri lorong rumah sakit menuju ke arah dimana apotek berada untuk menebus obat. Dia mendudukkan Jeno sembari memegangnya. Jeno mengerjab ngerjabkan matanya dengan bingung.

"Tunggu, kita nebus obat dulu, kamu tunggu sebentar di sini" Ucap Mark. Jeno mengangguk paham. Mark segera berjalan ke arah penjaga apotek.

"Suster, tolong obat seperti di resep ini" Mark menyerahkan selembar kertas berisi nama nama obat yang harus dia tebus kepada penjaga apotek.

"Oh iya, tunggu sebentar ya" ucapnya menerima kertas tersebut dengan ramah.

"Baik" angguk Mark.

"Nah ini dia, aturan minum sudah di tulis, totalnya 780.000 rupiah"

"Baik, ini sus, terima kasih" Mark mengambil kantong berisi obat lalu memasukkannya kedalam tasnya dan membayar. Setelah itu dia kembali ke arah Jeno yang sedang menunggu dengan linglung.

"Lama ya?" Tanya Mark tersenyum tipis.

"Enggak, Jeno ngantuk terus Kak..." ucap Jeno pelan.

"Ayo pulang" Mark mengangkat tubuh Jeno dan membawanya keluar dari rumah sakit, Jeno dengan sigap mengalungkan tangannya di leher Mark dan menyandarkan kepalanya di dada bidang pemuda tersebut.

Imperfection Series 1 : N E T R A ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang