※ Pinta ※

472 73 0
                                    

Tadashi Kikuchi tampil dalam kerumunan. Tubuh semampai nan tinggi dibalut jaket bomber hijau, serta topi merah berhasil menyembunyikan identitasnya. Ia beraksi anggun nan segar, tetapi tatapannya tetaplah kelabu seakan dunia di sekelilingnya sudah mengkristal.

Di tengah-tengah tanah tandus yang tergerus dan berhasil menciptakan lekuk panjang serta tajam hasil wheel. Tadashi lebih seperti menari--di atas panggung megah, berikut tanah yang dingin menjadi karpet merah hangat yang menyambut sosoknya--ketimbang membuka jalan dengan cara menerobos.

Gerakannya terbilang halus, tetapi kecepatan laju begitu tinggi sehingga berhasil mencuri perhatian sekitar.

Tarian yang banyak meliukkan kaki hingga pinggang rampingnya sampai membentuk kurva cantik sempurna--mungkin berhasil mengalahkan lekuk tubuh Kaoru--justru membuat sosok berambut biru gelap menggertakan gigi, sehingga urat-urat di wajahnya menonjol. Namun, sama halnya dengan cahaya. Panggung lintasan yang mengalihkan setumpuk kekaguman pada sosok baru berlabel 'Snake' justru berlalu begitu saja.

Berganti dengan teriakan memantul pada dinding-dinding telanjang nan polos. Saat formasi baru menampilkan delapan wajah-wajah petarung tangguh dalam berseluncur yang akan menjadi bidak di atas tanah dan udara, suara riuhpun teredam. Langa memperhatikan wajahnya sendiri. Melihat senyum tipis yang berhasil ditangkap di sana. Membuat pemandangan jelita dan degup senang mendadak menguap lantas hilang di telan kegelapan.

Pemuda keturunan Kanada merengut lantas mengepalkan tangan berniat menghampiri Adam yang berdiri di atas mimbar jejadian dengan aura Raja Iblis yang membuat kawanan jelata terserap dalam lubang hitam. Namun, langkah kaki dia terhenti saat melihat Miya bergetar di sisinya.

Wajah kekanakan serta naif dipenuhi ketakutan mendalam, seperti ada pisau yang ingin menghujamnya dalam dua arah.

"Sna-snake itu ..."

"Bicaralah pelan-pelan." Joe menepuk pundak Miya lembut sebagai penyalur efek penenang, tetapi bocah kucing itu sudah dibaluri rasa cemas yang justru menganggap tepukan penyemangat ialah palu godam, sehingga membuat sosok mungilnya terduduk di tanah tidak etis. Seraya memeluk skateboard hitam bertanda silang lavender, ia mendongak dengan bibir bawah digigit sampai memucat.

"Dia pria yang melukai Cherry Blossom dan mungkin juga ..."

"Reki."

Langa tahu, kelak kebenaran seperti ini akan terungkap. Akan tetapi, kebenaran ini sesungguhnya ingin ia pendam dan sembunyikan sendiri. Pun dilakukan lantaran takut Reki akan terjerumus dalam bahaya lainnya.

Sebetulnya, setelah Langa datang ke paviliun dengan mata tertutup oleh Adam untuk menemui Reki, sosok berjulukan snow itu menyelidiki Adam.

Ainosuke Shindo merupakan pria besar yang berkecimpung dalam lingkup politik dan bisnis dari keluarga Ainosuke, jelas bukan tandingannya. Jika, ia mengambil langkah salah maka akan ada benang lain yang kusut, bahkan terputus. Melibatkan orang lain lagi, meskipun itu sahabat lama Adam, bahkan anak kecil yang masih menempuh Sekolah Dasar membuat Langa semakin takut. Terjebak dalam situasi yang tidak menguntungkan dan bisa melukai banyak pihak, termasuk diri sendiri tak membuat Langa gegabah.

Langa selalu keras kepala sepanjang hidupnya. Akan tetapi, untuk kali ini saja. Ia tidak ingin salah jalur. Langkah kecil yang ia ambil, pasti akan mempertaruhkan hal besar.

"Dan dia asisten Adam."

Lamunan Langa buyar. Ia melirik Joe yang membuka tutup mulut seperti tidak ingin menerima kenyataan. Pria berotot itu lebih dahulu berspekulasi buruk tentang Adam. Namun, gambaran darah yang mendidih hingga kepala dan sulur membiru kehijau-hijauan tidak dapat menutup kejutan di wajahnya.

As Unique as PetrichorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang