※ Parewa ※

466 77 0
                                    

Babak delapan besar sudah usai beberapa menit lalu. Menit di mana Langa menangkap langsung pertengkaran Adam dan Snake--yang membuat darah segar mengaliri sepanjang rambut hitam pemuda itu. Namun, pemuda yang dimaksud masih menyetir dengan wajah datar tanpa memperlihatkan kesakitan. Langa ingin memperingati bahwa kepala yang bocor sudah membentuk jaring-jaring hingga menyentuh kerah jas, tetapi pemilik nama panggung Snake hanya meliriknya tanpa mengucapkan sepatah katapun seolah dia tengah membuat perimeter untuk dirinya.

Tadashi Kikuchi membelenggu diri sendiri.

Sehingga Langa merasa tidak perlu andil untuk masalah ini.

Sama seperti sebelumnya, Langa tiba di villa tengah hutan dalam keadaan mata tertutup, sehingga si Rocky yang masih awam perihal seluk beluk Okinawa hanya dapat mengira-ngira di mana kawasan ini seharusnya.

Kain yang menutupi mata di lepas. Sejauh manik azure memandang, dia hanya menangkap pohon-pohon yang menjulang. Begitu memasuki kawasan--di bantu penerangan senter dari Tadashi yang tengah mengomando--batu-batu bersiborok membentuk rupa monster. Di bawah kakinya banyak dedaunan dan ranting kering yang jika diinjak menghasilkan gemerisik.

Adam menarik pinggang Langa, kemudian menyeringai seperti ingin menelisik tiap inci tubuhnya yang menghitam akibat malam. Tubuh mereka seperti satu dalam bayangan. Akan tetapi, Langa beringsut setelah melakukan perlawanan kecil sebab pria yang lebih tua tidak benar-benar menjeratnya.

"Setelah ini. Kita akan mulai bermain." Suara Adam sangat tenang seolah dia bukan pelaku busuk dari permainan konyol ini. Bahkan meskipun terang, Langa pikir sosoknya akan terlihat tidak bermasalah, hanya menonjolkan garis kesombongan.

Tadashi memberikan senter yang dibawanya ke arah Langa. Tidak tahu sengaja atau tidak, lampu senter menyorot wajah pucat Tadashi. Membuatnya tampak seperti remaja rebel yang bertujuan untuk menakut-nakuti. Jika, Reki ada di sini mungkin dia akan segera memeluk Langa karena mengira sosok Tadashi hantu.

Ah, Reki.

Langa menggeleng. "Aku punya ponsel." Dia mengangkat benda tipis seraya menghidupkan mode penerangan dan mulai melangkah, bahkan sebelum Adam menginstruksikan sesuatu.

"Good luck! My Snow." Itu kata-kata Adam sebelum ia melesak cepat melewati Langa.

Melihat Adam sudah masuk hutan terlebih dahulu, Langa menghentikan langkah dan berbalik mengamati Tadashi. "Kau akan ikut mencari Reki?"

Tadashi mengernyit untuk rasa sakit yang baru membuat pening, tetapi Langa tidak menangkap gelagat itu. Ia menyorot senter tepat ke bawah ujung pantofelnya yang mengilat, sangat tidak cocok untuk dipakai ke hutan.

Bicara soal pantofel. Kapan pemuda ini berganti pakaian begitu cepat?

"Temanmu mungkin tidak jauh dari sini. Hutan ini tidak terlalu dalam sebab Ainosuke-sama suka mengeksplor tempat ini sewaktu kecil. Kau tidak akan tersesat."

Langa mengangguk, meskipun merasa tidak membutuhkan informasi masa kecil Tuannya. Ketika Tadashi diam, Langa segera melanjutkan langkah.

"Aku akan ikut mencari juga, sebab Ainosuke-sama hanya mengawasi lewat monitor."

Langa mengira-ngira bahwa villa yang dilingkupi hutan akan tepat di depannya. Mengingat Adam mencerca Reki karena keluar lewat pintu belakang berarti ia harus mencari kediaman Ainosuke dahulu.

"Dan aku. Tidak berharap kalah." Menutup kalimatnya, Langa berbalik melihat pemuda yang berdarah di kepala itu sudah meringsek mendahuluinya.

Tak masalah Langa hanya harus memacu langkah lebih cepat.

As Unique as PetrichorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang