※ Paranoia ※

566 94 0
                                    

Langa membawa sekantong frozen food sambil merongoh ponsel yang bergetar. Simbol segitiga ditekan. Membuat lingkaran putus berputar pelan-pelan. Setahu Langa, Okinawa memiliki beberapa titik wi-fi untuk diakses gratis. Namun, koneksi di jalanan sekarang sepertinya sedang buruk.

Selagi memutus sambung koneksi berulang, barulah tulisan loading menghilang. Segera wajah paruh baya jelita nan mungil memenuhi layar. Hati Langa seperti memiliki selubung yang menganga lebar. Maka dia kayuh roda skateboard dengan keras. Menekan panggilan berkali-kali berharap rekam yang bergulir hanyalah rekayasa.

Tampilan video hanya berkisar gerak-gerik sang ibu ketika keluar dari lobi rumah sakit, tetapi Langa tahu betul video ini bentuk gertakkan.

Kumohon, jangan ibuku juga.

Roda Skateboard tiba-tiba bergulir licin. Deck berputar 180° ironisnya menabrak besi tanggung. Badan Langa terpental hampir tiga meter, setelah melakukan lompatan tak mulus. Griptape menghujam wajahnya, selama mengumpulkan tenaga agar mampu meyanggah bobot. Bearing berotasi di hadapannya. Punggung Skateboard patah terbelah dua.

Langa memungut tanpa banyak berpikir, berlari sekencang-kencangnya. Mengabaikan bau anyir yang memenuhi siku dan pelipis, bahkan ia harus berlari sambil menutup sebelah mata karena cairan lengket masuk ke mata.

Diliputi rasa takut yang nyata tentu jantung Langa tidak bisa berhenti bergemuruh. Rona pucat menghiasi tubuhnya. Pembuluh vena menyembul kala tangan memutar knop pintu.

Sosok wanita yang membesarkan Langa sampai tujuhbelas sekaligus tulang punggung yang lembut nan kaku tengah terduduk dengan kepala terkulai di meja makan. Kedua tangannya menggantung seolah tidak ada tenaga. Tubuhnya terbalut pantulan warna putih keabu-abuan. Cahaya yang membias berasal dari sinar rembulan pucat yang terpantul.

Langa berteriak mengguncang. "Ibu!" Berkali-kali. Ia tidak memiliki ketenangan perihal pemberi kartu remi yang suka bermain-main dengannya. Pihak ketiga apa? Reki Kyan apa ada hubungan dengan semua ini? Bagaimana dengan Cherry Blossom? Meskipun rangkai puzzle mereka masih belum lengkap, setidaknya pria berwajah sendu dengan bongkah emerald yang sunyi salah satu bagian rumpang di puzzle ini.

Joe terus-terusan menginterupsi bahwa polisi bukan jalan solusi ini, tetapi melihat ibunya tak kian sadar setelah diguncang beberapa kali. Apa Langa masih harus menahan diri? Lalu tanah tebal yang terciprat jika tergerus, bangunan tua yang siap memakan nyawa, ataupun deru manusia asing yang menyemangatinya akan sirna?

'S' Satu-satunya kenangan mengenai ia dengan Reki Kyan. Di hadapkan atas dua pilihan ini membuat rasa sakit mengalir seperti angin malam yang memguliti.

"Langa? Maaf, aku ketiduran."

Langa lega, tetapi apa-apaan tipu muslihat menyebalkan ini?!

Apa yang harus ia lakukan agar bisa menerima tantangan yang berhubungan dengan kartu remi ini? Apa pria bernama Adam itu benar-benar sosok joker dibalik ini semua?

"Ka-kau kenapa berdarah seperti ini?!"

Langa baru menyadari luka yang dideranya, setelah memisahkan skateboard malang yang hancur. Langa membiarkan ibunya mengobati luka. Meskipun sang ibu tampak baik-baik saja, tetapi hati dan pikiran Langa tidak kunjung tenang.

"Besok kau harus periksa di rumah sakit dahulu. Kemungkinan ada tulang yang retak."

Langa hanya mengangguk sekenanya, tidak mengubris rasa khawatir di wajah sang ibu yang entah kenapa hari ini, tidak sekikuk biasanya.

Reki, Maaf. Hadiahmu kupatahkan.

.

As Unique as PetrichorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang