Riska menahan sakitnya dengan cara memegangi dadanya terus-menerus ,tetapi teman-temannya menyadari itu juga dan, akhirnya temen-temennya menanyai dia apakah dia baik baik saja.
"Riska kamu kenapa sakit ya dadah mu?" ucap Sherly sambil memegang tangan Riska.
"Riksa kamu harus ke rumah sakit deh soalnya dari pagi kamu pucat tapi sih udah agak mendingan tapi kayaknya masih sakit ya" ucap Sherly sambil memegang tangan Riska.
"Kalau lu masih sakit banget gua anterin pulang biar lu bisa sampai rumah dengan selamat" ucap Dion dengan nada perhatiannya.
"Kayaknya kalian gak usah deh, enggak usah nganterin gua dan juga nggak perlu ke rumah sakit gue juga ada urusan pulang ini, jadi kayaknya kalian langsung pulang aja" ucap Riska sambil menahan sakit di dadanya.
"Riska biar gua antarin lu mau kemana tenang aja" ucap Dion dengan memaksa.
"Dion gak usah gue bisa sendiri gue masih bisa jalan dan juga masih bisa lihat juga ya sudahlah" ucap Riska dengan sedikit kesal.
"Heh Dion kalau Riska nggak mau ya udah nggak usah dipaksa lo ini kayaknya nyari kesempatan dalam kesempitan ya" ujar Sherly dengan sedikit marah.
"Aelah berisik kalian semua , Ayo kita pulang Gua nggak sih mau lu marah-marah lagi lu kan belum nyuci piring" ucap Evan sambil menarik Dion untuk keluar kelas.
"Tuh betul tuh sana pulang pulang" ujar Sherly sambil mendorong Dion
"Kalau gue kayaknya nungguin Sinta sih soalnya kan gua antarin Sinta pulang pergi dia juga kan masih kelahi sama si senja" ucap Rio dengan santai.
"Kalau gitu gua keluar duluan ya bye" ucapku sambil melambaikan tangan ke teman-temannya.
Tiba-tiba sinta pun datang karena ingin pulang bareng dengan Rio, tapi Sinta menyadari kalau wajahnya Riska sangat pucat.
"Loh kak Riska mau ke mana dan juga kenapa muka nya pucat banget?" Tanya Sinta dengan wajah kaget.
"Sedikit kurang enak badan aja Jadi kakak mau pulang cepat ,ya sudah kakak pulang dulu ya." Ucap Riska dengan senyuman.
"Oh iya kak hati-hati di jalan" ucap Sinta dengan sedikit gugup.
Saat Riska sudah pergi dari kelas cinta pun masuk ke dalam dan menanyai ke teman-temannya Riska.
"Kak kak Riska itu kenapa sih kayaknya pucat nya tambah?" Tanya Sinta ke teman-teman.
"Lain bertambah tapi sudah berkurang sih, tapi masih pucat kelihatannya" ucap Rio sambil menatap sinta.
"Ya Sama aja Kak" ujar Sinta.
"Heh Dion lu kayaknya nggak usah deket-deket ya sama Riska , kayaknya lu mau jadiin dia korban lu lagi ya?" Ucap Sherly dengan ngegas dan membentak Dion.
"Jaga mulutmu Sherly gue cinta banget sama Riska ,Jadi gua dapatin dia ingat itu" ucap Gion dengan sedikit amarahnya.
"Kalau Riska nggak suka sama lu gimana? kalau Dia gak cinta sama lu gimana? Lu mau paksain? Cih dasar laki-laki Cepu" tanya Sherly dengan mata tajam ke dion.
"Kayaknya lu dari kemarin halangin gua deket sama Riska ,kayaknya lu suka sama gua ya?" Ucap Dion sambil menunjuk Sherly.
"Enak banget mulut lu ngomong ya ,asal lu tau gua nggak suka cowok tipe kayak lu ingat itu" ucap Sherly sambil menyingkirkan tangan Dion di depan wajahnya.
"Apa-apaan sih ini malah ribut kaya bocah aja!!" Bentak Rio kepada teman-temannya.
"Sinta Ayo pulang dari pada disini dengar mereka ribut capek telinga gua" ucap Rio sambil memegang tangan Sinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
RISEN (ON GOING)
RomanceCERITA INI PENUH KEBUCINAN, KONFLIK,AND BERDOA SAYA SEMOGA HAPPY Ending!!! Nama gua Riska pindahan dari Desa ke kota, dan masuk ke sekolah Elite, cacian maki selalu ada di sekolah maupun di luar sekolah. Tapi Terkadang aku Bingung sama 1 cowo dia te...