31. Kenyamanan & kehangatan

254 36 8
                                    

Jangan lupa vote & komen😉
_____

Kemudian tiba-tiba Cathelin menodongkan pisau itu pada cowok berjaket yang ingin dibunuh tadi. Cowok itu pun berjalan mundur ketakutan sampai punggungnya terbentur tembok. Jarak mereka sudah hampir dekat namun Reno langsung menghentikan langkah Cathelin dan mengambil pisau itu dengan paksa.

"Hei, lo gila? Gua itu gak ngerebut ceweknya dia." Pekik cowok berjaket itu dengan ber gemetar.

"Halah, mana ada maling ngaku." Timpal cowok yang satunya itu sambil mendekat.

"Dengerin gua dulu, kemarin malam cewek lo yang ngajak gua ke hotel,"

"Terus lo mau, kan?"

"Sebentar, jadi cewek dia yang ngajak lo ke hotel?" tanya Cathelin pada cowok berjaket.

Dan cowok berjaket itu menjawab. "Iya. Ceweknya maksa gua buat nurutin kemauannya."

Cathelin menoleh ke arah cowok yang satunya lagi itu. "Kenapa lo ga sekalian bunuh cewek lo? Kan yang mulai cewek lo," sarannya dengan satu alis terangkat. Ia seperti tak punya dosa.

"Hei, lo gak boleh bicara kaya gitu," tegur Reno pada Cathelin. "Terus lo, lo pikir dengan cara membunuh itu bisa menyelesaikan masalah? Yang ada lo bakal di penjara akibat membunuh orang. Selesaikan masalah dengan kepala dingin jangan pakai emosi." Lanjut Reno kepada dua cowok itu. Cowok itu menasihati nya.

Setelah itu Cathelin dan Reno berjalan keluar dari aula. Cathelin langsung merebut pisau yang masih dibawa Reno dan cowok itu membiarkan pisaunya direbut oleh Cathelin. Pisau berwarna silver itu ramping dan terlihat cantik seperti pisau yang ada dirumah cewek berambut pirang itu. Sedari tadi Cathelin menamatinya terus lalu dia tempelkan ujung pisau pada kulit jari tangannya. Goresan kecil telah terbuat disana namun hanya ada darah sedikit yang keluar. Sesampainya di parkiran Reno kaget lantaran melihat darah di jari Cathelin.

"Mana pisaunya," pinta Reno.

"Kenapa? Ini mau gue bawa pulang." Ucap Cathelin sambil membuka tas nya.

Ketika cewek itu ingin memasukkan pisau ke dalam tas sontak Reno langsung merebutnya. Dan Reno buang benda tajam itu jauh-jauh dari Cathelin. "Lo bahaya kalau sama pisau." Katanya setelah membuang benda tajam tersebut.

Cathelin melihat Reno yang sedang naik dimotor lalu mengenakan helm itu dengan sinis. Kemudian dia menerima helm dan memakainya. Lantas Cathelin langsung naik di atas motor. Diperjalanan kedua tangan Cathelin melingkar dipinggang cowok itu. Cewek itu merasakan kenyamanan dan kehangatan ketika dirinya bersama Reno. Kedepannya Cathelin berharap agar dirinya bisa dekat dengan Reno seperti saat ini.

❀❀❀

Sore ini rupanya Saskia belum pulang dari sekolah. Dirinya keluar dari perpustakaan lalu berjalan menuju kelas untuk mengambil tas. Namun dia mendengar suara pantulan bola berasal dari dalam lapangan basket indoor tersebut. Lantas Saskia menengok di pintu, ia berharap bahwa itu Davin. Dan harapannya itu menjadi kenyataan. Benar didalam sana Davin sedang bermain bola basket dengan dua teman lelakinya. Tetapi tak lama kemudian dua lelaki itu pamitan dengan Davin untuk pulang.

Dikala itu Saskia langsung masuk ke dalam. Kali ini dia berharap agar Davin tidak menjauhi atau mengabaikan nya. Sementara Davin yang sedang men-dribble bola matanya melirik flatshoes yang tak jauh darinya. Lalu Davin mendongak dan menoleh ke arah Saskia. Davin menatap cewek berambut hitam panjang itu dengan dingin. Saskia tersenyum tipis menatap Davin.

Flower Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang