46. Menengok masa lalu

215 26 30
                                    

permisi boleh minta vote & komen?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

permisi boleh minta vote & komen?

hehe, terima kasi!❤
________

Pagi ini Cathelin sudah mengenakan seragam sekolah dengan rapih. Cewek itu duduk didepan meja rias, ia sedang mengoleskan liptint di bibirnya. Seketika ia teringat dengan kejadian semalam. Ia masih sangat amat kesal dan tak terima karena Alin dan Farel menggagalkan adegan ciuman nya dengan Reno. Lalu dia menyimpan kembali liptint di rak kosmetik nya dan bangkit. Ia bergegas menuju ke halaman rumah. Kali ini ia berangkat bersama papanya. Cathelin dan Papa Antonius duduk bersebelahan dibagian belakang lantaran Papa Antonius memperkerjakan seorang sopir pribadi.

"Papa, nepatin janji Papa semalam." Tutur Papa Antonius dengan memandang Cathelin seraya tersenyum.

Cewek mengenakan seragam serta menggendong tas hitam dibelakang itu menoleh. "Ada yang mau ku tanyakan ke Papa. Papa udah punya istri baru?"

Papa Antonius tampak sedang berpikir sejenak. Lalu ia menjawab pertanyaan putrinya.
"Setelah Papa dengan Mama kamu bercerai, Papa tidak pernah mempunyai pikiran untuk menikah lagi."

"Kenapa? Karena nggak ada perempuan yang bisa mengalahkan cantiknya Mama?"

Papa Antonius tersenyum kecil.
"Mama kamu memang cantik dan parasnya menurun ke kamu."

"Tapi, aku nggak mau seperti Mama. Aku mau... Papa bahagia."

Perkataan Cathelin barusan mampu menyentuh hati Papa Antonius. Lantas Papa Antonius tersenyum sembari mengusap-usap puncak kepala putrinya. Cathelin menginginkan papanya bahagia yang berarti dirinya tak melarang jika papanya ingin menikah lagi dengan perempuan lain, dengan perempuan yang mampu menarik perhatiannya papanya.

❀❀❀

Dan sekarang Cathelin sedang berjalan disepanjang koridor seorang diri. Tetapi, dari belakang pundaknya langsung dirangkul oleh Alin. Alin yang cerewet itu mengajak mengobrol Cathelin disepanjang jalan, meski Cathelin tak menghiraukan nya sama sekali. Cewek menggendong tas merah itu berbicara dengan gayanya, Alin terbiasa jika bicara pasti tangannya ikut bergerak seakan tangannya itu ikut berbicara. Sampai didepan kelas lantas Cathelin menepis kasar tangan Alin yang masih merangkulnya. Dan Cathelin meninggalkan nya begitu saja menuju ke bangkunya.

Alin terdiam, ia mengerucutkan bibirnya kesal karena ia dicampakkan oleh temannya. Tetapi, tiba-tiba dari belakang rambut Alin yang diikat kuda itu ditarik oleh seseorang di belakang nya. Sontak cewek itu ketarik mundur sampai dirinya menginjak kaki orang yang menariknya itu. Seketika Farel langsung melepaskan rambut Alin dan ia mengangkat kaki kiri yang diinjak tadi. Sedangkan Alin berbalik badan menatap cowok itu sambil tertawa. "Sukurin! Sakit, kan?" ledeknya dengan terkekeh.

"Wah malah ketawa. Kaki gua sakit lo injek." Balas Farel dengan ekspresi yang masih kesakitan.

"Salah siapa narik-narik rambut gue, wlee." Alin menjulurkan lidahnya lalu ia berlari kecil menuju ke bangkunya.

Flower Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang