Bagian 31: Cemburu (2)

3.7K 463 95
                                    

- "Terus, body shamming terus, lanjutin." -

Benar apa kata Minho, harusnya Chan memanfaatkan waktunya untuk cepat tidur selagi anaknya tidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Benar apa kata Minho, harusnya Chan memanfaatkan waktunya untuk cepat tidur selagi anaknya tidur. Ini masih pukul dua pagi saat dia dibangunkan Minho untuk menemani pemuda itu menjaga Jeongin yang terbangun. Padahal dia baru tidur tiga jam.

"Kamu panggilin bibi Min, Yeji, atau siapa gitu buat bantu aku. Itu Sungchan bangun juga," kata pemuda itu. Di tangan kirinya ia gendong Jeongin. Melihat itu Chan langsung bangun.

"Kamu jangan gendong dulu, belum kuat. Nanti kalau jahitannya lepas bagaimana? Sini Sungchannya."

"Ini Jeongin," Minho menarik pipi Chan yang mulai terlihat berisi. Kemudian ia tepuk-tepuk punggung pria itu, "udah, cepet. Liat dulu Sungchan di sebelah itu anaknya nangis."

Chan turun dari ranjang, pakai sandal rumah, kemudian berlari menuju kamar sebelah. Minho mengikutinya dari belakang. Sedikit tertawa karena suaminya tidak sengaja terantuk pinggiran pintu. Dasar bodoh, belum bangun sepenuhnya tapi main kabur begitu saja.

"Sungchan, anak papa, papa datang."

Ya ampun, Chan ada saja tingkahnya. Minho memperhatikan bagaimana pria itu mengeluarkan anak mereka dari box bayinya, kemudian ditimang, dan dicium pipinya.

"Itu susunya, kamu buka botolnya, terus letak di bawah situ."

"Begini?"

"Iya, terus klik tombol hijaunya sekali."

Chan mengikuti perintah Minho, menunggu susu keluar dari mesin otomatis, lalu setelah itu menutupnya. Ia teteskan susu dalam dot itu ke kulitnya, untuk pastikan kalau suhu susunya aman diminum anaknya.

"Panasnya udah pas kok," beritahu Minho.

"Saya khawatir kalau kepanasan," sahut Chan sambil mulai mendekatkan dot ke bibir Sungchan.

Minho diam dengan fokus ke side profile suaminya. Chan benar-benar peduli tentang kebutuhan anak-anaknya. Perhatiannya kemudian menyapu sekitar kamar mereka. Hampir setengah perlengkapan di kamar ini Chan yang beli atas inisiatif sendiri. Dia tidak bilang pada Minho, tahu-tahu barangnya datang. Dan semua adalah barang praktis yang bisa memudahkan pekerjaan mengurus anak.

"Kita bisa tangani sendiri," Chan tertawa kecil. Pria itu duduk di single sofa super empuk. Minho mengikuti dengan duduk di sofa lain yang berhadapan dengan Chan.

"Jeongin nggak minum?" Tanya Chan. "Mau saya buatkan?"

"Jeongin udah minum," jawab Minho dengan kepala menunduk untuk tatap bayi kecilnya yang kini tidur dengan bibir sedikit terbuka. Tawa kecil meluncur dari belah bibir tipisnya. Ia jawil bibir Jeongin gemas. Ternyata sebahagia ini punya anak.

Chan yang mendapat pemandangan macam itu tertegun. Mungkin agak berlebihan, tapi ini indah sekali. Dia ingin menangis, tapi sebelum itu terjadi ia lekas menunduk. "Udah, sayang? Oh, udah. Anak papa udah kenyang, ya? Iya, pa, duh pintarnya."

LOVE SEQUENCE | BNH [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang