Bagian 32: Psikopat

3K 458 64
                                    

- "Termasuk ngebunuh orang lain, kan?" -

Hyunjin bersiap untuk pergi antar bekal Juyeon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hyunjin bersiap untuk pergi antar bekal Juyeon. Kemarin dia sudah bilang pada pacarnya kalau dia akan antar bekal makan siang. Dibuka kembali tas bekalnya yang sudah rapi tersusun. Dia mulai overthinking takut makanannya tidak enak.

"Ma, tadi mama rasa makanannya udah enak, kan?" tanyanya. Mama Hyunjin yang sedang merapikan dapur menoleh pada anak semata wayangnya. Helaan napas jengah keluar dari wanita paruh baya itu.

"Ini udah keempat kalinya kamu tanya itu. Sekali lagi dapat piring cantik loh," kata mamanya. Bibir bawah Hyunjin turun ke bawah, cemberut. Padahal dia tanya karena khawatir masakannya tidak enak.

Mama Hwang yang lihat itu mendekati anaknya. Jujur, dia suka pengaruh yang Juyeon berikan pada anaknya. Hyunjin yang dulu tidak peduli urusan dapur kini mulai mencoba memasak, mulai bantu bersihkan rumah, dan terkadang juga bantu berkebun. Untuk yang terakhir itu katanya dia belajar dari Minho.

Hyunjin sadar diri kalau calon suaminya tidak sekaya suami Minho, jadi dia mempersiapkan diri untuk mulai terbiasa melakukan semuanya sendiri karena nantinya, mereka mungkin tidak akan tinggal dengan orang tuanya. Juyeon pasti akan membawanya ke apartemen pemuda itu. Dan di sana tidak ada maid yang akan membantunya melakukan pekerjaan rumah.

"Yakin sama mama, Juyeon itu tipe pacar yang akan bilang enak meskipun masakan kamu keasinan, kemanisan, atau nggak enak sekali pun."

"Yah, mama," Hyunjin mulai merengek. "Berarti ini masakannya nggak enak?"

"Bukan begitu, maksud mama kamu nggak perlu khawatir akan seperti apa tanggapan Juyeon. Karena dia pasti akan hargai usaha kamu."

Benar juga, baiklah, tidak apa-apa. Hyunjin meyakinkan dirinya bahwa benar masakannya enak. Dia pamit pergi dengan diantar oleh supir mamanya. Belum berani bawa mobil sendiri karena belum punya SIM. Lagipula, Juyeon tidak suka kalau dia naik mobil sendiri. Ya sudahlah, mau bagaimana lagi. Hyunjin akan mengikuti kata pacarnya dengan senang hati.

"Ini orang tua baru ada aja kerjaannya," gumam Hyunjin saat lihat grup chat mereka penuh dengan spam chat dari Minho. Si biang onar itu bilang bosan di rumah, padahal jelas ada dua bayi lucu yang bisa jadi obat.

Hyunjin tertawa geli, "kak Minho gila," umpatnya saat mendapat balasan foto Jeongin dan Sungchan yang pipinya penuh coretan bedak basah yang sudah kering. "Kalau kak Chan tau anaknya dikerjai begini bakal marah nggak ya," ia penasaran jadinya. Nanti coba diteruskan pesan ini ke Chan. Pasti akan lucu kalau Minho diprotes suami sendiri.

Begitu tiba di kantor Juyeon ternyata pria itu sudah menunggu di lobi. Juyeon menghampiri Hyunjin dan membukakan pintu untuk pacarnya.

"Aku bukan kak Minho," Hyunjin menggerutu. Juyeon memperlakukannya seperti dia Minho saja, tapi Juyeon mana peduli. Pria itu justru sedikit membungkukkan badannya untuk bilang sesuatu pada supir yang mengantar Hyunjin, "pak, nanti Hyunjinnya biar saya yang antar."

LOVE SEQUENCE | BNH [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang