Bagian 33: Minta Maaf

3.1K 475 88
                                    

- "ASTAGA, MINHO!" -

Setelah melihat anak-anaknya sebelum tidur Chan pergi ke kamarnya bersama Minho

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah melihat anak-anaknya sebelum tidur Chan pergi ke kamarnya bersama Minho. Tangannya berkacak pingga memperhatikan istri yang ia yakin seratus persen sengaja tidur di tengah-tengah ranjang. Niat betul buat orang marah.

Sosok manis di atas ranjang yang sudah menunggu Chan datang, tapi tidak kunjung ada tindakan mengintip. Namun langsung tutup mata lagi saat tahu suaminya tengah memperhatikannya. "Aku nggak mau geser," katanya. "Masih marah," lanjutnya lagi.

Tanpa banyak kata Chan naik ke atas ranjang dan menimpah setengah badan Minho hingga pemuda itu memekik. Sumpah, pekikannya bisa buat gendang telinga rubuh.

"APA SIH?!" Balas Chan tidak kalah kencang.

"SAKIIIIIIIT HUHUH... tanganku patah," rengeknya dengan kedua lengan dipeluk depan dada.

"Jangan berlebihan. Memangnya tanganmu lidi ditimpah patah," marah Chan. Kenapa drama istrinya tidak pernah berubah mulai dari awal sebelum nikah sampai sekarang sudah punya anak.

"Bukan salah tanganku, badan kamu yang kayak babon."

"Enak aja. Badan proposional kayak saya dikatain babon. Badan kamu itu mirip ikan buntal," tanpa sadar Chan ikut menggerutu.

"Body shamming!" tunjuk Minho dengan jari telunjuknya ke wajah Chan.

"Heh, tangannya. Nggak sopan kayak gitu."

"Nggak mau, aku ngambek pokoknya. Nggak usah kamu tidur sini."

Lalu pemuda manis itu menggulung tubuhnya dengan selimut. Menendang asal udara dengan kedua kakinya, lalu pura-pura menangis dan bilang, "Yang namanya Chan nggak boleh di sini."

"Berarti Sungchan juga nggak boleh," lawan Chan. Minho membuka selimutnya, "Cuma lo yang namanya Chan di sini, Sungchan nggak termasuk. Pergi lo sana!"

Chan kehabisan kata-katanya. Dulu dia ingin sekali dipanggil lo-gue oleh Minho, tapi kenapa sekarang terdengar menyebalkan dan agaknya kurang ajar.

"Oke, awas kamu ya. Saya nggak mau kasih duit lagi," ancamnya sambil berlalu menuju kamar anaknya. Minho mengintip, "IH BANG CHAN NGGAK GITU!"

Bisa gawat kalau tidak ada pemasukan. Misi Minho memenuhi lemari dengan barang branded bisa gagal, tapi Minho masih ingin marah dengan Chan.

.

.

.

.

.

Saat ini, bangun pada dini hari adalah hal biasa. Minho yang malam ini tidur sendiri merasa kedinginan, bahkan tubuhnya sempat merinding saking dinginnya.

"Selimut nggak guna," marahnya dengan kaki mencampakkan selimutnya. Memang cuma pelukan Bangchan yang mampu menghangatkannya.

"Nggak, nggak."

LOVE SEQUENCE | BNH [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang