Bagian 39: Weekend Special

4K 441 92
                                    

- "Pinggangnya encok nggak?" -

.

.

Maaf ya, tadi ada yang ketinggalan, makanya diunpublish, dan nggak bisa dibuka.

Minho duduk di depan meja rias

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Minho duduk di depan meja rias. Ini weekend dan mereka berencana menghabiskan waktu bersama; biasanya juga begitu. Tapi ada yang beda, weekend kali ini mereka habiskan bersama dua buah hati yang tadi malam ikut tidur di ranjang mereka. Itu adalah ide Chan.

Anehnya sebelum tidur pria itu justru marah-marah karena tidak bisa peluk Minho. "Masa iya anak kamu diletak di pinggir dua-dua, terus kamu yang di tengah gitu maksudnya?" Omel Minho tadi malam. 

Chan langsung senyum lebar. Sadar dia telah bertingkah kekanakan. Maaf, Chan suka lupa diri kalau sekarang dia sudah jadi ayah.

"Saya kemarin minta belikan ikat rambut sama Yeji," Chan datang sambil bawa sesuatu dari luar kamar.

Minho membalik badan saat Chan muncul dari balik pintu kamar. "Ngapain beli? Kamu lupa aku suka ngoleksi ikat rambut?"

Si pria yang rambutnya kembali dipotong cepak itu terdiam di tengah ruangan. "Oh, iya juga. Tapi saya nggak pernah lihat."

Helaan napas meluncur dari belah bibir tipis Minho. Ia tarik laci meja riasnya, lalu mengeluarkan kotak kaca ukuran L dari dalam sana.

Chan speechless, koleksi istrinya ternyata sebanyak itu. Ia mendekat dan membuka kotak, banyak sekali ragamnya. Bahkan ada jepitan mutiara di sana. Dia lirik yang dibeli Yeji, ini kalah jauh. Lebih baik simpan dalam kantong. Namun Chan terkejut saat Minho menutup kotak kaca dan menyimpannya lagi dalam laci.

"Loh, nggak diambil?" Tanya Chan bingung.

"Ikat pakai punya kamu aja," suruhnya. Dia kembali arahkan badan lurus ke depan. Menghadap kaca meja rias dengan pandangan lurus pada Chan. Siap untuk didandani suaminya.

"Hati-hati, jangan sampai kena bekas jahitannya."

Senyum lebar menghias bibir Chan. Dia iyakan peringatan itu, lalu kembali keluarkan pita yang dia beli, dan ambil sisir dari tangan Minho. Pria itu sok ngide mau ikat rambut Minho seperti Hyunjin.

Hyunjin trendsetter no debate.

Sebenarnya agak was-was Chan si amatir dibiarkan mengikat rambutnya yang baru saja luka, tapi melihat antusiasme suaminya Minho tidak sanggup menolak.

"Kalo sakit bilang ya," gumam Chan. Ekspresinya sangat serius. Pegangan pria itu dirambutnya juga sangat hati-hati, sangat lembut, dan nyaris tidak terasa.

Butuh waktu cukup lama untuk menunggu hasilnya. Minho pegang rambutnya yang sudah diikat. Chan berdiri satu langkah darinya untuk lihat lebih jelas.

"Daripada punya Hyunjin, ini lebih mirip air mancur depan rumahkan ya, sayang?"

LOVE SEQUENCE | BNH [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang