Bagian 18: Peduli

3.9K 525 216
                                    

- "Tidur nyenyak, sayang." -

.

.

Jangan lupa komen di postingan pak Chan di akhir chapter. Enjoy bacanya, guys.

Esoknya, sekitar pukul lima sore Chan pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Esoknya, sekitar pukul lima sore Chan pulang. Sudah disambut Minho dengan senyum manis yang Chan paham betul ada maunya. Dia meringis kecil. Tetap lanjut jalan menuju pintu utama rumah mereka.

"Heheh."

Aneh, tawa yang seperti ini yang patut dicurigai dari seorang Lee Minho. "Kamu kenapa?" Tanya Chan. Ia berikan tasnya pada Yeji untuk diletakkan di ruang kerja.

"Mau bilang makasih," jawab Minho. Senyumnya tidak pernah lepas.

Wajah Chan seolah menggoda. Alisnya naik sebelah, sementara sudut bibirnya terangkat sedikit.

Tadi pagi kurang lebih pukul sepuluh sebuah mobil berwarna putih diantarkan ke rumah. Chan benar-benar membelikannya. Minho jadi penasaran kapan waktu Chan memesannya.

"Suka?"

"Suka."

"Bisa ngendarainnya?"

Minho tersenyum manis. Sambil menggeleng dia bilang, "nggak."

Chan terkekeh. Lagipula sudah rahasia umum kalau Minho tidak bisa menyetir, tapi biarlah. Biarkan dia senang karena bisa ganti mobil kalau jalan-jalan dengan supirnya.

"Mau minum apa? Biar aku buatin," tawar Minho. Dia ikuti ke mana pun Chan pergi. Ternyata pria itu menuju kamar sebelah tangga yang sedang dibersihkan. Mereka akan pindah ke kamar itu malam ini karena tidak memungkinkan bagi Minho untuk naik ke lantai dua di usia kehamilannya yang semakin tua.

"Tiba-tiba banget?" Kejut Chan. Dia melongokkan kepalanya ke dalam kamar. Nuansanya dibuat semirip mungkin dengan kamar mereka di atas. "Bi, pakaiannya nggak usah semua dipindahkan, yang penting-penting aja." Chan berbicara dengan kepala asisten rumah tangga di rumah mereka. "Banyakin baju Minho aja. Nanti saya kalo butuh biar ambil sendiri ke atas."

"Chan, aku serius." Minho merasa diabaikan untuk sejenak.

"Jangan repot-repot. Nanti kalo mau minum saya bisa minta buatin Jungwoo," Chan memegang pinggang Minho. Mengambil kesempatan mengusap perut besarnya sebentar dan mengecup dahinya sayang.

"Kamu wangi banget," komentarnya. Minho akhir-akhir ini lebih sering pakai cologne daripada parfum, tapi harumnya justru lebih terasa.

"Aku beli cologne baru. Coba cium, suka nggak?" Minho dekatkan pergelangan tangan kirinya ke hidung Chan. Mencoba memberitahu suaminya tentang harum colognenya.

"Hm, lebih lembut daripada biasanya," Chan mengendus pergelangan yang lebih kecil dari miliknya itu. Memegangnya pelan dan lebih didekatkan lagi ke hidungnya, "saya suka," katanya sambil senyum.

LOVE SEQUENCE | BNH [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang