°•TYPO BERTEBARAN•°
Jan lupa vote n komen iyyaHAPPY READING 📖
°°°
Pagi hari di rumah keluarga Stephanie dikejutkan dengan kehebohan dari putri satu-satunya di keluarga tersebut.
Seorang balita mungil yang berusia 2 tahun itu sedang meneriaki nama sang bunda.
"UNDAA BABA KANG HUAAA" (bunda Abang nakal huaaa) . Terlihat seorang bayi mungil berlari ke arah Azev.
Azev yang sedang memasak di dapur dengan cepat mematikan kompor dan menghampiri sang anak. Di peluk dan di gendong nya bayi tersebut oleh Azev. Ia menenangkan anaknya dengan cara menepuk-nepuk pantat anaknya.
"Ssttt cup cup sayang. Jangan nangis lagi ya tenang dulu jangan nangis oke? Anak bunda gak boleh nangis"
Begitulah Azev, ketika semua ibu menanyakan apa yang terjadi dengan anaknya Azev justru memilih menenangkan dulu sang anak. Ketika sudah tenang baru menanyakan nya, alasan Azev adalah karena apapun yang di jelaskan dengan emosi dan kesedihan semua tidak akan jelas dan tidak akan selesai karena semua didasari dengan emosi.
Ketika di rasa anaknya sudah tenang, ia berjalan kesofa. Di pangku nya sang anak dan di elusnya surai hitam legam milik sang putri.
"Udah tenang hm? Ssttt jangan nangis lagi" ucap Azev sambil menghapus air mata yang mengalir di pipi anaknya.
"Udah tenang kan? Sekarang bunda tanya boleh?" Tanya Azev. Putrinya mengangguk.
"Fara sayang, anak perempuan bunda satu-satunya, anak bunda yang paling cantik. Fara kenapa bisa nangis hm? Siapa yang nakalin kamu?" Tanya Azev dengan lembut.
Iya dia putri Azev satu-satunya. Ghifara Bintang Dirattama Aryuda, anak perempuan yang paling ia jaga dan paling ia dan keluarga sayang.
Jika semua ibu menanyakan dengan tegas, beda dengan Azev. Ia lebih memilih menanyakan pertanyaan dengan lembut, eits jangan lupakan pujian di depannya.
"U-unda baba kang. Aca adi aya itut ain nda oyeh" adu Fara. (bunda Abang nakal. Masa tadi Fara ikut main ngga boleh) .
Azev terkekeh, mendengar aduan kecil serta kecedelan putrinya membuat ia gemas dengan putrinya.
"AAAAAA UNDA EAPA EAWAA CIHH. AYA ADI ECEL" teriak Fara kesal ketika sang bunda menertawai nya. (AAAAAA BUNDA KENAPA KETAWA SIHH. FARA LAGI KESEL) .
Hey siapa yang tidak gemas dengan bayi didepannya ini? Wajah merah, pipi di gelembungkan dan bibir yang di kerecutkan yang menambah kesan gemas sang anak. Ingin rasanya Azev mencium dan memeluk Fara seharian.
Ia mulai menetralkan wajahnya mesti ia masih ingin tertawa. Bisa-bisa kena marah saya.
"Abang siapa yang nakal hm?" Tanya Azev.
"Baba ayi" jawab Fara.
"Lah? Itu kan twins kamu dek ngapain gak ngebolehin kamu main?" Tanya Azev.
"Unda awo aya au aya da iyang unda" jawab Fara kesal. Azev terkekeh. (Bunda kalo Fara tau Fara ngga bilang bunda) .
Memang, kadang Azev ngeblank dan kadang ia juga suka bercanda guna sedikit mencairkan suasana.
"Hahaha iya juga ya, yaudah sebentar"
"FARII, FARI SAYANG SINI NAK" teriak Azev.
Ghifari Chandra Dirattama Aryuda, anak ketiga Azev yang selalu mengusili sang adek.
"Apa da?" Tanya Fari dari arah tangga.
Azev dan Fara menoleh. Ia melihat Fari, Saga, dan El di sana.
"Sini" ucap Azev sambil melambaikan tangan nya. Mereka mendekat.
"Duduk" titah Azev.
"Fari sayang, anak laki-laki bunda paling ganteng juga paling bandel. Kamu apain Fara hm?" Tanya Azev dengan lembut.
"Harus jujur" titah Azev.
"A-ari da oyeh i aya ain" jawab Fari. (Ari ngga boleh i Fara main)
"Kenapa?" Tanya Azev.
"Ari inin aiyi aya unda" jawab Fari. (Fari ingin jaili Fara bunda) .
"Kamu tahu apa yang kamu lakukan itu salah?" Tanya Azev. Fari mengangguk.
"Kamu tahu kalau kelakuan kamu buat Fara menangis?" Tanya Azev. Fari mengangguk.
"Tahukan apa yang harus kamu lakukan?" Tanya Azev. Fari mengangguk.
Fari mendekat ke arah Fara, di peluknya sang adek dan di cium nya pipi sang adek.
"Aya ayang, aain baba ya" ucap Fari. (Fara sayang, maafin Abang ya) .
Fara mengangguk, dibalasnya pelukan sang Abang.
Azev tersenyum melihat interaksi anaknya. Ia merasa anaknya kelak akan mengetahui arti kekeluargaan, walau terkadang sering menjaili dan dijaili satu sama lain.
"Udah, sekarang udah baikan kan? Laper gak nih? Kalo laper, come on kita makan" ajak Azev.
Anak-anaknya berbinar mendengar kata "makan" . Segera Fara dan Fari berlari ke arah meja makan.
Azev terkekeh melihat tingkah twins nya. Ia segera menyusul mereka di ikuti Saga dan El.
"Bunda masak apa?" Tanya El.
Adzriel Baraska Alexander, putra sulung Azev yang berusia 6 tahun.
"Bunda masak apa aja yang ada di dalam kulkas. Bunda lupa beli bahan masakan, jadi makan seadanya ya sayang" ucap Azev.
"Da da ucah cedi ita uta o iya an?" Tanya Fari yang di angguki saudara-saudaranya. (Bunda ngga usah sedih, kita suka kok iya kan?) .
"Iya bunda, apapun masakan bunda, kita semua suka kok asal bunda yang masak kalena masakan bunda itu nomor satu dan tiada tanding" jawab Saga cedel karena belum bisa mengucap huruf "r" dengan jelas.
Sagara Tristan Dirattama Aryuda, anak kedua Azev yang berusia 4 tahun.
Azev terharu dengan tingkah dewasa anak-anaknya. Ia merasa bangga karena sudah mendidik anaknya dengan baik. Ia bangga karena ia tidak gagal dalam mendidik sang putra dan putri nya.
"Yaudah ayo makan" ajak Azev.
"Harus habis ya, kalo ngga di habisin mubazir nanti bisa-bisa ayam tetangga mati kalo mati karena kalian nanti kalian yang dosa karena itu termasuk pembunuhan" ucap Azev.
Itulah Azev, ia selalu menakuti anaknya guna mengajarkan anaknya dengan hal-hal baik.
Mereka mengangguk dan mulai memakan makanannya dengan khidmat.
"Ya Allah terimakasih karena engkau sudah menitipkan dan mempercayakan amanah ini kepada hamba. Insyaallah hamba akan menjaga amanah dan merawat amanah dari engkau dengan sebaik-baiknya. Walau nyawa hamba yang jadi taruhannya" batin Azev dengan tersenyum. Ia bersyukur karena dikaruniai seorang putra dan putri seperti mereka.
----
Alhamdulillah akhirnya lesai juga. Gimana sih ceritanya menurut kalian? Semoga suka ya. See u next part🦋.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUN, I LOVE U !! [END]
Random!!#BELUM DIREVISI#!! Seorang wanita umur 27 tahun yang berjuang mati-matian demi ke 6 anaknya tanpa bantuan dari sosok suami. Akankah dia bisa menghidupi kebutuhan dirinya juga anaknya? Akankah hidup dia bahagia? Yuk simak kisahnya. Note : Ini kisa...