Tak terasa sudah 3 hari Azev dan keluarganya berada di Demak. Hari ini yang harusnya mereka pulang ke Semarang justru mereka akan pulang ke Medan.
Iya, Arva mendapat telepon kalau hari ini dia dan adek adeknya harus ke sana!. Azev yang gelisah pun sering melamun saat membereskan barang-barang.
"Bunda? Bunda kenapa?" Tanya El. Azev yang tersadar lantas tersenyum.
"Bunda gapapa sayang, udah beres semuanya?" Tanya Azev. El mengangguk.
"Udah bunda" jawab El. Azev mengangguk.
Azev lantas menggandeng tangan anaknya dan berjalan keluar sembari membawa kopernya. Sampai di bawa dia melihat para Abang, kakak, anak-anak, mama, sahabat serta adeknya tengah berkumpul.
Azev tersenyum dan mulai menghampiri Cellyn, sahabat sekaligus twins dia.
"Cell Jeje izin pergi ya, kenangan kita selama tiga hari jangan di lupain oke? Kalau ada apa-apa juga jangan lupa kabarin Jeje. Nitip mama ya Cell sayang" ujar Azev sambil tersenyum.
"Pasti Je, Jeje juga baik-baik disana ya. Jaga kesehatan dan nitip keponakan Cellyn" ucap Cellyn. Azev mengangguk, mereka lantas berpelukan.
Azev bergeser dan menatap Queen, tetangga sekaligus adeknya.
"Queen sayang jaga diri baik-baik ya, nitip mama sama keponakan teteh. Jagain dia kaya kamu jaga diri kamu oke? Jangan lupain teteh dan ingat kenangan kita sebagai obat rindu kamu yya" ujar Azev.
"Pasti teh, Queen juga nitip keponakan Queen ya. Jujur Queen belum siap di tinggal kalian tapi kalo Queen larang perpisahan akan tetap terjaga bukan? Jaga diri baik-baik ya teteh sayang" ucap Queen tulus.
Mereka lantas berpelukan dengan cukup erat. Berat rasanya Queen melepaskan tetehnya pergi, tapi mau gimana lagi.
Azev bergeser dan menatap sang mama. Ia mulai meneteskan air matanya.
"Ma, baru aja Azev ketemu sama mama tapi kita udah berpisah aja hehe. Mama jaga diri baik-baik ya kalo ada apa-apa jangan sungkan-sungkan buat hubungi Azev. Kalo mama kangen kita nanti kita datang kesini atau ngga mama kesana biar kita jemput ya. Mama jujur Azev gak siap berpisah sama mama, zev masih kangen sama mama, zev pengen manja sama mama, tapi, tapi zev harus ikut Abang. Zev mau menjadi saksi kesuksesan Abang ma, doain kita ya" ujar Azev.
Ratu tersenyum, jujur juga ia berat melepas anak-anaknya namun ini demi masa depan mereka. Jujur ia masih mau bermanja ria bersama ketiga anaknya tapi takdir berkata lain.
"Sayang, masih ada hari esok. Kalo kangen mama sebut aja nama mama di setiap bait doa kamu ya, insyaallah mama baik-baik aja disini. Kamu disana jaga kesehatan ya, jagain cucu-cucu mama juga. Kalian pulang harus sehat oke?" Ujar Ratu. Azev mengangguk.
Mereka berpelukan sangat erat, Ratu mengelus kepala Azev yang tertutup jilbab. Melepas anak-anak demi masa depan mereka itu adalah hal yang berat. Namun seorang ibu harus ikhlas demi kesuksesan mereka.
"Ma Arva izin ya, mama jaga diri baik-baik disini. Insyaallah kita akan cepat pulang" izin Arva.
"Nak jagain adek adek mu. Sekarang dia tanggung jawab mu apalagi Azev, ia tidak punya suami yang berarti semua tanggung jawab dia ada didiri kamu. Kamu jagain putri-putri mama dengan baik ya. Jagain menantu dan cucu-cucu mama dan kamu juga jaga diri baik-baik. Pulang harus dengan kondisi selamat oke?" Ujar Ratu. Arva mengangguk.
"Baik ma, mama jangan khawatir insyaallah Arva jagain mereka" ucap Arva.
Mereka semua masuk kedalam mobil. Penerbangan akan berlangsung sebentar lagi jadi mereka harus bergegas.
°°°
Setelah melakukan perjalanan beberapa jam lamanya, akhirnya mereka sampai di rumah yang di beli Arva.
Cukup besar karena mereka akan tinggal bersama dan pasti akan membutuhkan rumah yang cukup besar dan luas.
"Ayo masuk" ajak Arva.
Mereka mengangguk dan berjalan masuk.
"Assalamualaikum" ucap mereka.
Dengan tangan yang menggenggam tangan anak-anaknya Azev terkesima dengan dekorasi rumah baru mereka. Sangat luas dan sedikit mewah namun masih terkesan sederhana.
"Bang ini serius? Luas banget pasti mahal" ujar Azev.
"Ngga ada yang mahal kalo menyangkut kalian, harga tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kebahagiaan kalian semua" ucap Arva.
Mereka tersentuh dengan ucapan Arva, sebegitu sayang dan tanggung jawabnya seorang Arva.
"Yaudah, Abang sama Celvin masuk dulu ya mau nidurin twins A oiya Abang juga udah siapin kamar kalian masing-masing dan untuk Azev Abang udah kasih pintu penghubung antara kamar kamu dan anak-anak kamu jadi kamu bisa mantau mereka kapanpun" ujar Arva.
"Dan ya di kulkas udah ada bahan masakan dan camilan jadi kalau lapar ambil aja camilan di kulkas dan kalau pengen makan beli delivery aja Abang udah siapin HP khusus buat kepentingan kita semua" lanjut Arva.
Azev melongo, sebegitu pedulinya sang Abang kepada dirinya dan anak-anaknya? Bukan cuma Azev, bahkan Fio, Zea, Celvin dan anak-anak Azev juga melongo mendengar ucapan Arva. Sebegitu sayang dan tanggung jawabnya kah dia pada mereka? Bener bener cowok idaman!.
"Dek Abang perhatian banget ya, kita udah di kasih rumah yang mewah, tempat tidur, dan semua kebutuhan kita juga Abang penuhin" ujar Zea.
"Iya kak, zev gak nyangka Abang yang dulunya tengil setengah mati sekarang jadi dewasa dan bertanggung jawab" jawab Azev.
"Teh Fio Abang teteh kasih apa bisa berubah secepat itu?" Tanya Azev.
"Dek jangan ngadi ngadi, teteh aja bingung kenapa Abang mu bisa kaya gitu. Gak habis pikir sih emang bener Abang mu yang tengilnya setengah mati sekarang malah jadi lebih dewasa dan bertanggung jawab kaya gini. Terkejoett teteh tuh" jawab Fio.
Azev terkekeh, teteh nya ini ada-ada saja. Dia heran namun juga bersyukur ada perubahan di diri sang Abang, tapi dalam hatinya ia juga rindu ketengilan sang Abang.
"Bunda lapel" rengek saga.
"Eh? Anak bunda laper ya? Mau makan apa? Nasi apa camilan?" Tanya Azev.
"Eumm makan nasi aja, Saga pengen makan itu bukan camilan" jawab Saga.
"Yaudah bunda bikinin ya, tunggu di ruang TV dulu bunda mau masak dulu" ujar Azev.
"Masak bareng sekalian zev, udah jam makan malam mending sekalian ya kan" ucap Zea.
"Iya sih, yaudah ayo" ajak Azev.
Saat mau melangkah, mereka di kejutkan dengan suara bariton seseorang. Mereka menoleh dan mendapati Arva juga Celvin kembali dari kamar twins A.
"Kalian mau kemana?" Tanya Arva.
"Mau masak Abang ku sayang" jawab Azev.
"Ouhh, apa gak sebaiknya delivery aja dek?" Ujar Arva.
"Ngga ah, masak habis perjalanan kita makan makanan luar? Kan sebaiknya makan makanan sendiri bang" jawab Azev.
"Tapi nanti kalian yang capek, masa habis perjalanan langsung masak?" Tanya Arva.
"Udah bang gapapa, ayo zev teh" ajak Zea.
Arva hanya bisa mengalah, berdebat dengan perempuan tidak akan ada habisnya biarlah mereka melakukan apapun sesuka hatinya.
----
See u next part🦋.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUN, I LOVE U !! [END]
Random!!#BELUM DIREVISI#!! Seorang wanita umur 27 tahun yang berjuang mati-matian demi ke 6 anaknya tanpa bantuan dari sosok suami. Akankah dia bisa menghidupi kebutuhan dirinya juga anaknya? Akankah hidup dia bahagia? Yuk simak kisahnya. Note : Ini kisa...