PART (20)

360 44 0
                                    

Disini lah mereka berada, di salah satu tempat duduk caffe Azev. Mereka sibuk dengan makanannya masing-masing.

Saga dan El yang sibuk dengan Vano, Aarizh dan Aarish yang sibuk dengan Xander dan Ghifara dan Ghifari yang sibuk dengan Zella.

Iya, sebelum Dika datang, Xander Vano dan Zella lebih dulu datang. Mereka mengajak Xander Vano dan Zella makan bersama.

Dika melihat kedua anak kembarnya tengah asik dengan Xander pun merasa cemburu. Ia tidak suka jika anak laki-lakinya dekat dengan pria lain padahal dia sendiri adalah ayah biologis nya.

Dika melihat Azev, ia tersenyum kecut ketika melihat Azev yang terkekeh dengan tingkah laku twins A dengan Xander. Penyesalan kian menjadi di diri Dika, ia sangat sangat menyesal dulu sudah menyia-nyiakan Azev.

Aarizh melihat sang ayah, ia tersenyum miring karena berhasil memanas-manasi Dika.

"Om suapin" pinta manja Aarizh.

Xander terkekeh, ia pun mulai menyuapi Twins A bergantian.

Dika semakin tidak terima, tangannya terkepal kuat hingga memperlihatkan otot-otot tangannya.

"Mas Dika" saat tengah berusaha mengontrol emosi nya, ia dikejutkan dengan teriak melengking seorang wanita.

Mereka menoleh, dilihatnya seorang wanita bergamis maroon dengan kerudung pashmina hitam, sepatu senada dengan kerudung nya dan tas berwarna hitam juga jangan lupakan senyum manis yang menghiasi wajah cantiknya.

Dika menatap wanita itu heran. Wanita tersebut mendekat kemeja mereka dan tersenyum canggung.

"Siapa ini mas? Temen-temen kamu?" Tanya wanita tersebut.

"Gausah kepo" jawab Dika singkat.

Wanita tersebut tidak mempedulikan ucapan Dika, ia beralih menatap Azev, Xander, Vano, Zella dan anak-anak Azev bergantian.

"Kalian temannya mas Dika ya? Kenalin aku Syifa Fauziah Latiff panggil aja Syifa, aku calon istrinya mas Dika" ucap wanita tersebut yang diketahui bernama Syifa.

Azev tersenyum, ia kira Dika sudah menikah dan mempunyai anak lagi eh ternyata salah justru Dika akan segera menikah.

"Aku Azevaira Vergaza Stephanie panggil aja Azev. Ini Xander itu Vano dan itu Zella" ucap Azev.

"Dan ini anak-anak aku, sayang perkenalan gih" lanjut Azev.

Anak-anak Azev menatap Syifa dengan berbagai tatapan. Ada yang kagum, senang, dan juga sinis.

"Assalamualaikum tante, nama aku Saga" ucap Saga.

"Assalamualaikum tante, nama aku El" ucap El.

"Assalamualaikum tante, nama aku Fara" ucap Fara.

"Assalamualaikum tante, nama aku Fari" ucap Fari.

"Assalamualaikum tante, nama aku Aalish" ucap Aarish.

"Wa'alaikumsalam, kenalin nama tante Syifa" ucap Syifa.

Syifa menatap Aarizh, ia penasaran dengan nama anak kecil yang tampan nan dingin itu.

Azev yang tau kalo anak bungsunya belum memperkenalkan diri pun mengelus pundak anaknya. Aarizh melihat Azev dan Azev pun tersenyum dan mengangguk.

"Aalizh" ucap Aarizh singkat.

"Eh maafin anak aku ya, Aarizh emang gitu anaknya. Dingin, cuek, singkat, irit, dan bomat adalah sikap nya" ucap Azev merasa tidak enak. Syifa tersenyum.

"Gapapa aku maklum" balas Syifa.

"Eh yaudah ayo sini gabung, kita makan bareng" ajak Azev.

Aarizh menatap sang bunda tidak suka, ia sangat tidak suka dengan Dika dan sekarang ada Syifa. Ia makin tidak suka dan eneg.

Aarizh berdiri dan berjalan meninggalkan mereka.

"Aarizh mau kemana?" Tanya Azev.

"Kamal" jawab Aarizh singkat.

Azev tersenyum canggung dan meminta maaf kepada orang yang ada disana.

°°°

Azev merasa tidak tenang, ia pun pamit undur diri sebentar.

"Eum aku permisi sebentar ya" pamit Azev.

"Mau kemana ra?" Tanya Xander.

"Kamar" jawab Azev tanpa mengeluarkan suara.

Xander ber'oh' dan mengangguk. Azev pun berdiri dan berjalan meninggalkan mereka.

Dika menatap kepergian Azev, ia juga merasa tidak tenang. Ia teringat dengan anak bungsu laki-lakinya.

Saat sampai di depan pintu kamar, Azev membuka pintu perlahan dan melihat anak bungsu laki-lakinya tengah menatap jalanan di pintu balkon nya.

Azev menutup pintunya perlahan dan menghampiri sang anak. Di elusnya rambut sang anak dan tersenyum.

"Anak bunda kenapa hm?" Tanya Azev dengan lembut.

Dia tau anaknya dilanda ketidak sukaan, ia ingin anaknya mengungkapkan semuanya dengan dirinya.

Aarizh menatap Azev sekilas dan kembali menatap jalanan.

Azev menghela nafas panjang dan menutup mata nya sebentar. Di detik kemudian, ia berjongkok dan memeluk anak bungsu nya erat-erat.

"Kamu ada masalah apa hm? Kamu gak suka sama siapa? Sini yok cerita sama bunda, bunda mau kamu tumpahin semuanya ke bunda" ujar Azev lirih.

Aarizh yang awalnya tidak membalas pelukannya namun setelah mendengar ucapan Azev yang di sertai bibir bergetar pun merasa tak tega, ia membalas pelukan sang bunda tak kala erat.

"Aalizh gapapa bunda" balas Aarizh singkat.

"Bohong, bunda gak pernah ajarin kamu bohong sayang. Bunda gamau kamu dan anak-anak bunda yang lain nyembunyiin sesuatu dari bunda, come on sayang jangan di pendem" ujar Azev sambil melepas pelukannya.

"Bunda gamau anak-anak bunda punya rahasia yang bunda gak tau. Iya tau kalian punya privasi tapi setidaknya cerita ke bunda ya biar kalian agak lega. Katanya bunda rumah kalian, tapi kenapa gak ada satu pun yang cerita dan jadiin bunda tempat berpulang? Sayang gunanya seorang ibu itu menjadi tempat tumpahin semua curahan anaknya, terus kalau kalian gak tumpahin semua ke bunda apa gunanya bunda? Ayo ya jujur sama bunda, ini bunda sayang bunda kalian bukan orang asing" lanjut Azev.

Aarizh menghela nafas panjang, ia selalu saja kalah telak. Bundanya selalu membuat dia atau saudara-saudaranya mengungkapkan semuanya.

"Aalizh nda suka sama Daddy Dika dan tante Syifa" ucap Aarizh singkat namun penuh kejujuran.

Azev tersenyum, ia tau anak-anaknya pasti akan jujur kepada dirinya walaupun harus dipaksa dulu. Ia juga sudah tau, dari tatapan Aarizh juga sudah terbukti kalo anak itu sangat tidak menyukai Dika dan Syifa calon istrinya.

"Gak boleh gitu, Daddy Dika itu Daddy kalian dan Tante Syifa itu bakal jadi bunda tiri kamu. Kamu gak boleh gitu ya, iya gak suka gapapa tapi harus tau etika ya sayang" ujar Azev.

"Tapi-"

"Kalau attitude kamu masih kaya gitu nanti bunda yang salah dek, bunda tau ini terlalu mengekang tapi kamu juga harus tau ya. Emang kamu mau bunda di hina karena di tuduh gak bisa ngurus anaknya? Ngga kan? Jadi kamu harus menjunjung tinggi attitude kamu di manapun dan sama siapapun itu ya" potong Azev.

Aarizh yang mendengar nasehat bundanya itupun mengangguk. Azev yang melihat anaknya patuh pun mencium pipi nya.

"Bunda aalizh gamau turun" ucap Aarizh singkat.

"Iya gapapa, kita disini aja nanti juga saudara-saudara kamu bakal kesini" balas Azev.

Aarizh tersenyum tipis, sangat tipis. Ia sangat beruntung punya bunda seperti Azev, sabar, lembut, dan tegas adalah ciri khas seorang Azevaira.

----

Double up nih, lama ga up jadi ku double yya. Kangen anak-anak bunda gak nih? Kuy ajak teman-teman kalian buat baca cerita ini, sekalian share cerita ini ke medsos kalian biar ini cerita rame dan banyak pembacanya.
See u next part all🦋.

~Gfmuuu
12 September 2021

BUN, I LOVE U !! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang