Chapter 8

815 89 12
                                    

Hari ini Yunho menjalani terapi pertamanya dan Jaejoong menemaninya dengan setia. Jaejoong mendorong kursi roda yang Yunho gunakan menuju salah satu ruangan dokter syaraf bernama Park Yoochun.

Tok tok tok

"Silahkan masuk"

Jaejoong membuka pintu dan mendorong kursi roda Yunho ke dalam ruangan itu.

"Selamat pagi Yunho-ssi, Karam-ssi. Nama saya Park Yoochun, saya yang akan menggantikan Ji Sukjin uisanim karena beliau sedang bersekolah lagi untuk mendapatkan gelar profesornya. Sebelumnya anda pasti sudah datang kepada beliau. Untuk saat ini saya memerlukan data kesehatan Yunho-ssi ketika masih ditangani oleh Sukjin uisanim" Yoochun tersenyum pada mereka.

"Sebentar uisanim" Jaejoong membuka tas selempang yang dipakainya dan menyerahkan sebuah map putih kepada Yoochun.

Yoochun terlihat serius membaca setiap tulisan tentang kesehatan Yunho. Setelah selesai Yoochun mengambil pulpen dan menuliskan sesuatu di map tersebut.

"Baiklah mari kita mulai terapinya Yunho-ssi. Suster tolong siapkan alatnya" ujar Yoochun. Dia kemudian mengambil palu kecil dan berjongkok di depan kaki Yunho. Dipukulkannya palu kecil tersebut pada tulang kering Yunho.

"Sakit?" tanya Yoochun. Yunho hanya menggeleng, Yoochun memukulnya lebih keras tapi Yunho masih tidak menunjukkan reaksi apapun.

Yoochun berpindah dan memukul lutut Yunho, dan Yunho mengernyit. Dipukulnya lebih keras lagi dan hal itu membuat Yunho terlonjak kaget. Yoochun tersenyum melihat reaksi Yunho. Yoochun mengisyaratkan suster untuk memindahkan Yunho ke tempat tidur.

Jaejoong membantu memindahkan Yunho dan membaringkannya ke ranjang rumah sakit. Setelah itu Yoochun mengambil salep, mengoleskannya pada kaki Yunho dan memijitnya.

Selang beberapa menit Yunho berpindah ke ruangan yang lebih besar. Terdapat tempat berbentuk jembatan, kanan kirinya terdapat pegangan tangan dengan alas dari batu-batu hitam kecil yang mengkilat. Yunho berdiri di tengah-tengah dan mulai mencoba untuk melangkahkan kakinya. Namun sepertinya kakinya masih kaku sehingga dirinya beberapa kali jatuh.

Jaejoong sedikit terpesona dengan kegigihan Yunho. Meskipun jatuh beberapa kali Yunho akan bangkit lagi demikian seterusnya. Wajah Yunho yang serius saat melakukan sesuatu menjadi daya tarik tersendiri. Keringat yang membasahi tubuhnya menimbulkan kesan sexy. Tanpa disadarinya tempat terapi itu sudah penuh dengan yeoja.

Di sekeliling Jaejoong muncul banyak orang yang didominasi oleh perempuan sedang berbisik-bisik memuji ketampanan Yunho dan begitu disayangkan namja setampan itu lumpuh dan buta. Jaejoong yang mendengarnya lalu mempoutkan bibirnya tidak suka. Bagaimana bisa wanita-wanita itu memuji Yunho dan langsung menjatuhkannya. Dasar yeoja-yeoja ganjen huh!

"Arrgh..." terdengar teriakan dari Yunho. Jaejoong langsung berjalan menuju Yunho yang nyaris jatuh namun dirinya berpegangan erat pada suster dan pinggiran jembatan.

"Saya rasa terapinya cukup sampai disini, besok bisa kita lanjutkan lagi. Anda sudah bekerja keras Yunho-ssi. Sampai bertemu besok" ucap Yoochun sambil tersenyum.

"Karam-ssi anda perlu melakukan pijitan terhadap kaki Yunho-ssi secara teratur agar kakinya tidak kaku" kata Yoochun

"Baik uisanim akan saya lakukan" ujar Jaejoong sembari tersenyum lima jari.

Jaejoong akhirnya pamit dan berjalan menuju mobil keluarga Jung yang sudah menunggu di depan rumah sakit.

.

.

.

Di dalam mobil Yunho terlihat memejamkan matanya. Badannya terasa sakit semua, terutama bagian pinggul ke bawah. Damn! kakinya kaku, susah sekali untuk berjalan. Tiba-tiba dirasakannya sesuatu yang basah dan sejuk di sekitar wajahnya. Seseorang sedang membersihkan wajahnya dengan tissue basah. Akhirnya dia membuka matanya.

YOUR VOICE {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang