Chapter 19

1K 103 4
                                    

Jaejoong terbangun dengan Yunho yang masih memeluknya erat. Perlahan Jaejoong menyingkirkan tangan Yunho yang melingkar erat di pinggangnya dan beranjak menuju kamar mandi. Setelah mencuci muka Jaejoong keluar dari kamar mandi dan dilihatnya Yunho masih terlelap.

Jaejoong berjalan menuju kamar Yunho. Sesampainya di sana dibukanya laci meja nakas dan diambilnya ponsel Yunho. Dibukanya folder photo Karam kemudian mulai diperhatikannya satu persatu. Jaejoong terus menggeser layar sentuh ponsel itu sampai didapatinya sebuah photo yang membuat matanya terbelalak tak percaya.

Di photo itu Karam tersenyum ke kamera, namun perhatian Jaejoong jatuh pada kalung yang dipakai Karam. Sebuah kalung salib dari batu giok berwarna hitam dengan hiasan permata di setiap pinggirannya.

Kalung yang dulunya melingkar di lehernya. Kalung pemberian appa Kim sebagai pemberian terakhir sebelum beliau meninggal.

Jaejoong selalu menganggap jika Hyunjoong adalah ciuman pertamanya. Karena dia hanya menganggap kejadian dengan namja misterius saat itu hanyalah sebuah kecelakaan.

Jadi namja itu adalah Yunho. Namja yang dia selamatkan ketika dia masih di bangku SMA. Ciuman pertamanya yang asli ~

.

.

Shinki High School, 2007

"Jaejoong-ah kau tidak mau pergi ke aula? Kata teman-teman, putra pertama keluarga Jung sedang berkunjung ke sekolah ini. Kita disuruh berkumpul di aula untuk penyambutan"

"Aku malas Kevin, lagipula kenapa heboh sekali sih? Paling-paling juga kita hanya akan mendengarkan pidato ahjussi-ahjussi tua sampai berjam-jam. Membuat bokongku panas saja"

Jaejoong meneruskan kegiatannya melarutkan katalis pada sebuah beker gelas yang berisi campuran HCl dan NaOH. Dirinya tidak memperhatikan temannya yang mecibirnya dan mengatakan dirinya kurang pergaulan. Mereka ada di lab kimia sekarang. Jaejoong memang mengikuti klub kimia sejak dirinya menjadi murid baru di Shinki High.

"Ya sudah aku pergi dulu. Oh ya kau perlu tahu jika putra pertama keluarga Jung itu bukan ahjussi tua seperti yang kau pikirkan. Dia masih 24 tahun dan sangat tampan, kau akan menyesal Jaejoong-ah" seru Kevin mencoba mengompori temanya.

Jaejoong hanya mengangkat bahunya tidak peduli, masih serius dengan larutan-larutan kimia di depannya.

Setelah menyelesaikan praktikum pertamanya Jaejoong beralih ke praktikum selanjutnya. Dia akan membakar methanol yang sudah dimasukkannya pada beberapa tabung reaksi dengan konsentrasi yang berbeda. Proses ini membutuhkan waktu sekitar 45 menit.

Jaejoong memutuskan untuk beristirahat sebentar ketika merasakan tubuhnya lelah sekali. Tadi malam dia baru tidur jam dua dini hari setelah pulang dari kerja paruh waktu dan menyelesaikan tugas sekolahnya.

Sepuluh menit kemudian terlihat seorang namja gagah bermata musang memasuki lab kimia tersebut. Jaejoong yang sudah tertidur tidak menyadarinya dan posisinya yang meringkuk di bawah meja membuatnya tak terlihat.

"Yoboseyo? Ne aku mendengarmu, mian tadi keadaan sangat ramai. Aku sedang melakukan kunjungan ke Shinki High sekarang. Ada apa kau menelponku?"

"......"

Namja tampan yang bernama Jung Yunho itu menggenggam handphone yang ada di tangannya dengan erat. Rahang tegasnya mengeras menandakan pemiliknya sedang menahan amarah. Lagi... kekasih yang dicintainya memutuskan untuk meninggalkanya setelah merasa bosan. Miris bukan?

"Baiklah terserah kau saja. Lakukan sesukamu" ucap Yunho dingin.

Dilemparkannya handphone mahal itu ke sembarang arah. Naas, handphone itu menyenggol larutan methanol yang tadi dipanaskan oleh Jaejoong. Tabung reaksi itu tumpah dan meledak menimbulkan api yang membakar peralatan praktikum yang ada di meja.

YOUR VOICE {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang