Tiga hari kemudian
Pagi ini Changmin terlihat sibuk mempersiapkan semua kebutuhannya untuk di bawa ke asrama. Besok namja jangkung itu sudah mulai masuk kuliah. Hari ini adalah hari minggu sehingga semua keluarga Jung ada di rumah.
Setelah memasukkan tiga toples kue kering ke kopernya, Changmin beranjak keluar kamar. Changmin berjalan kesusahan saat menuruni tangga. Salahkan saja dirinya yang terlalu rakus, membawa terlalu banyak makanan di koper dan tas ranselnya.
Saat tiba di anak tangga terakhir Changmin melihat pintu kamar Jaejoong yang masih tertutup. Namja cantik itu tidak mau keluar kamar setelah kejadian tiga hari yang lalu. Jaejoong terus mengkunci kamarnya tanpa membiarkan seorangpun masuk. Bahkan dirinya belum makan sama sekali sejak hari itu. Changmin berjalan menuju kamar Jaejoong.
"Hyung aku akan kembali ke asrama. Kau tidak ingin mengantarku?"
Hening~
"Baiklah hyung aku pergi dulu. Anyeong" ucap Changmin menyerah.
Cklek
Kunci pintu kamar Jaejoong terbuka dari dalam. Tanpa pikir panjang Changmin meraih handle pintu dan membukanya.
Brukk
Changmin sedikit terhuyung ke belakang ketika Jaejoong tiba-tiba menubruknya.
"Bawa aku pergi...bawa aku pergi dari sini. Jeball Minnie...bawa aku pergi" ucap Jaejoong bergetar
"Hyung..."
"Ehemm!!"
Jaejoong dan Changmin terlonjak kaget mendengar suara bass di belakang mereka. Jaejoong merutuki dirinya yang lupa mengunci pintu kembali. Namja musang itu sudah berdiri di depan pintu dengan wajah yang tidak bersahabat.
"Changmin keluarlah" ucap Yunho mutlak.
Namja jangkung itu melihat Jaejoong yang menggelengkan kepalanya dengan tatapan memohon. Changmin sungguh dihadapkan pada pilihan yang sulit. Dia tidak ingin meninggalkan hyung cantiknya sendirian. Tapi dirinya juga tidak mau membuat hyung kandungnya marah dan melampiaskannya pada Jaejoong.
Changmin mencium kening Jaejoong lama kemudian berbisik di telinga namja cantik itu...
"Maafkan aku hyung"
Jaejoong membulatkan matanya dan mencoba mengejar Changmin yang melangkah keluar. Tapi Yunho menangkapnya dan membawanya kembali ke kamar.
"Tidakk! Changmin!! Lepas!" teriak Jaejoong meronta dari pelukan Yunho.
PLAKK
"Lepaskan aku!" Yunho tetap pada posisinya.
PLAKKK
"Hiks hiks AKU MEMBENCIMU!!!" teriak Jaejoong keras.
"Tampar saja aku hingga kau puas jika itu membuatmu senang" ucap Yunho datar.
Jaejoong mendorong tubuh Yunho sekuat tenaga hingga pinggang namja tampan itu menabrak meja nakas dan jatuh terduduk di lantai.
Prangg
Vas bunga di atas meja nakas jatuh di dekat Yunho dan pecah berkeping-keping. Yunho mendengar Jaejoong berjalan ke arahnya dan mengambil sesuatu didekatnya. Yunho sontak berdiri, dia tahu benda apa itu. Namja Jung itu mencekal pergelangan tangan Jaejoong.
"Hentikan"
"Lepaskan! Biar aku mati saja!" ucap Jaejoong berusaha menggoreskan pecahan vas itu ke pergelangan tangannya.
Dengan emosi Yunho menangkap pecahan beling tersebut dan membiarkannya menancap di telapak tangannya. Jaejoong membelalakkan matanya. Darah Yunho mulai mengalir membasahi tangan Jaejoong. Hal ini otomatis membuat Jaejoong menarik tangannya dengan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUR VOICE {END}
FanfictionKisah seorang penyiar radio yang dipaksa untuk menjadi tunangan seorang namja kaya yang buta. Terjerat kisah yang diawali oleh kebohongan, Kim Jaejoong mencoba untuk bertahan. Dan ketika dia mulai jatuh cinta pada namja buta itu...sosok asli tunanga...