Chapter 13

852 90 4
                                    

Mereka semua tiba di mansion Jung pada siang hari. Namun Jaejoong terlihat menghilang untuk mengunjungi ummanya di Bolero. Semua orang mulai menjalankan rutinitas masing-masing. Di ruang baca Yunho sedang duduk di karpet bulu yang halus, di pangkuannya terdapat buku dengan tulisan timbul braille.

Terdengar langkah seseorang mendekat padanya dan duduk di dekatnya.

"Apa yang kau lakukan oppa?" orang itu adalah Ahra.

"Hanya sedang berlatih membaca huruf braille" jawab Yunho santai.

"Umm oppa mian, tolong maafkan aku atas kejadian di panti tadi. Aku benar-benar tidak sengaja" suara Ahra terdengar bergetar.

"Ania tidak apa-apa, itu bukan salahmu. Anak itu hanya kaget"

"Hiks.. gomawo hiks.. oppa, aku takut sekali. Kupikir hiks.. oppa membenciku" isak Ahra.

"Sudahlah aku tidak membencimu" ucap Yunho lembut.

"Aku tidak ingin orang yang kusukai membenciku" ucap Ahra dan langsung memeluk Yunho.

Yunho hanya diam menerima perlakuan Ahra, wajahnya terlihat datar tak terbaca.

.

.

.

Rumah Sakit Bolero

Jaejoong sedang mengupas apel untuk ummanya. Sedangkan Mrs Kim terlihat sedang sibuk membuka kado yang dibawa Jaejoong. Matanya berbinar melihat sebuah jaket rajut berbahan halus yang terlihat sederhana namun tetap terkesan mahal. Namun matanya terbelalak tak percaya melihat harga yang masih tercantum di balik kerah jaket.

"Jaejoongie kenapa kau menghambur-hamburkan uangmu?"

"Hm? Apa maksud umma?"

"Jaket ini mahal sekali, umma tidak mau memakainya!"

'Oh shit! Aku lupa membuang harganya' Jaejoong merutuki sifatnya yang ceroboh.

"Umma tidak pernah mengajarimu untuk hidup boros, umma tahu kau banyak uang sekarang, tapi kau tetap harus tahu diri Joongie" ucap Mrs Kim sambil membelai puncak kepala putranya.

"Joongie hanya ingin memberikan umma hadiah yang bagus. Selama ini Joongie hanya mampu membelikan barang-barang murah untuk umma. Joongie ingin sekali seumur hidup Joongie membuat umma bahagia. Maafkan Joongie jika kelakuan Joongie membuat umma kecewa" Jaejoong menundukkan kepalanya.

"Haahh~ umma tidak kecewa Joongie, umma hanya tidak ingin kau terlena dengan keadaanmu sekarang. Umma tidak ingin kau gelap mata dan melupakan kehidupanmu sebelumnya. Ingat Joongie bahwa ini hanya sementara"

"Ne umma Joongie tidak pernah melupakannya. Gaji yang Joongie dapatkan sudah Joongie tabung. Sedangkan uang untuk membeli kado-kado natal untuk semua orang Joongie ambil dari uang jajan Joongie yang diberikan oleh Mrs Jung. Selain itu sebentar lagi tugas Joongie juga akan selesai umma, jadi umma tidak usah khawatir" ujar Jaejoong meyakinkan.

"Lho bukannya Yunho masih belum bisa melihat, apakah tunangan aslinya sudah kembali?"

"Ania umma, Mrs Jung akan membuat Yunho berpaling dari Karam dan menjodohkannya dengan orang lain. Joongie akan memutuskan Yunho atas nama Karam dan tugas Joongie akan selesai" lirih Jaejoong.

Mrs Kim memperhatikan wajah anaknya yang berubah muram. Muncul firasat tidak menyenangkan di hatinya.

"Lalu kenapa Joongie sedih?"

"Umm Joongie hanya sedih jika harus berpisah dengan para pelayan di keluarga Jung. Mereka sangat menyayangi Joongie. Jika Joongie pergi....akan terasa sepi hidup Joongie"

YOUR VOICE {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang