Hari ini Ji soo nampak sedikit gelisah, well, dia masih mengkhawatirkan Rio, Ji soo membersihkan beberapa gelas bekas para pelanggannya, dia sesekali melihat ponsel, siapa tau ada pesan.
"Tequilla 1" Ji soo cukup terkejut saat dia dengar suara Jennie,
Sudah hampir 1 minggu Jennie tak pernah absen untuk datang keclub hanya sekedar memesan 2-3 gelas tequilla, dia seakan menjadi pelanggan tetap.
"Hm tunggulah nona" Jennie perhatikan wajah Ji soo yang sedikit berbeda, lelaki itu seperti banyak pikiran?
"Nah silahkan" Jennie masih diam untuk melihat wajah Ji soo dengan jelas,
"Kau baik-baik saja? Sepertinya kau sedang cemas?" Ji soo tunjukan senyuman, dia sandarkan tubuhnya pada meja agar bisa mendekat pada Jennie.
"Sejak kapan kau memperhatikanku hm?" Jennie menaikan halisnya, dia mendekat juga,
"Wajahmu tak setenang biasanya." Ji soo terkekeh kecil, dia mengusap pucuk kepala Jennie yang Jelas membuat Jennie cukup terkejut,
"Aku baik-baik saja." Ji soo berucap, dia mulai berdiri tegak kembali,
"Mau pulang jam berapa?"Ji soo bertanya kembali, dia lihat Jennie hanya diak,
"Kau mengusirku?" Ah. Apa Ji soo salah bicara?
"Tidak, aku hanya bertanya, sebab hari ini aku pulang lebih cepat, apa kau lapar? Mau makan malam bersama ku???" Ji soo berbicara langsung saja, terkadang gadis itu selalu serba salah.
"Kau punya uang seberapa?" Ji soo terkekeh kecil,
"Aku hanya punya uang untuk makan dikedai kecil. " Jennie mendecih, dia ambil ponselnya,
"Apa kau mau membuatku terlihat miskin?" Ji soo lagi-lagi tertawa, lihatlah keangkuhan Jennie, meski menyebalkan namun begitu menggemaskan jua Ji soo lihat
"Yasudah. Makan dirumahku saja bagaimana?" Jennie berikan senyuman yang begitu elegan namum terkesan meremehkan jua.
"Ah...aku mungkin masuk sarang buaya jika mengiyakan" Ji soo memberikan senyuman,
"Kau tau? Aku ini Jinak jika sudah jatuh hati" hah?...Jennie menyipitkan matanya, apa Ji soo bercanda? Hell. Apa katanya... JATUH HATI?
"Jatuhmu mudah sekali" Jennie tak terlalu anggap serius apa yang Ji soo ungkap, sebab lelaki tampan selalu mudah untuk menyatakan suka.
Ah...apa Jennie sangat mengakui Jika Ji soo tampan? Tidak!; Ji soo bukan tampan namun Lelaki itu terlampau tampan, meski ada sisi gelap yang Jennie lihat dari diri Ji soo.
"Kau benar, tapi terkadang jatuh cinta itu sangat mudah, kau tau aku sedang berpikir keras, dan aku simpulkan setelah 4 bulan aku mengenalmu, ku rasa aku memang jatuh hati." Jennie terdiam dengan wajah memberi senyuman yang menandakan jika dia tidak percaya namun dia terima ucapannya.
"Ah jadi pesonaku mengalahkanmu?" Ji soo terkekeh, senang sekali dia bermain kata dengan Jennie.
"Ya...untuk saat ini begitu, tidak tau jika nanti, mungkin kau yang akan jatuh pada pesonaku" Ji soo berucap dengan senyuman yang membuat Jennie tertegun.
Kenapa? Itu sangat menawan! Tidak! Mungkin dia juga sudah mulai terjatuh?
"Kau ya-"
"Jennie."
Hening keduanya rasa ketika seseorang memanggil nama sang gadis, keduanya meliriik arah suara dimana bungkam gadis itu rasa sedangkan Ji soo sedikit bingung dan terkesan biasa.
"Jimin?" Jennie cukup kaget, dia spontan melirik kearah belakang Jimin, matanya fokus memperhatikan ruang yang padat akan manusia yang mulai gila akan alkohol yang mereka minum.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M JI SOO KIM {JENSOO}END
FanfictionNamaku Ji soo Kim, dan ini adalah Kisahku.