Ji soo Kim.Itulah nama yang pertama kali dia katakan padaku, sudah lama sejak pertemuan dimalam itu, tak pernah aku sangka jika manusia berbibir manis itu kini menjadi bagian penting dalam kehidupanku.
Hal biasa yang menjadi luar biasa ketika waktu demi waktu aku jalani bersamanya, tidak ada senyum yang terlewatkan saat aku dan dia bertukar canda, bagaimana ucapannya mampu mengukir senyum dibibir ku.
Aku pikir perasaanku dimasa lalu takan pernah sirna, bagaimana dengan naifnya aku merasa jika hanya lelaki bersenyum kotak lah yang menjadi cinta terakhir, namun nyatanya lelaki berbibir manis lah yang memenangkan segalanya.
Kebersamaan singkat namun begitu berkesan, mungkin keberadaan lah yang mampu membuatku melepaskan ikatan dimasa lalu lantas menginginkan ikatan baru bersama dirinya.
Ji soo Kim...
Seiring waktu berjalan, nyatanya nama itu hanyalah samaran, dan akhirnya aku mengetahui siapa kau sebenarnya.
Ji Isa Kim.
Jim. Kau adalah lelaki yang merubah segalanya, kau memperbaiki hatiku yang telah hancur, kau obati luka ku, kau pun yang membuatku sadar jika tak selamanya cinta dimasa lalu harus selalu dikenang.
Kedatanganmu Jim, membuatku terlarut dalam sebuah rasa yang ku anggap semu, hingga kepergiaanmu membuatku terjatuh dalam jurang penyesalan bagaimana rasa semu itu adalah perasaan yang nyata.
Rasanya menyesakkan ketika aku sadar jika aku mencintaimu, masih terasa sesak saat kau pergi tanpa ada kata pamit yang terucap, ingin sekali berkata kasar namun aku tau itu sangatlah sia-sia.
Terkadang Jim, melalui hari tanpa kepastian darimu membuatku kadang ingin menyerah, namun perasaan menahanku untuk bertahan dan menunggumu pulang meski tanpa kabar.
Kapan kau datang? Bagaimana harimu disana, apakah rinduku tersampaikan untukmu???? Ataukah aku sudah hilang dalam pikir dan anganmu?
Kau memang bodoh dan menyebalkan. Tapi aku sangat menyayangimu.
•
•
•
"Ini Jim dan Jichu saat mereka berumur 3 tahun, " Jennie tersenyum gemas menatap potret Jim dan Jichu yang Dara tunjukan.
Hari ini setelah beberapa bulan berlalu sejak Jennie tau jika Dara perlahan-lahan sembuh dari trumatiknya, sekarang Dara sudah sangat lebih baik, dia sudah bisa menerima semuanya, dan Jennie sendiri selalu menyempatkan waktu untuk menemui Dara dirumah kecil yang menjadi kenangan dimasa lalu keluarga Kim.
"Dia lucu sekali, dan jichu pun sangat cantik sama seperti bibi" Dara tersenyum kecil, dia usap wajah Jichu dipotret itu.
"Hm, saat itu mereka berdua kurang akur, mereka selalu bertengkar dan jichu lah yang menangis namun dengan wajah yang akan menangis juga Jim memeluk Jichu meminta maaf dengan tingkah yang lucu, " Jennie tersenyum, hah... Dia benar-benar merindukan Ji soo.
"Jim selalu berusaha mencari perhatianku dulu, saat di masih berumur balita, namun aku tak pernah hiraukan, hingga saat dia berumur 7 tahun dia mulai menerima perlakuan ku, dia tak lagi mengeluh atau bertanya, dia memang anak yang baik dan menjaga adiknya dengan baik. " Dara berucap dengan suara bergetar, sungguh penyesalannya untuk Ji soo sangatlah besar..
"Apa dia akan memaafkan aku? " Jennie spontan memeluk Dara,
"Bibi jangan bicara begitu, tentu saja Jim akan memaafkan bibi, Jim lelaki yang baik dan sangat menyayangi mu, dia tak pernah menjelekkanmu justru dia selalu memujimu, percayalah semua akan baik-baik saja"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M JI SOO KIM {JENSOO}END
FanfictionNamaku Ji soo Kim, dan ini adalah Kisahku.