15

1.3K 219 16
                                    

alunan musik itu terasa merdu didengar, Jennie nampak menikmati makan malam di kedai sederhana ini, hanya ada mereka berdua yang baru saja selesai menghabiskan makan malam.

"Kenapa? " Jennie bertanya saat mata Ji soo terus memperhatikannya,

"Tidak, hanya saja kau terlihat cantik nona. " Jennie hanya berdecih meski separuh hati tengah merasa senang akan pujian yang Ji sok lontarkan.

"Tentu saja, aku ini seorang model, cantik adalah hal yang wajar dalam diriku. " Ji soo terkekeh gemas, dia dengan sengaja mencubit pipi chubby Jennie membuat sang gadis spontan melihat kearahnya,

"Kenapa kau mencubitku bodoh" Ji soo hanya tersenyum,

"Kau sangat lucu juga, " Jennie menatap Ji soo lantas mendorong pelan wajah lelaki ini dengan kelima jarinya.

"Tch. Kau menakutkan Kim, awas saja kau jatuh hati padaku" Ji soo terkekeh pelan,

"Dari awal akukan sudah bilang aku menyukaimu nona" Jennie terdiam sejenak,

"Jangan bodoh Kim, sukamu padaku tak lebih dari teman kan??? " Wajah Jennie terlihat serius dan tak suka dengan apa yang Ji soo ucap.

"Hah... Kau ini, apa kau pikir aku akan membantu dirimu dan Taehyung jika aku mencintaimu??? Mana mungkin kan nona, " Ji soo berucap membuat Jennie menghela nafas lega,

"Baguslah, " Ji soo menghela nafas dan tersenyum,

'Kau tau nona? Jika aku tau kau tidak kembali pada Taehyung maka aku akan benar-benar mencintaimu. " Ji soo berucap mengikuti kata yang sempat Jennie ungkap.

" Kim aku hanya bercanda dengan hal tadi. " Jennie berucap, Ji soo hanya tersenyum,

"Dan aku serius. " Jennie terdiam ketika hatinya sangat tidak kharuan saat Ji soo menatapnya sangat serius, membuat Jennie tak bisa bergerak, badannya kaku dengan pandang tak bisa lepas dari Ji soo.

"Aku serius nona. Serius Bercandanya. " Jennie spontan meremas rambut Ji soo,

"Ya! Jangan mempermainkan hal itu dihadapanku Kim!!! "

Ji soo hanya tertawa, dengan hati yang terus bergejolak.

Tidak kah Jennie tau jika menahan rasanya begitu sangat menyiksa namun kenyataan membuat mundur diri hingga diam dengan dusta Ji soo lakukan.


Ji soo rasakan hembusan angin yang cukup kuat dimalam hari ini, dia berdiri dibalkon apartemen menatap langit malam yang berikan kesan tenang, mengumpulkan beban pikiran yang mulai berhamburan memenuhi ruang didalam dirinya.

Sesekali dia meneguk vodka sebagai penetralisir rasa jenuh dalam hati, sejauh ini upaya untuk membantu Jennie berjalan dengan baik meski disetiap harinya dia harus makan hati.

Ah... Kenapa dia harus bertemu dengan gadis itu? Kenapa dia harus jatuh hati? Apakah kisah cinta selalu saja begini? Sangat menjengkelkan Ji soo rasa namun dia tak mampu melawan lantas bertindak bagai pencundang.

Well. Bukankah dia memang pencundang? Apa yang dia lakukan? Hanya diam tanpa mengungkap rasa yang ada hingga kesempatan hilang ketika kosongnya hati Jennie kembali terisi lelaki yang sudah menatap lama dalam hati.

Kenapa dia harus membantu hal yang membuatnya mati secara perlahan? Kenapa juga cinta untuk Jennie begitu sangat tinggi? Hei. Ji, dia dan Jennie hanya bertemu belum genap setahun, namun kenapa jatuh hatinya lelaki ini begitu sangat dalam, sampai-sampai merelakan hati untuk hancur dan melebur.

"Jisoo-ya... Bukan kah oppamu ini sangat menyedihkan??? Jisoo-ya, tolong terus perhatikan oppamu ini meski sangat bodoh dalam menjalani hidup ini, kau selalu disisi oppa kan??? " Ji berucap pelan menatap salah satu bintang yang dia pikir itu adalah sang adik, betapa sayangnya Ji pada sang adik kembar yang sudah lama pergi.

I'M JI SOO KIM {JENSOO}ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang