13

1.4K 223 16
                                    

Sungguh? Jennie dia tak bisa mengerti, kemarin adalah hari terburuk serta hari dimana dia merasa senang juga meski dalam kesenangannya ada rasa tak percaya jika lelaki yang dianggap rakyat biasa nyatanya seorang bangsawan kaya.

Percakapan singkat kemarin diakhiri dengan Ji soo yang pergi ketika ada beberapa pria berjas menghampirinya, Jennie masih merindu namun dia tak bisa berkata dan masih bingung akan hati yang terus meragu.

Kini gadis cantik ini tengah menikmati kopi pagi dikafe favoritnya, dia sesekali menyesap kopi pelan dengan mata yang menatap arah jendela luar, meski begitu pikirannya tengah melayang akan segala hal yang menjadi beban pikiran.

Sesekali dia melihat ponsel, apa tak ada niat sedikitpun untuk Ji soo menghubungi? Apa tidak ada rindu yang lelaki itu rasa? jangan membuat Jennie merasa malu dengan rindu yang dia rasa sendiri. Apa statusnya dengan Ji soo pun masih dipertanyakan.

Jennie hela nafas untuk beberapa kali sampai akhirnya dia lihat sosok lelaki yang begitu dia rindu juga namun sesak masih menyelimuti hati, pedih yang mereda mulai kembali terasa.

Jennie mengalihkan pandang dan fokus dengan kopi dihadapan, mencoba menenangkan perasaan yang bergemuruh tak kharuan, hingga tanpa dia sangka jika sang penakluk hati masa dulu kini berdiri didepan meja.

"Jennie-ya?"

Suara bariton yang begitu dia rindukan, bagaimana panggilan nya selalu Jennie nantikan, gadis itu mencoba bersikap biasa meski kini hatinya tengah merasakan rasa yang terlalu rumit, apakah dia harus marah? Sedih dan tunjukan rasa kecewa???

"Hei, bisakah kita bicara sebentar???" Jennie mencoba mengabaikan meski matanya sangat ingin melihat wajah seorang Kim Taehyung.

"Pergi. Aku muak melihatmu." Ah. Tidak. Jennie tidak bersungguh-sungguh, dia hanya mengelak dari kenyataan menahan rindu meski telah tersakiti, tetap saja cinta dalam hati tak mungkin cepat pergi.

"Aku tau. Aku sudah sangat menyakitimu, aku hanya ingin meminta maaf Jennie."

Apa Taehyung menyesal? Sudah pastinya, tapi apakah hal ini bisa membuat luka hilang? Jangan bodoh, Jennie tak ingin terjebak lagi meski pada nyatanya dia masih menyimpan sayang yang teramat besar.

"Bisakah kau pergi saja? Aku tak ingin mendengar apapun darimu."

"Aku akan segera pergi saat kau dengar sebuah kenyataan Jennie, apa kau tak bisa mendengarkan walau hanya sebentar?" Jennie kepalkan tangannya, akhirnya dia tatap wajah Taehyung dengan perasaan yang kesal bercampur rindu. Hah...apakah harus begini????

"Kau pikir aku mau mendengarkan mu hah? Kenapa aku harus mendengarkanmu jika saat itu aku memintanya kau malah mengusirku dengan perkataan kasarmu!" Jennie luapkan kesal dalam hati atas ucapan Taehyung di club tempo lalu.

Taehyung tatap sendu, bagaimana sorot lelaki itu penuh penyesalan mendalam,

"Jennie, apa yang kulakukan malam itu adalah sebuah perintah, aku meninggalkanmu tanpa alasan itupun sebuah permohonan dengan banyaknya ancaman." Jennie terdiam sejenak menatap Taehyung yang memandangnya dengan pilu.

"Aku berusaha untuk tetap menjauhimu namun nyatanya pertunanganmu meruntuhkan diriku, aku tak bisa lagi menahannya Jennie, aku sangat mencintaimu dan Ayahmu yang membuatku meninggalkanmu. Aku tak bisa berkata alasan apapun sebab nasib Ayahku ada tangan ayahmu."

Jennie tertegun dengan kenyataan yang membuat pikirannya semakin terbebani namun ada hati yang lega akan oernyataan yang taehyung lontarkan,

"Aku minta maaf Jennie, hanya itu yang bisa kuucapkan padamu, setidaknya kau tau kenapa aku harus meninggalkanmu, aku tau kau sudah sangat sakit hati, aku tidak akan memaksamu untuk kita kembali bersama, " Jennie menarik nafasnya, dia mencoba tenang,

I'M JI SOO KIM {JENSOO}ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang