Mataku tak bisa lepas dari Rio, aku cukup khawatir dengannya, dia bersikap biasa namun aku tau hatinya sedang hancur berantakan, dia dengan tenang memakan makanan ku bawa, dimeja makan berdua aku hanya bisa diam.
Aku mencoba untuk memakan makananku, mengalihkan pandangku pada pizza yang ku bawa, aku terdiam sejenak saat satu gigit pizza ku rasakan, aku spontan melirik Rio yang melamun dengan air mata yang mengalir, hatiku terasa sendu ketika melihatnya.
Rio mengaluarkan air mata dan aku tau dia sedang dalam pikirannya sendiri, aku tau dia tak sadar dengan air matanya yang jatuh basahi wajah, aku menghela nafas ku dekati Rio dan ku usap kepalanya, bagai adik kandungku aku menepuk pelan kepalanya,
"Kenapa?" Rio bertanya menatapku dengan wajah kagetnya, aku menghela nafas,
"Kau baik-baik saja?" Rio mengangguk,
"Ya aku baik-baik sa-" dia berhenti berbicara kala dia sadari air matanya terus terjatuh,
"Ah, maaf aku ta-"
"Tidak masalah, kau tau? Air mata yang terjatuh menandakan jika hatimu sudah sangat lelah, tak perlu menahannya, keluarkan saja."
Aku berucap pelan, ku lihat Rio terus menahan sampai isak tangis mulai terdengar, dia menutup wajahnya demgan kedua tangan lantas menangis dengan suara yang begitu pilu aku dengar.
"Apa aku terlihat buruk, hyung?" Ah..sudahlama sekali sejak Rio memanggilnya kaka, kini dimata Ji soo Rio benar-benar seperti adik kecilnya.
"Laki-lakipun manusia, kenapa kau harus merasa buruk saat menangis? Apa kau pikir lelaki itu harus terus kuat menahan segalanya?tidak. Rio, menangis saja untuk kali ini, sebab aku tau perjalananmu untuk mendapatkan gadis itu"
Aku berucap dan Rio terus menangis, aku benar-benar merasa begitu iba, hatiku sakit jua, Rio sudah kuanggap sebagai adikku dan sedihnya dia sangat terasa untukku.
"Seharusnya aku terbiasa, tapi kali ini kenapa aku tak bisa menahannya? Rasanya hatiku yang sudah kuberi perekat hancur kembali dan kini tak bisa lagi aku tata." Aku menelan ludahku, bagaimana caraku menenangkannya?
"Aku sudah berusaha, aku tak bisa lagi bertahan, apa boleh aku begini? Aku sangat ingin menyerah sekarang" aku terdiam, kenapa? Perkataan Rio membuatku sangat terharu? Rasanya akupun ingin menangis.
"Kau sudah melakukan yang terbaik selama 5 tahun ini, tidak masalah jika kau ingin menyerah, sebab kau harus tau jika cinta yang sudah lama kau perjuangkan menjadikanmu batu loncatan untuk kembali pada hati yang dulu. " aku menepuk kedua bahu pilu, menatap wajah Rio yang begitu kacau.
"Aku sangat ingin menyerah hyung, tapi aku pun sangat menyayanginya? Apakah aku salah dengan perasaan yang membuatku sangat bodoh ini????" Aku menggelengkan kepalaku,
"Hyung, selama 4 tahun aku sangat berusaha
Untuk mendapatkannya, aku relakan hatiku untuk terus dia sakiti, aku sudah menunggunya dan sangat mengharapkannya, setelah lama aku akhirnya mendapatkan dia, aku cairkan beku hatinya, aku pikir aku benar-benar telah memilikinya..." pandang Rio begitu penuh luka ku lihat,"Aku pikir dia telah menjadi milikku seutuhnya, dan kau tau aku berniat melamarnya, aku sudah mempersiapkan cincin yang indah, tapi pada akhirnya aku dia tinggalkan, hyung, ini sangat menyakitkan, sampai bernafaspun sangat sulit, sesak sekali"
Aku spontan memeluknya, aku tak tahan melihat kesedihannya,
"Kau tidak pernah melakukan kesalahan Rio, sudah kau tidak perlu memikirkan apa yang salah dalam perasaanmu sebab semua sudah berakhir, kau harus mengambil keputusan, jangan biarkan hatimu semakin hancur lantas mati rasa nantinya.tolong dengarkan aku Rio, kau sangat berhak bahagia."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M JI SOO KIM {JENSOO}END
FanfictionNamaku Ji soo Kim, dan ini adalah Kisahku.