Kemarin adalah masa-masa sulit bagi Yoongi. Ia menjauhi Seokjin juga sering mengurung diri dikamar. Sesekali ia keluar jika haus atau pembantunya menyiapkan makan.
Sebenarnya ia sudah kehabisan cara untuk tetap bertahan. Tidak ada lagi alasan yang kuat untuk dirinya agar tetap berads disini. Sayang sekali, ia tidak punya tempat untuk pergi. Disinilah rumahnya tempat dimana ia lahir.
Seokjin menyadari hal itu. Ia semakin jauh dengan Yoongi. Jika boleh memilih, ia lebih baik mendengar kalimat tajam dari bibir Yoongi dibanding dengan di diaminya berhari-hari.
Kamar sang adik masih tertutup rapat. Seokjin sudah berdiri didepan pintu kamar sang adik, membawa nampan berisi makan malam yang sudah siap.
Sekali dua kali ia mengetuk pintu itu, namun belum ada jawaban. Seokjin masih sabar, ia terus memanggil nama Yoongi dengan harap pemilik kamar keluar dari sana.
Pintu itu tidak bergeming sama sekali.
Ia panik dan meletekkan makannan itu sembarang dilantai.
"Ahjumma!!."
Sambil berteriak, Seokjin berjalan menuju dapur mencari keberadaan sang asisten rumah tangga.
"Ahjumma berikan kunci cadangan kamar Yoongi! Cepat!!."
Dengan gusuh, ia merogoh saku celemeknya. Memberikan kumpulan kunci langsung pada Seokjin.
Kakinya naik kembali keatas, ia berlari dan membuka pintu kamar dengan kunci tadi. Saat pintu itu terbuka, angin malam langsung menerpa tubuh kurusnya. Memberi sensasi dingin yang menggigil.
Yoongi berdiri di rooftop. Matanya menatap langit gelap.
Ia mulai masuk namun pergerakkan Yoongi membuatnya bingung. Kaki sang adik perlahan maju dan naik keatas pembatas.
"YOONGI!!."
Seokjin berlari, menangkap tubuh yang hampir loncat ke bawah sana. Ia memeluk Yoongi dan membawanya mundur. Perlu banyak tenaga karena Yoongi terus melawan.
"Lepaskan aku brengsek!."
"Tidak! Jangan melakukan hal bodoh Kim Yoongi!!."
Seokjin langsung menariknya masuk kedalam. Ia mengunci pintu menuju rooftop dan menyimpan kunci itu.
"Akhirnya kau mengakui kalau aku bodoh."
Seokjin lelah. Dia sudah cukup mengalami hari yang sulit beberapa waktu ini. Perusahaan ayahnya tidak sesukses yang ia kira, banyak hal janggal disana, korupsi dimana-mana belum lagi produk mereka yang hampir terkena kasus plagiat. Membuat kepala Seokjin semakin pening.
"Yoongi kumohon jangan seperti ini."
"Lalu aku harus bagaimana? Bertahan? Untuk siapa? Ibu ku mati dan ayahku membenciku."
"Apa kau tidak menganggapku sebagai Hyungmu?."
"Aku berharap tidak memiliki Hyung jika harus seperti dirimu. Mengambil semua perhatian Ayah dan menyisihkanku."
Seokjin mengatur nafasnya yang mumai cepat.
"Aku yakin Ayah akan berubah. Tolong bersabar dan jangan berbuat hal yang tidak-tidak."
"Sedari kecil aku hidup kau pikir karena apa kalau bukan sabar? Berhenti mengucapkan omong kosong, kau tidak pernah tau rasanya bagaimana menjadi anak buangan!!."
Seokjin ingin membantah tapi ia ingat bahwa menghadapi Yoongi bukan dengan cara seperti itu.
Ia menatap Yoongi yang mulai meneteskan air mata, tangannya menutup seluruh permukaan wajah putihnya. Isakan pelan keluar dari bibir itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heaven (COMPLETED)
FanfictionYoonjin brothership Main cast - Kim Seokjin - Min Yoongi - Kim Namjoon