16

1.5K 186 43
                                    

Yoongi terlelap. Setelah semalaman ia menangis membuatnya kelelahan. Yoongi bersikeras ingin menunggu Seokjin bangun, namun Namjoon menyuruhnya tertidur karena ia tahu anak itu mudah mengantuk.

Pada akhirnya malam ini Namjoon yang menjaga Seokjin sendirian.

Tidak ada rasa kantuk sedikitpun menyerangnya, yang ada ia hanya ingin memerhatikan Seokjin lekat. Takut nanti mungkin ia membutuhkan sesuatu.

Walau Taehyung mengatakan bahwa Seokjin hanya demam tinggi sehingga ia mimisan hebat.

Ia tahu Seokjin, anak itu pasti akan mencoba baik-baik saja. Oleh karena itu semua yang Taehyung ucapkan tidak ia percaya.

Matanya melihat Seokjin yang kembali gelisah. Tangannya meremat sprei kasur kuat-kuat.

"Seokjin? Hei? Seokjin kau kenapa?."

Ia tidak menjawab, tangan itu beralih meremat perutnya. Rasa perih seperti ditusuk-tusuk menghujani tubuh itu.

"Biar kupanggil Taehyung!."

"Jangan!!."

"Kenapa? Kau kesakitan Seokjin! Berhenti menahan semuanya jika kau ingin tetap hidup!."

"Aku baik-baik saja, Hyung. Pelankan suaramu, Yoongi sedang tertidur."

Perlahan Namjoon kembali duduk. Matanya masih memerhatikan gerakan tidak nyaman Seokjin.

"Aku hanya lapar, jangan menatapku seperti itu ya? Kau membuatku semakin terlihat menyedihkan."

Namjoon mengusap wajahnya kasar. Ia baru sadar sifat Seokjin yang tidak ingin dikasihani.

"Baiklah kalau begitu kau makan sekarang."

Tangan Namjoon langsung mengambil nampan diatas nakas. Menyendokkan sedikit nasi.

Perlahan Seokjin membuka masker oksigen yang ia kenakan.

"Joon, bantu aku berbaring."

Namjoon langsung meletakkan kembali alat makan itu.

Tangannya mengangkat tubuh Seokjin perlahan. Ia bisa merasakan bagaimana tulang-tulang Seokjin yang menonjol. Ia menatap Seokjin nanar. Bagaimana ia tidak merasa kasihan melihat betapa kurus dan pucat wajah itu.

"Besok aku pulang."

"Tidak. Kau masih belum boleh kemana-mana," cegah Namjoon.

"Aku sudah baik-baik saja, lihatlah!."

Seokjin langsung meraih tangan Namjoon, meletakkannya pada kening yang kini tidak sepanas kemarin.

"Sudah kubilang aku ini sudah sehat, Namjoon Hyung."

Setiap kali ia memanggilnya dengan sebutan Hyung, rasanya hati itu menghangat seketika. Mungkin karena Namjoon anak tunggal.

"Taehyung belum mengijinkanmu. Istirahatlah, nanti kalau sudah benar-benat sembuh pasti bisa pulang."

"Kau tau aku tidak akan pernah sembuh."

Seokjin langsung melahap makanannya tanpa menatap Namjoon. Mendengar hal tersebut, ia hanya bisa diam. Perkataannya memang benar, tapi setidaknya Seokjin harus berusaha untuk tetap hidup.




¤



Pagi pagi sekali Jooheon sudah mendatangi perusahaan karena mendengar kabar bahwa salah seorang pegawainya naik jabatan. Bahkan tanpa sepengetahuan dirinya dan Seokjin. Hatinya bertanya-tanya, kenapa bisa Seokjin membiarkan karyawan miliknya seenak hati?

Heaven (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang