4

1.7K 198 25
                                    

Seokjin berdiri mematung didepan pintu, tangannya menggenggam amplop coklat dengan logo rumah sakit. Kakinya enggan masuk, ia mendengar suara degupan musik dari dalam rumahnya. Membuatnya ragu untuk memutar knop pintu.

Suaranya terdengar kencang sampai keluar.

Cklek

Pintu itu terbuka. Suara musik kencang sampai menusuk telinganya. Banyak orang tidak dikenal disana. Botol-botol kaca berserakan dibeberapa tempat, juga kacang dan keripik kentang aa disembarang tempat tinggalnya. Bau alkohol menyeruak, ia menutup hidungnya mencegah aroma itu masuk.

Ditatapnya satu persatu sampai ia menemukan Yoongi yang tertawa diatas kursi bersama kedua teman lelakinya.

Tanganya meraih botol yang digenggam dengan tangan lemas Yoongi, ia mendekati kabel soundsystem dan mencabutnya sampai keluar suara degupan keras.

Semua orang disana langsing terdiam dan menatap Jin. Termasuk Yoongi.

"Sialan kenapa dimatikan!?."

Seokjin tidak menjawab. Ia menghindari usaha Yoongi untuk meraih botol minuman dan kabel musiknya.

"Semuanya tolong keluar dari sini. Pulang kerumah kalian dan jangan menyetir sendiri!."

Mereka lalu keluar bagai anak kambing yang dititah tuannya.

"Kau ini benar-benar. Berikan padaku!!."

Tangan Yoongi masih setia menggapai botol yang dijauhkan Seokjin.

Ia mendorong tubuh adiknya agar duduk dikursi. Matanya masih setengah sadar, bau badan Yoongi menyeruak akibat alkohol.

"Kenapa kau mabuk-mabukan seperti ini?."

"Tentu untuk menghiburku. Dirumah ini sepi, ah iya kau tidak tahu kan rasanya menikmati keheningan karena terlalu sibuk dengan bosmu? Si Jooheon yang tidak pernah menyukai Kim Yoongi."

Seokjin meremeas kertas yang sedari tadi ia genggam. Ia menutup mata menahan rasa tidak nyaman dihatinya.

"Apa kau tidak percaya padaku?

Aku akan membuat semua orang bangga padamu. Kau hanya perlu bersabar, paham."

"Kau banyak bicara Seokjin. Kau hanya mementingkan dirimu sendiri. Membuat semua orang kagum padamu, cari muka, menjijikkan."

Seokjin ingin menyangkal. Tapi ia tidak punya alasan apa untuknya.

Padahal Seokjin mematahkan semua keinginannya hanya demi mereka. Mengubur mimpi dan menuruti kemauan yang tidak ia suka sama sekali, dan bahkan ia dikecewakan oleh orang itu.

"Maaf. Aku memang Hyung yang bodoh."

Yoongi berdecih "ya. Bahkan jika kau pergi selamanya aku akan tenang, tidak perlu iri dan membencimu lagi. Kau bosan kan dengan sikapku? Pergilah! Pergi yang jauh."

Seokhin menunduk, hatinya berdenyut sakit. Tangannya meraih Yoongi dan mengajaknya berdiri.

"Aku akan pergi, tapi nanti. Tidak sekarang. Kau harus membersihkan tubuhmu."

Tidak ada perlawanan darinya. Ia menuruti seokjin. Dibawanya Yoongi kekamar miliknya.

Dengan telaten ia mengganti pakaian sang adik. Menidurkan tubuh yang lebih pendek itu lalu menyelimutinya.

Ia ingin mengusap kepala sang adik namun urung mengingat semua perkataan tadi yang begitu menyakitkan untuknya.

"Bisakah sebentar saja kita berbaikan?."

Tanyanya pada angin.

Ia tidak ingin mempercayai ucapan tadi namun keadaan mabuk selalu membuat seseorang berkata jujur bukan?

Heaven (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang