24 (TAMAT)

3.1K 213 62
                                    

Seokjin berbohong.

Ketika ia datang ke kamar itu, Hyungnya menggigil demam. Wajahnya pucat dengan keringat sebesar biji jagung. Bajunya basah, rambutnya lepek, matanya setengah tertutup.

"Hyung? Kau kenapa?."

Yoongi panik. Ia mengusap kepala Seokjin yang panas.

Jooheon menyusul kesana, ia melihat Yoongi menangis sambil memanggil nama Seokjin.

Ia langsung berinisiatif menelpon Taehyung untuk datang kemari. Butuh waktu agar dokter itu bisa sampai. Selagi menunggu, Jooheon mengambil kompresan hangat dan membawanya ke kamar.

"Hyung bangun..."

Sejujurnya Jooheon juga ingin menangis. Namun ia harus tegar untuk Yoongi.

"Kau bilang kau akan sembuh, kenapa sekarang seperti ini hiks..."

Seokjin membuka matanya. Ia melihat wajah Yoongi memerah karena menangis. Pandangannya sedikit memburam, pusing di kepalanya semakin parah sejak semalam.

"Yoonh..."

Jooheon memeras handuk kecil itu dan meletakkannya di dahi Seokjin, mengusapnya pelan dan beranjak ke leher sang anak.

"Tahan ya sebentar lagi Taehyung datang."

Ia menatap sang ayah dengan sendu.

"Ayah..."

Panggilan lirih itu semakin membuat Yoongi menangis. Ia tidak tahan melihat Seokjin kesakitan.

"Ada apa nak? Apa yang kau butuhkan? Katakan saja."

Walau ia terlihat tenang, tetap saja dalam Hati Jooheon ia ikut sesak mendengar nafas Seokjin yang memberat.

"P-peluk."

Ia langsung mengangkat tubuh ringan sang anak. Mengusap lengannya dan menciumi jidat Seokjin.

"Yoongi..." ucap Seokjin sambil mengisyaratkan Yoongi agar memeluknya juga.

Kini Seokjin berada diantara mereka. Merasakan bagaimana rengkuhan hangat keluarga yang hampir tidak pernah ia dapat. Walau rasa sakit menyerangnya lebih dahsyat.

Jooheon tidak berhenti mengelap tubuh Seokjin ke dada dan sekitarnya yang terasa panas menjalar. Anak itu bergerak gelisah.

"Ah.. k-kenapa sa-sakit sekali.."

Seokjin mengerang. Ia mengejang, bergerak gusar dengan bibir terus mendesis.

"Hyung genggam tanganku!! Biarkan aku merasakan sakitnya juga."

Seokjin menggeleng. Ia tidak ingin melukai sang adik. Tangannya kini mencengkram sprei dengan kuat.

Namun Yoongi meraih genggaman itu. Ia menerima cengkraman kuat Seokjin sampai melukai tangannya.

"Yoongi.. lephaas.."

Ia tidak mendengarkan. Yoongi tetap menggenggam tangan Hyungnya. Merasakan sensasi perih yang ia berikan.

Tidak lama Taehyung datang, ia langsung masuk kesana.

"Bisakah kau memeriksanya seperti ini?," tanya Jooheon. Ia tidak ingin melepas pelukan Seokjin. Biarkan ia seperti ini, sungguh jika boleh ia akan terus memeluknya bahkan jika punggung tuanya nanti terasa keram.

Taehyung hanya mengangguk. Ia membuka kemeja Seokjin dan meletakkan stetoskopnya di beberapa tempat.

"Seokjin tarik nafasmu."

Ia meraup oksigen dengan mulut dan hidungnya. Namun baru sebentar ia bernafas, Seokjin mencengkram dadanya kuat.

"UKHUK.."

Heaven (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang