23

1.9K 193 18
                                    

Malam itu Seokjin pergi keluar diam-diam. Dengan berbekal pakaian panjang dan syal di lehernya. Ia menemui Namjoon yang sudah siap di pintu gerbang rumahnya.

Langsung saja lelaki itu masuk ke mobil. Tatapan Namjoon mengintimidasinya. Ia melihat dari ujung kepala sampai ujung kaki yang hampir semuanya tertutup.

"Jangan bilang kalau kau ingin kita merampok."

Seokjin tertawa. Ia reflek memukul paha Namjoon keras.

"Haha.. kau lucu. Sudah cepat jalankan saja mobilnya."

Ia hanya menurut dan melajukan mobil itu ditengah heningnya malam. Ac mobilnya ia matikan. Sesekali Namjoon memandang kearah Seokjin yang sedang bersenandung tidak jelas.

"Apa jadinya jika aku tanpa dirimu."

"Apa? Kau bicara sesuatu?."

Namjoon menggeleng. Ia tersenyum. Syukurlah Seokjin tidak menengarnya dengan jelas.

"Sudah, berhenti disana."

Mobil itu terhenti di depan sebuah bangunan yang tutup. Seokjin menitanya untuk tetap didalam. Sementara ia keluar menemui orang asing yang sedang berdiri.

Ia melihat Seokjin memberi amplop coklat tebal dan menerima map serta sebuah kunci. Tidak butuh waktu lama, Seokjin kembali masuk.

"Pegang ini!!."

Seokjin menyerahkan kedua benda itu pada Namjoon.

"Untuk apa?."

"Simpan saja. Ini hadiah untuk Yoongi. Aku titip padamu ya? Nanti tolong kau berikan saat ia ulang tahun."

Namjoon menolak, ia menyerahkan kunci itu kembali ke tangan dingin sahabatnya.

"Kau berikan saja sendiri."

"Aish Namjoon Hyung, kalau tidak sempat bagaimana? Nanti sia-sia aku membelinya untuk Yoongi," ucapnya merengek.

"Sempat, kau akan memberinya di hari ulang tahun Yoongi, dengan tanganmu sendiri."

Seokjin menunduk lesu "Kenapa semua orang begitu optimis pada hal yang tidak mungkin?."

Ia diam tidak berniat menjawab perkataan Seokjin yang memiliki makna tersirat.

"Ya sudah. Biar saja Yoongi menemukannya sendiri."

Seokjin membuka kaca jendela, ia hendak melempar kunci itu namun tangan besar Namjoon mencegahnya.

"Dasar sensitif!! Sudah sini biar aku simpan."

Ia tersenyum menang.

"Puas?," tanya Namjoon.

"Sangat puas."

¤

Namjoon mengantar Seokjin pulang hampir tengah malam. Anak itu memaksa untuk jalan-jalan tapi sekarang dia malah tertidur di samping kemudi dengan kepala bersender pada kaca mobil.

Ia tidak tega jika harus membangunkannya, lalu Namjoon turun dan membuka pintu perlahan. Meraih tubuh Seokjin dan membawanya kedalam gendongan.

Ia merasakan betapa ringannya tubuh itu.

Namjoon masuk. Syukur pintu itu tidak terkunci. Ia membawa Seokjin kedalam.

Tiba-tiba Yoongi ada disana. Ia menunggu Seokjin tiba karena melihat lelaki itu tidak berada dikamarnya.

"Apa dia pergi diam-diam?," tanya Namjoon saat melihat wajah khawatir Yoongi.

Ia mengangguk. Segera menggiring mereka untuk masuk dan menidurkan Seokjin dikamarnya.

Heaven (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang