9

1.5K 201 13
                                    

Seokjin tiba dengan wajah yang lebih cerah. Ia cukup senang setidaknya memilik seorang adik yang kini mau sedikit lebih dekat padanya. Awal yang baik Seokjin.

Saat ia memasuki ruangannya, disana sudah ada Namjoon yang sedang fokus dengan banyak kertas ditangan dan meja. Ia meniliki setiap lembar kertas itu. Melihatnya membuat Seokjin sedikit merasa ada yang salah.

"Kenapa Joon?."

Namjoon tidak menjawab. Ia malah merapikan kertas itu dan menyisihkan kedua kertas yang lain.

Kertas di tangan itu memberikannya pada Seokjin.

"Plagiat. Seseorang menuntut kita. Lihat desain ini, dan juga milik kita. Tertera tanggal launchingnya, bahwa disana satu minggu lebih dulu."

Alis Seokjin berkerut. Desainnya sama persis, hanya ada benerapa konsen yang menjadi pembeda diantaranya.

"Kau temui divisi kita dan bicarakan baik-baik pada mereka. Aku tidak mau ada yang merasa terpojok, buat mereka tenang ok? Aku akan menemui owner desain ini."

Namjoon mengangguk. Ia melihat kepergian Seokjin yang terburu-buru. Ia hanyalah anak direktur yang baru memasuki dunia perusahaan milik sang ayah, tapi lihatlah.. bahkan ia berusaha memecahkan masalah besar ini sendiri tanpa memerintah siapapun.

Segera ia melakukan apa yang dikatakan Seokjin.

Keadaan ini gawat, bahkan mengancam keberlangsungan perusahaan ini. Namun ia mencoba agar tenang supaya bisa berpikir jernih.





¤






Ia berlari bahkan tidak menggunakan perlindungan apapun saat keluar dari mobil yang berada diparkiran luas yang terik.

Butuh waktu 2 jam perjalanan untuk sampai disini, rasa lelah tidak ia pedulikan. Perusahaannya diambang kehancuran dan demi semuanya ia rela melakukan apapun.

"Saya Seokjin dari Kim.corp, bisa bertemu dengan owner disini?."

Tanyanya pada resepsionis. Saat mengatakan darimana ia berasal, tatapan wanita itu langsung menajam.

"Lantai dua. Pintu warna putih."

Seokjin tidak peduli dengan nada ketusnya, ia langsung menuju tempat yang dibilang tadi.

Sebelum masuk ia menetralkan deru nafasnya. Mengetuk pintu perlahan.

"Masuk.."

Ucap suara perempuan dari dalam sana.

Seokjin masuk.

Seorang wanita disana duduk dengan senyuman yang menyebalkan untuk dilihat. Wajahnya yang semula ramah kini tegang dan marah.

"Hai?."

Seokjin mengepal tangannya kuat.

"Apa kau panik?."

"Apa lagi yang akan kau lakukan?."

"Tidak ada. Aku hanya memberimu sedikit pemanasan. Bagaimana rasanya hum?."

Selena. Ia tersenyum senang melohat kehadiran Seokjin dengan wajahnya yang memerah tidak suka.

"Sudah cukup kemarin Ayahku berbaik hati dan tidak menuntutmu. Apa kau tidak tahu malu?."

Selena berdiri. Ia mendekati Seokjin. Mengusap bahunya pelan. Namun tangan Seokjin menghempasnya kasar.

"Malu? Untuk apa? Kau tidak menyangka kan aku ada disini?."

Heaven (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang