istimewa 02

11 5 0
                                    

Nyatanya memori yang terisi kenangan, tidak semudah itu untuk terlupakan.
~ELVAN FATHAAN RANENDRA~

***

Tap...

Tap...

Tap...

Suara derap langkah kaki begitu jelas terdengar saling bersahut-sahutan, di lantai bawah tepatnya di meja makan dua kursi telah terisi oleh sepasang suami istri Danu Abigail dan Lidya Airina yang tengah menunggu kedatangan kedua putrinya.

Cup...

"Morning mi. "

Cup...

" Morning pi. "

Zeline dan Najiha secara bergantian mengecup pipi papi dan mami tercinta.

Semua sarapan dalam diam menikmati makanan, hingga tidak lama kemudian suara menggelegar Danu mengalihkan perhatian.

"Kak, nanti pulang sekolah langsung pulang ada yang mau papi omongin sama kamu,"
Ujar Danu membuka suara yang berhasil mengalihkan atensi orang-orang yang berada di meja makan.

"Emmm, emang ada apa pi? "

Tanpa menggubris ucapan putri sulungnya Danu yang sudah selesai dengan sarapan mengulurkan tangannya pada Lidya dan di sambut hangat oleh istrinya, hal serupa juga ia lakukan pada kedua putrinya.

"Papi berangkat dulu, assalamu'alaikum. "

" Waalaikumusalam. "

" Yaudah kalo gitu, kita juga mau berangkat mi. "

Lidya nampak mengelus bahu Zeline lembut, tatapannya seolah mengatakan 'ikuti saja mau papi mu.'

Mobil sport dengan harga fantastis berwarna merah melaju membelah jalanan kota yang cukup padat, karena pagi hari adalah waktu makhluk hidup memulai hari.

"Anjai, gue mau cerita deng." Celetuk Zeline di tengah-tengah keheningan.

"Najiha Anjainy Abigail, you can call me Najiha not Anjai dasar kodong kobret"

"Hilih sama aja. "

"Beda.... "

"Sama."

"Beda kak. "Bantah gadis SMP itu mengerucutkan bibir.

Zeline memutar bola mata jengah, berdebat dengan Najiha memang tidak ada habisnya, apalagi ia mengadu pada paduka papi.

Beuuh...

bisa-bisa langsung di potong uang jajannya, kan gak lucu.

"Tadi mau cerita apa lo kak? "

Zeline menoleh sebentar,
"Eh, lo inget nggak waktu lo ninggalin gue di rumah sendiri?
Waktu itu mami sama papi gak ada di rumah, bik Imah juga lagi pulang kampung."

"Bilang aja semalem, kenapa? " Kening Najiha berkerut.

"Gue di datengin tiga kuntilanak sekaligus coyyy. " Cerita Zeline menggebu-gebu. Karena memang pada malam itu Jiha sedang menginap dirumah temannya dan pulang tadi subuh jadi ia tidak tahu apa yang terjadi malam itu.

"Trus bentukannya gimana? Lo apain? Ada kejadian yang menegangkan? Atau tragedi lo di colong miss kunti buat gabung ke circlenya secarakan lo emang cocok."Cerocos Najiha.

Plak...

Dengan ringannya tangan Zeline menggeplak kepala adiknya yang berakhlak minus.

" Ya enggaklah hodob, gue hadepin dong secara gue kibasin tangan ngacir tuh kunti."gurau nya.

IstimewaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang