Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.You can call me Mi.Ay
Serangkaian demi serangkaian acara pernikahan dengan adat melayu itu terus saja berlanjut.
Dengan segala tetek-bengeknya akhirnya kini telah usai. Jika menanyakan kenapa harus adat Melayu karena itu semua keinginan keluarga mempelai perempuan, perlu di ingat Mami Lidya berasal dari tanah Melayu Riau yang bertemu dengan sang papi tepatnya di Bengkalis lalu mereka menikah dan merantau ke Jakarta.
"Mau ngapain lo ngikutin gue? "
Tanya Zeline garang melihat Elvan yang mengikutinya dari belakang seperti anak bebek."Ma-mau investasi kecebong. "
Jawab Elvan yang memegang dagu seperti mengingat sesuatu."Heh!? "
"Hah? "
"L-lupakan."
'Yoga sialan, dia bilang itu kalimat agar istri luluh. Awas saja kau. '"Rasanya kaki gue kek mo patah make ni high heels." Keluh seorang gadis yang berselonjoran di kasur king size yang telah dihias dengan kelopak mawar dan dua kain yang dilipat berbentuk burung tapi lebih besar, pokoknya hewan yang moncongnya panjang yang saling berhadap-hadapan.
"Kamu tidak apa-apa? " Suara lembut itu berasal dari laki-laki yang kini masih berdiri tak jauh dari Zeline karena tak tahu harus bagaimana.
"Tidak apa-apa, tidak apa-apa. Mata lo picek apa gimana, lo gak liat kaki gue pegel-pegel. " Semburnya pada sang suami yang membenahi kacamata yang sama sekali tidak melorot.
"Mandi sana... Mau cosplay jadi patung? "
"Oke." Setelah mengatakan itu Elvan ngacir ke kamar mandi karena takut disemprot sang istri yang dalam mode senggol bacok.
***
"Gib anak saya masih labil, kamu yakin keputusan kita udah bener?" Tanya seorang pria paruh baya yang sedikit sangsi melepas anak gadisnya.
"In sya Allah ini udah paling bener Dan saya gak mau Elvan terus kejebak sama masalalu nya. "
Ayah Elvan memang masih di rumah keluarga Danu.
Berbincang-bincang tentang anak-anak mereka diruang keluarga.Keluarga Danu mengetahui masalalu Elvan karena Gibran sendiri yang menceritakannya ia pikir agar mempermudah mereka bersikap pada Elvan.
"Masalah Zeline yang masih labil, saya yakin Elvan bisa ngatasi itu. " Lanjut Gibran santai.
***
Berbeda dengan ruang keluarga dikamar, Zeline tampak sedang menginterogasi suaminya.
"Eh... Cupu siapa nama lo? "
"Elvan. Elvan Fathaan Ranendra." Jawab Elvan takut-takut melihat sang istri yang matanya melotot seperti ingin lepas dari tempatnya.
"Bagus juga nama lo, gue bakal panggil lo cupu. " Terdengar Elvan yang menghela nafas lelah jika boleh jujur ia ingin sekali segera tidur, lihatlah bahkan matanya sudah curi-curi pandang kearah kasur.
"Kenapa lo mau nikah sama gue?" Nada datar dan dingin dari Zeline cukup membuat suasana menjadi tegang.
"Karena saya tidak mungkin menolak permintaan ayah saya untuk yang pertama kalinya. "
"Tapi yang ngejalanin itu lo, lo tau gara-gara pernikahan bodoh ini gue ngerasa mengkhianati pacar gue!? " Amuk Zeline tak peduli apapun yang akan dipikirkan suaminya melihat sifat aslinya.
"Maaf."
"Kita lihat aja sampe kapan lo mampu bertahan dengan sikap gue. Jangan harap gue bakal layanin lo lahir maupun batin. Fine kita harus keliatan Damai didepan orang tua kita aja. Dan inget gak usah urusin urusan gue, karena gue juga gak akan ngurusin urusan lo. Lo tidur di sofa."
Tutur Zeline ketus sebelum membaringkan tubuhnya untuk menyelami mimpi.Elvan yang sedari tadi diam pun akhirnya beranjak membaringkan tubuhnya di sofa tanpa banyak protes.
Jam telah menunjukkan pukul 01:00 tapi Zeline terbangun karena krusak-krusuk di sofa dengan mata yang mengantuk Zeline menghidupkan lampu utama.
Dan terpampanglah laki-laki yang berstatus suaminya tengah meringkuk di sofa.
Masih dengan kacamata tebal, menurut Zeline Elvan ini sangat tampan jika dilihat lamat-lamat padahal hanya sebuah kacamata.Tak mau oleng Zeline yang awalnya ia ingin menyelimuti Elvan tidak jadi dan malah kembali melanjutkan tidur tidak perduli suaminya yang kedinginan.
Mentari telah muncul menebar cahayanya, sepasang mata yang tadinya tertutup perlahan terbuka menampakkan netra indahnya.
Meregangkan otot-otot tubuh yang terasa kaku matanya bergulir keseluruh ruangan sebelum beranjak ke kamar mandi.
Dahi gadis itu mengerut saat tak menemukan sosok yang tidur di sofa kamarnya.
'Kemana tuh orang?' batinnya bertanya.
Tak lama terdengar suara pintu terbuka menampilkan sosok laki-laki berkacamata tebal.
"Sudah bangun? "Tanyanya basa-basi.
" Menurut lo?" Ketus gadis yang tak lain dan tak bukan adalah Zeline. Gadis itu melengos melewati suaminya dan turun untuk sarapan.
"Kak lo kok udah bangun sih? " Tanya Jiha heran karena menurut novel-novel yang ia baca pengantin baru akan menghabiskan waktunya hanya dikamar.
Zeline mengangkat bahu acuh dan duduk dengan santai.
"Kamu kok sendiri kak mantu mami mana? " Mami datang dari arah dapur membawakan sup yang baru matang.
Lagi-lagi gadis itu hanya mengangkat bahu acuh dan malah mengambil sarapannya.
"Kak mami tau kamu mungkin masih gak nyaman tapi setidaknya hargailah Elvan sebagai suamimu. "Saat Zeline hendak menyahut dari belakang terdengar suara orang yang berstatus suaminya.
"Pagi semua. " Sapa Elvan ceria.
"Pagi." Balas orang yang berada di meja.
"Kak kamu kok udah rapi pake seragam? "
"Iya pi kakak mau sekolah hari ini. "
"Lho bukannya udah izin tiga hari, masih ada dua lagi buat libur dulu. "Mami menyela mendengar ucapan putrinya.
" Mi...pi... Kakak udah kelas 12 kakak gak mau ketinggalan matapelajaran lagian bulan depan udah ujian. "Elak Zeline.
Kedua paruh baya itu hanya mampu menghela nafas.
" Kamu dianterin sama El. "Final papi tak dapat di ganggu gugat.***
Seperti permintaan Danu, Zeline kini telah sampai di depan gerbang sekolah dengan mobil yang di kendarai Elvan. Kenapa tidak sampai ke dalam? tentu jawabannya Zeline yang meminta.
"Belajar baik-baik ya." Ucap Elvan mengelus kepala gadis disampingnya lembut.
Bugh...
"Lo apa-apaan sih! Jauhin tangan kotor lo dari gue!? " Sinis Zeline setelah memukul lengan suaminya.
"Bersih kok tadi kan udah cuci tangan pakai sabun mandi kamu."dengan polosnya Elvan menjawab yang mana semakin membuat Zeline mendidih.
" Beraninya lo make sabun mahal gue, oh tidack sabun gue ternodai! " Tersadar dengan reaksi istrinya buru-buru Elvan mengalihkan perhatian Zeline agar tak bonyok di pukuli istrinya.
"Keisha. Kamu tidak mau turun, nanti terlambat lho. Coba lihat itu gerbangnya sebentar lagi ditutup. "
Mendengar ucapan Elvan, Zeline segera menolehkan kepalanya melihat pintu gerbang yang hampir tertutup. Menatap suaminya tajam gadis itu segera keluar dari mobil dengan membanting pintu mobil.
Terkekeh kecil Elvan mulai menjalankan mobilnya menuju kampus. Pada akhirnya Elvan memutuskan untuk ke kampus karena dirumah pun ia tak memiliki pekerjaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istimewa
Teen Fiction⚠WARNING⚠ Dudududu Dudududu Dudududu Gadis itu semakin heboh menggoyangkan pantat sambil berputar. Dan... "Eh- " Zeline mematung saat menyadari keberadaan Elvan yang menatapnya dengan wajah memerah seperti menahan berak. "-Eeeeeh." Help ceburkan...