Prolog : Escape

9.6K 681 45
                                    

Tring!!

Tring!!

Tring!!









"Ruang kediaman Presiden Sergio Mattarella, cepat bergerak."

"Oh merda." Umpat Haru berdesis mendengar suara penjaga dari pengeras suara.

Haru memberikan barangnya kepada rekannya kemudian mereka masuk ke dalam tembok, dengan rekannya yang menutup tembok itu. Ketika penjaga datang, mereka kehilangan jejak.

Sementara Haru yang berjalan di lorong itu sudah keluar dari ruangan Presiden. Rekannya menekan cip komunikasi yang berada di telinganya.

"40 kaki ke arah Utara."

"Aku paham." Rekannya itu membisikan jalan keluar membuat Haru mengangguk dan berjalan lebih dulu di depan.

Hanya ada sekitar 30 kaki ke Utara, tapi Haru dan rekannya paham apa maksud rekan jauh mereka yang memantau.

Ketika 30 kaki mereka melangkah ke Utara, Haru mengambil sebuah kartu identitas dan menempelkannya di tembok membuat tembok itu bergerak dan memberikan jalan keluar untuk mereka berdua.

Ketika sudah di luar gedung, Haru membenarkan dasinya sambil berjalan masuk ke dalam mobil dengan rekannya yang masuk ke dalam mobil di belakangnya. Mereka pergi, meninggalkan kawasan itu dengan mudah.

***
Dua mobil itu berhenti di depan halaman rumah yang bernuansa gelap dan sunyi. Haru keluar dari mobil, kemudian langsung masuk ke dalam.

Ketika pintu di buka, berjejer pelayan sudah berdiri di dua sisi, menyambut tuan mereka yang baru saja pulang sehabis menjalankan tugas.

Mereka tidak hanya diam berdiri berjejer, para pelayan yang sudah di belakang Haru langsung mengambil jas rompi yang di gunakan Haru dari belakang.

Haru duduk di sofa, menutup matanya ketika seorang pelayan sedang membuka sepatunya. Haru sejenak terdiam, seperti orang yang ingin tertidur.

"Signore!"

Haru membuka matanya, menatap biasa saja pada seorang rekannya namun terlihat tajam karena garis matanya. "Ada apa?"

Rekannya itu memberikan iPad yang di pegang-nya kepada Haru. "Pengikut Presiden Sergio Matarella sedang menuju kesini dengan jumlah yang tidak sedikit." Katanya memberi informasi buruk.

Haru berdecih, memberikan kembali iPad pada rekannya. Dia berdiri, mengusak rambutnya kemudian memakai rompi jas hitamnya. "Kita pergi sekarang."

Haru pergi duluan, rekannya itu mengetik di iPad-nya. Beberapa sekon setelahnya, berpuluh penjaga masuk ke dalam rumah dan mengevakuasi seluruh pelayan di dalam serta membersihkan semua sidik jari di rumah ini sampai tidak tersisa jejak sang pemilik dan siapa saja yang tinggal disini.

Mobil Haru berjalan keluar dari pekarangan rumahnya. Sedangkan para pelayan itu akan di bumi hilangkan dengan cara di bakar hidup-hidup. Karena mereka, adalah jejak keberadaan Haru de' ilario.

***

Haru keluar dari mobil, dia langsung masuk ke dalam pesawat pribadi bersama rekannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haru keluar dari mobil, dia langsung masuk ke dalam pesawat pribadi bersama rekannya. Pesawat lepas landas saat itu juga, pergi ke negara tujuan dengan visa sebagai tanda bukti persetujuan negara.

Nama Haru de' ilario di kenal sebagai seorang Mafia dari Italia. Jika di tanya bagaimana Haru bisa mendapatkan Visa, itu karena Haru punya hubungan rahasia dengan petinggi negara tujuannya.

Perjalanan membutuhkan sekitar 13 jam perjalanan. Kemungkinan Haru akan sampai di negara tujuan adalah pukul 7 malam lewat 15 menit karena saat ini adalah jam 6 pagi.

Haru menatap ke arah jendela dengan  dagunya yang bertumpu satu tangannya. Mata kelamnya menatap tanah kelahirannya dengan sirat yang tidak bisa di artikan siapapun. "Barangnya, sudah kau bawa Lucire?"

Rekannya, Lucire alveano mengangguk. "Barangnya sudah saya taruh di bagasi pesawat. Kau tenang saja, semua yang penting sudah masuk ke dalam bagasi."

Haru berdekhem pelan mendengarkan. Dia menatap jamnya dengan satu tangannya yang lain kemudian kembali menatap jendela. "Pastikan rumah itu terbakar dengan isinya,"

Lucire menyeringai, "Pukul 5.23, rumah itu sudah terbakar habis, beserta isinya."

***

Sesuai dengan waktu yang di tentukan, pesawat mendarat pukul 7

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesuai dengan waktu yang di tentukan, pesawat mendarat pukul 7.15

Haru turun dari pesawat kemudian langsung masuk ke dalam mobil hitam yang sudah terparkir di sebelah pesawat. Mobil itu pergi keluar dari kawasan bandara, menuju tempat kediaman Haru yang tertutup.

Di tengah perjalanan, mobil Haru berhenti mendadak membuat Haru berdesis dengan sopirnya yang meminta maaf serta pengampunan. "Maaf Tuan, di depan ada kendala tidak terduga."

"Sfortunato!" Decih Haru keluar dari mobil dengan pistol di tangannya. Haru menembakan pistol ke udara membuat pertikaian di depan mobilnya berhenti.

Kerumunan orang-orang itu tidak bergerak sedikitpun. Haru bergerak, menodong pistol dengan tatapan tajamnya. "Pergi. Sekarang."

Orang-orang itu kabur setelah mendengar titahan dari cowok bermasker itu. Haru melihat ada cowok yang terbaring di aspal, seringaiannya muncul. Dia mengetuk jendela kaca sopirnya. "Lindas."

Sopirnya mengangguk tanpa ragu. Dia menyalakan mesinnya kemudian bergerak hendak melindas tubuh cowok yang terbaring itu.

Melihat tidak ada pergerakan dari cowok di depan, membuat Haru berfikir jika cowok itu benar-benar pingsan. Dia menembak ban mobil membuat mobilnya berhenti bergerak secara mendadak.

Haru mendekati cowok itu, berjongkok di depannya kemudian menatap cowok yang terbaring itu. Tangannya yang bebas menyingkirkan rambut yang berada di kening cowok itu sampai memperlihatkan bekas luka yang cukup dalam. Haru menyeringai, "Lucire!" Panggil Haru.

Rekannya menghampiri, Haru berdiri kemudian berjalan melewati Lucire. "Angkat dia ke mobil yang sama denganku." Suruh Haru berbisik, lalu pergi masuk ke dalam mobilnya yang lain.

Lucire terdiam, menatap cowok yang terbaring itu. Kemudian Lucire tanpa basa-basi segera mengangkat cowok itu dan membawanya masuk ke dalam mobil yang sama dengan Haru.

Lucire tidak habis fikir. Bagaimana bisa Haru de' ilario membiarkan orang lain satu mobil dengannya?

[✓] THE DEVIL MAFIA (DE' ILARIO SEASON 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang