Blurry

2.9K 439 14
                                    

"Lepas, sialan!"

Suara besi berkecambuk terus terdengar sebab Grealio yang terus memberontak lepas. Matanya memerah, menatap tajam RahaA yang duduk santai dengan iPad di tangannya.

"Lep―!"

"Anda masih belum paham, Tuanku?" RahaA berbicara, dengan wajah datarnya. Grealio mengangkat satu alisnya tidak mengerti.

"Apa maksudmu A?"

RahaA berdiri dari kursinya, berjalan ke arah Grealio dan menyodorkan sebuah layar iPad yang memberikan video CCTV.

"Ku harap, kau tidak lupa akan rencana awal kita, Tuan Irahara."

Grealio mengangkat ujung bibirnya, tidak percaya. Lama-lama dia terkekeh, kemudian tertawa puas. RahaA tersenyum, kembali menatap iPad-nya dan memperbesar sesuatu.

"Ini, Kim Doyoung, submissive Haru de' ilario."

Hari ketika Haru dan Lucire pergi dari gedung, Grealio dan RahaA masih di dalam ruangan.

"Tuan,"

"Hm?"

"Jika di perhitungkan kembali, nominal yang anda dapat tentu jauh lebih sedikit." Ucap RahaA memberi tau. "Perbandingannya 20/80%."

Grealio memutar kursinya, menghadap ke RahaA. "Apa maksudmu?"

"Jika kita membersihkan 30% penduduk muda, kemungkinan besar keuntungan anda akan lebih jauh banyak." Kemudian RahaA menaruh iPad di meja, memperlihatkan sebuah video bakteri. "Ini virus yang di temukan di AS, kita bisa menangkap salah satu orang dari sana untuk menyebarkan virus asli di Guryeong."

Grealio menggerut dagunya berfikir. "Itu saja?"

RahaA menggeleng. "Jika satu kapal bisa berlabuh di banyak pulau, maka tidak seharusnya kita berhenti di tengah jalan Tuan."

"Hm?"

RahaA tersenyum licik. "Kita buat, submissive Haru de' ilario terkena virus itu. Akan lebih mudah menangkapnya karena pasti dia di isolasi mandiri." Lalu RahaA menyunggingkan bibirnya. "Selanjutnya, Tuan Irahara hanya perlu mengikuti alur main saya."

***

Lucire masuk ke dalam rumah dengan nafas lelah. Dia sudah pergi jauh untuk mencari antibodi, tapi di suruh kembali karena Haru menyuruhnya berhenti mencari.

Bersamaan dengan Lucire hampir naik tangga, Haru sudah turun dari lantai atas. Punggung Lucire membungkuk, kemudian kembali tegak ketika Haru sudah melewatinya.

"Apa.. anda sudah menemukan antibodinya Tuan?"

Haru tidak menjawab. Dia terus berjalan ke luar rumah, dengan Lucire yang terus mengikutinya.

"Anda.. ingin kemana? Perlu saya―"

"Tidak perlu, jaga saja rumah ini." Titah Haru masuk ke dalam mobil. Kendaraan itu langsung melaju pergi dari pekarangan rumah.

Lucire kembali masuk ke dalam. Matanya menatap seorang dokter perempuan muda yang turun dari lantai atas. Dokter itu tengah melepas masker.

"Ah, Tuan.. Lucire?"

Pria Alveano itu mengangguk. Dia bergerak maju untuk pergi ke ruangan CCTV, kembali mencari orang yang mengatur sistem rumah sampai Doyoung terjebak di dalam.

"Tunggu,"

Lucire berhenti berjalan.

"Apa.. anda sudah menemukan antibodinya yang asli?"

Pria itu berbalik badan, dengan alis naik satu. "Maksud anda? Bukankah, Tuan Ilario menyuruhku berhenti mencari antibodi, karena kalian sudah menemukannya?"

Perempuan muda itu mengernyit, "Tapi belum ada antibodi yang di kirimkan sampai sekarang." Ujar dokter itu dengan kernyitan bingung. "Ah― apa Tuan Ilario berfikir hanya darahnya saja yang di butuhkan?"

"Maksudmu?"

"Kemarin, Tuan Ilario mentransfer darah ke submissive-nya. Memang imun Tuan Ilario tidak di ragukan, tapi.. tetap saja, antibodi yang asli untuk melumpuhkan virus adalah penduduk lokal dari lokasi kejadian pertama kali virus itu menyebar."

"Warga lokal?"

Dokter itu mengangguk.

Lucire membuang nafas. Dia tidak yakin akan menemukan penduduk lokal di Guryeong, karena semua penduduk sudah habis di bantai. Kalau begini, bisa-bisa antibodinya hilang.

"Lalu bagaimana keadaan Kim Doyoung sekarang?"

Perempuan muda itu menghela nafas dengan raut kurang percaya. "Untuk saat ini, keadaannya membaik karena imun dari darah Tuan Ilario. Tapi setelah beberapa jam lagi, darah Tuan Ilario tidak akan berguna lagi, dan Tuan Kim akan kembali.. kritis."

Lucire mengusak kepalanya bingung. "Apa kau melihat A? Dimana dia? Apa dia sedang di beri tugas Tuan Ilario?"

"A?" Dokter itu berfikir. "A sepertinya pergi ke tempat Tuan Grealio karena di suruh Tuan Ilario."

Lucire mengangguk mengerti. Dia buru-buru pergi keluar dari rumah, masuk ke dalam mobil. Lucire berencana untuk berbincang dengan RahaA mengenai darimana virus itu sebenarnya berasal.

Sekali lagi, Lucire Alveano tidak akan membuat Tuannya kembali kehilangan.

***
Ketika Lucire sampai di tempat Grealio di kurung, pria itu langsung turun dari mobil dan segera masuk ke dalam penjara.

Namun alat cipnya bersuara membuat langkahnya terhenti sejenak.

"Ada apa?"

"Saya berhasil menemukan orang yang mengatur CCTV."

"Baiklah, kirim rekaman zoom nya sekarang."

"Baik Tuan."

Lucire mengambil iPadnya, membuka video yang di kirimkan rekan bawahannya. Matanya menyipit, mencoba memperjelas kan sosok yang terlihat di zoom dalam video.

Ketika menyadari siapa orang itu, Lucire hanya terdiam dengan pandangan tidak percaya.

"El?"

Tiba-tiba suara dari penjara terdengar, menyadarkan lamunan Lucire. Pria itu menatap langit-langit, mencari alat pembesar suara.

"Grealio Irahara kabur!!"

Lucire kaget. Dia buru-buru lari ke sel tempat Grealio di kurung. Namun ketika hendak turun ke lantai bawah tanah, suara dari pengeras suara selanjutnya membuat dia membeku.

"Lucire dengarkan aku, jika Tuanmu Haru de' ilario tidak datang ke tempatku, maka submissive manisnya akan mati karena virus."

Tangan Lucire terkepal kuat, dengan mata menajam. "RahaA, penghianat!"

Nafas Lucire memburu kesal. Tapi kemudian dia tersenyum miring dengan kekehan merendahkan.

"Kau salah mencari tawanan, Grealio Irahara."

[✓] THE DEVIL MAFIA (DE' ILARIO SEASON 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang