Lust

3.9K 505 14
                                    

Malam Hari, Doyoung masuk ke salah satu kamar. Saat ini, kamarnya sedang di bersihkan, sehingga Doyoung harus tidur di kamar lain. Hari ini dan kemarin cukup berat baginya, Doyoung harap, malam ini dia bisa menghindari amarah Haru.

Keningnya berkerut tipis begitu melihat keadaan di dalam kamar. Doyoung menggaruk kepalanya merasa aneh. Bagaimana bisa kamar ini bisa sangat berantakan, padahal Haru selalu menyuruh pelayan untuk membersihkan kamarnya.

Doyoung melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Doyoung melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar. Banyak yang berserakan di lantai. Meskipun dirinya semakin merasa takut, tapi kakinya tetap melangkah lebih dalam ke kamar.

Sejenak Doyoung berhenti di depan kasur. Dia melihat dinding di atas kepala ranjang. Ada sebuah lukisan abstrak yang membuatnya merasa aneh, bahkan merinding.

Kepalanya menoleh ke belakang, melihat balkon yang terhalang pintu kaca transparan. Doyoung berbalik tubuh sempurna lalu melangkah ke sana, berniat pergi ke balkon.

Saat pintu dibuka, Doyoung merasakan angin malam menerpa wajahnya. Doyoung mencintai angin malam yang sejuk, Doyoung merindukan langit malam yang indah.

Kakinya perlahan keluar dari kamar, mendekat ke pinggir balkon yang terhalang pagar besi.

Kepala lelaki itu mendongak menatap langit malam. Angin menyerbu kepalanya seperti memberikan ciuman rindu di seluruh bagian wajahnya. Pelan-pelan senyum Doyoung terbit, merasakan hal yang lama kembali dia lakukan.

"Makasih karna temani aku malam ini lagi. Maaf, karena selama beberapa hari ini aku gak pernah menyapa kalian."

Garis senyum lengkungnya terbit menghiasi euphoria dia malam ini. Hanya dengan menyapa angin malam, Doyoung seperti di berikan sejuta kebahagian selama dia hidup.

Kebahagian memang sangat sederhana, Doyoung merasakannya. Tidak ada yang di harapkan ketika satu rasa bahagia datang dari kerinduan.

"Hhh.."

Ketika membuang nafas, Doyoung tersentak saat sebuah tangan melingkar di perutnya. Dia membeku merasakan hembusan nafas seseorang di lehernya.

"Berani sekali kelinci ini masuk ke dalam kandang." Bisik Haru mengecup leher Doyoung sensual membuat lelaki manis itu meringis geli.

"Lepas."

"No, tidak akan ku lepaskan." Haru mendekatkan bibirnya ke telinga Doyoung, dengan seringaiannya. "Aku lapar, dan kau yang bisa membuatku kenyang." Bisik Haru ambigu membuat Doyoung merinding.

"L-lepas.. aku tidak tau ini kamarmu.." Lirih Doyoung berusaha melepaskan tangan Haru di pinggangnya. Dia hampir menangis ketika tangan Haru masuk ke dalam bajunya, dan mengusap perutnya sensual.

"Kau fikir, aku akan melepaskan-mu begitu saja?"

Haru membalikan tubuh Doyoung kemudian membenturkan punggung submissive-nya ke pagar pembatas. Wajah Haru mendekat, menggigit kecil leher Doyoung membuat laki-laki itu menolehkan kepalanya ke sisi sambil merengguh.

[✓] THE DEVIL MAFIA (DE' ILARIO SEASON 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang