Couple

3.7K 483 24
                                    

Haru masuk ke dalam kamar, dengan beberapa maid yang mengikutinya dari belakang. Haru berdiri di sebelah ranjang, menatap Doyoung yang masih tertidur bertelanjang dada di atas kasurnya.

Senyum Haru terbit kecil. Dia mencodongkan badan, lalu mengusap rambut Doyoung yang menjadi kebiasannya.

"Bangun,"

Usapan di rambutnya membuat Doyoung mengernyitkan keningnya sebelum membuka mata. Figur yang pertama dia lihat adalah senyum Haru yang mirip seringai-an mengerikan bagi Doyoung.

Buru-buru Doyoung bangun, menegakan punggungnya. Sikapnya membuat Haru mengusak kepalanya.

"Pintar. Aku mencintai rasa takutmu, cara." Haru mengecup sisi kening Doyoung. "Sekarang bangun dan pergi ke kamar mandi. Aku menunggumu di ruang makan."

Setelahnya, Haru pergi keluar dari kamar dengan satu tangannya masuk ke saku. Dan Doyoung langsung bergerak pergi ke kamar mandi, setelah mengambil handuk juga bathrobe di nampan maid.

Haru di bawah, menemui Lucire. Dia mengambil cek yang di serahkan Lucire. Melihat nominal angka sejumlah 3 triliun. Setelahnya Haru kembali menyerahkan cek ke Lucire.

"Bagaimana dengan lima laki-laki itu?" Haru bertanya, pergi ke ruang makan dengan Lucire yang mengikutinya dari belakang.

"Satu sekarat, tiga lainnya saya siksa jiwanya."

Haru berhenti berjalan, dia berbalik badan, menekuk alisnya satu. "Empat? Mana satunya?" Tanya Haru membuat Lucire mengangkat ujung bibirnya kecil.

"Anda sendiri yang menghabisinya dengan mencabut kepalanya."

Haru langsung mencengkeram kuat leher Lucire, dengan mata tajamnya. "Bagaimana bisa dia masuk ke dalam sini?! Kau tau apa yang dia lakukan, kau melihat semuanya, tapi―!"

"Anda pasti peka apa yang saya lakukan, Tuan." Ucap Lucire membuat Haru terdiam. Seringai-an Lucire kembali tercetak. "Anda tau saya penuh pemikiran. Saya tidak akan membahayakan sesuatu yang anda miliki, justru saya membuat anda memilikinya."

Haru melepas jeratannya. Dia memasukan kedua tangan di saku. Menatap Lucire dengan senyum menyeringainya. "Tidak salah aku menjadikanmu slave ku."

Lucire membungkuk hormat. "Saya senang anda menganggap keberadaan saya sebuah keberuntungan."

Haru dan Lucire tertawa, terdengar layaknya tawaan iblis yang berhasil menjerumuskan manusia ke dalam lubang neraka. Terdengar puas, dan membuat siapapun yang mendengarnya, jiwanya akan rusak.

Doyoung datang ke ruang makan sembari di papah seorang maid. Lucire dan Haru langsung menghentikan tawa mereka. Haru menatap Doyoung dengan senyum lembutnya.

"Kemari," Suruh Haru membuat Doyoung menghampirinya tanpa di papah maid. Ketika sampai di dekat Haru, rambutnya langsung di usap-usap. "Duduk, kita makan."

Doyoung duduk di barisan pertama. Dia hanya merundukan kepalanya membuat Haru menatapnya datar lalu tangannya dengan cepat mengangkat dagu Doyoung, menatapnya.

"Mau ku jadikan kau pelayan?" Tanya Haru menguatkan jeratannya.

Doyoung menggeleng kuat.

"Ubah sikapmu. Kau submissive-ku, bukan pelayan rendahan." Lanjut Haru kesal. Doyoung hanya diam dengan wajahnya yang tidak lagi menunduk.

Tangan Haru menaruh makan malam di piring Doyoung. "Tanganmu masih sakit? Mau ku suapi?"

Doyoung menggeleng, memberikan senyum kaku. "Aku bisa sendiri." Ucapnya lalu mengambil sumpit dan sendok untuk makan.

[✓] THE DEVIL MAFIA (DE' ILARIO SEASON 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang