How to play devil

3.2K 455 17
                                    

"Nasibmu sangat buruk! Kenapa tidak mati saja?! Hahahaha!!"

"Hei, menangis dan mengadu sana. Oh iya, kau tidak memiliki siapapun."

"Aku mendoakan semoga kau berumur panjang, supaya lebih banyak lagi penderitaan yang kau terima."

"Ahahahahaha!!"









"Hah!" Doyoung terbangun ke posisinya yang langsung duduk. Pelipisnya basah dengan pandangannya yang kosong menatap lurus.

Laki-laki itu membuang nafas berat dengan kepala merunduk. Ujung rambutnya menjuntai, menutup sebagain wajahnya. Diam-diam dia menangis, memikirkan cercaan yang mengalun di otaknya.

"Melihatmu, aku sadar jika kehidupanku memang lebih baik, ketimbang dirimu, menyedihkan."

"Memberikan simpati padamu hanya menambah dosaku karna membantu makhluk hina sepertimu."

"Mati saja!"

"Diam," Lelaki Kim itu menggelengkan kepalanya berat,  mencoba menepis semua suara menakutkan di telinganya. Air matanya jatuh begitu saja, seiring dengan tangannya yang semakin kuat menutupi telinganya.

Tidak tahan dengan suara di telinganya, Doyoung memilih turun dari ranjang dan pergi ke balkon, berdiri tepat di ujung.

Tangannya mencengkeram kuat pagar besi dengan matanya yang memerah, seakan mengadu pada langit jika dia tengah putus asa atas hidupnya yang menyedihkan.

Lingkungan yang membencinya, orang-orang yang berlaku buruk padanya, menjadikan dia seperti anjing, kata-kata kasar juga buruk yang menghancurkan jiwanya.

Mereka seperti.. iblis baginya.

Namun Haru berbeda. Pria itu mencintai dirinya dengan cara yang berbeda. Meskipun sangat sakit, tapi kehangatan juga kelembutannya mampu membuat Doyoung hanyut.

Mungkin seperti itu cara bermain iblis. Halus dan menghanyutkan. Pantas banyak manusia yang tercebur dalam api neraka. Begitu licik cara bermain mereka, membisiki makhluk lemah yang terpuruk.

Kim Doyoung salah satunya. Ntah dia merasa sial atau beruntung bertemu dengan Haru. Kehidupannya berjalan begitu saja, tanpa dia sendiri sadar sudah berapa hari dirinya disini.

Lelaki itu membuang nafasnya yang sesak. Kepalanya merunduk dalam dengan tetesan air mata yang jatuh terjun ke bawah. Cengkeramannya di pinggiran pagar besi semakin menguat, seiring hatinya yang memberat.

Tiba-tiba tubuhnya di balikan secara sempurna. Kemudian dirinya langsung masuk ke dalam pelukan hangat seseorang yang familiar baginya.

"Lain kali, aku akan memborgol lehermu, cara." Desis Haru menaruh dagunya di atas kepala Doyoung. Tangannya mengusap rambut belakang lelaki manis dalam bekapannya.

Doyoung menangis begitu saja. Meluapkan semua yang dia rasakan. Menyembunyikan wajahnya dalam-dalam, hingga tatapannya terpaku pada darah yang merembes di kemeja putih Haru.

"Ini.."

"Diam." Haru berdesis, semakin erat memeluk Doyoung. "Berapa kali ku bilang jika manusia yang mengatakan hidup mereka lebih baik daripadamu, tidak lebih hanya seonggok benalu yang harus di bumi hanguskan." Haru berdesis dendam. "Malam ini juga, mereka akan mati dengan cara yang paling menyiksa."

Haru melepaskan pelukannya. Tangannya yang berdarah-darah menangkup dua sisi wajah submissive-nya.

"Bahkan jika perlu, aku akan memberikan mereka apa arti kehidupan yang sebenarnya sebelum mereka pergi menemui siksaan Tuhan."

[✓] THE DEVIL MAFIA (DE' ILARIO SEASON 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang