Forgiveness

3.6K 508 17
                                    

"Akhh!! Tolong ampuni saya!!"

Lucire tuli akan jeritan laki-laki yang kini dia injak tepat di bagian kepala. Lucire terus menekannya, dengan pandangan penuh kenafsuan membunuh.

"TOLONG!! AMPU―"

"Berisik." Desis Lucire semakin kuat menginjak sisi kepala lelaki itu. "Jika bukan karna Tuanku, kau sudah ku habisi, di cincang lalu ku bakar."

"Bunuh saja aku!! Aku mohon!!" Jerit laki-laki itu kesakitan. "Ak-aku lebih baik m-m-matii.." Laki-laki itu kini sulit bernafas dengan urat-uratnya yang mengeras.

"Mati, mati, mati!" Lucire berteriak. "Kau fikir setelah mati, apa yang kau lakukan?! Kau hanya mendapat siksaan Tuhan yang lebih kejam!" Kaki Lucire menendang kepala laki-laki di bawahnya. "Tuanku baik padamu, membiarkanmu di dunia lebih lama. Seharusnya kau patuh saja, dan nikmati masa-masa hidupmu."

"Am..ampuni.. saya.."

Lucire kembali menginjak kepala laki-laki itu dengan kakinya. "Sudah ku bilang. Tuanku dengan Tuhanmu berbeda. Jadi sebelum mati, lebih baik kau bersikap baik dan patuh pada Tuanku."

"S-saya akan meng-ngabdi.. tol-tolong..."

Lucire terkekeh. Dia menarik rambut lelaki itu sampai terduduk di depannya, dengan wajah lebam juga kedua matanya yang membiru.

"Kau tau apa yang Tuanku katakan? Menjadi pengikut iblis harus tidak memiliki perasaan. Jadi malam ini, bunuh dan bawa kepala orang yang kau cintai." Ucap Lucire menepuk kepala lelaki itu sebelum berdiri kembali.

Lelaki itu terdiam. Tubuhnya yang naked sudah di penuhi luka baret yang memerah mengeluarkan darah. Begitu banyak lebam, juga bekas cekikan. Lehernya habis di gorok menggunakan garpu, juga sisi ginjalnya bolong memperlihatkan organ disana sudah hancur.

Mulut lelaki itu bercucuran darah. Tapi dia tetap diam, tidak bergerak sedikitpun, layaknya benda mati.

Sebab Lucire yang menodongkan pistol di kepala belakangnya.

"Beri tau aku, siapa yang kau cintai? Biar aku bawakan kau ke hadapannya."

Lelaki itu tiba-tiba terkekeh, terdengar gila.

"Kim.. Doyoung.."

Dan Lucire menyunggingkan senyumnya. "Baiklah, aku bawa kau kesana kemudian jika kau berhasil membunuhnya dan memenggal kepalanya, berarti kau bisa menjadi Tuanku."

"Ha.. ha.. HAHAHAHAHAHA!!"

***

Haru masuk ke dalam kamar Doyoung. Melihat lelaki itu tengah di bantu memakai baju. Tatapan Haru datar, menatap maid itu seolah ingin membunuhnya sampai hancur.

Dia berjalan mendekat, kemudian menarik maid itu dengan mencengkeram leher belakangnya.

"Kau ingin mati, slave?"

Doyoung menoleh ke arah Haru dengan tatapan terkejut. Kemudian pandangannya beralih ke maid yang tengah menangis sambil mengucapkan kata ampun.

"Am-ampuni.. saya Tuan.."

Doyoung bergerak untuk menyingkirkan tangan Haru di leher maid perempuan itu.

"Aku yang memintanya membantuku memakaikan baju." Ucap Doyoung lalu tatapan melirik ke arah tangannya yang kembali terasa aneh.

Haru menyadarinya. Dia melepaskan leher maid itu, lalu mengambil tangan Doyoung, melihat tangan itu dengan tatapan biasa.

"Tanganmu sakit? Karna siapa?" Haru bertanya, menatap manik cokelat submissive-nya yang ragu juga takut. "Katakan padaku, atau aku sendiri yang mencari tau."

[✓] THE DEVIL MAFIA (DE' ILARIO SEASON 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang