Butcher

2.4K 392 69
                                    

Beberapa jam lalu..


















"Sudah, lemparkan dari sini saja."

"Kau yakin?"

"Kau ingin mati? Kita bisa terbakar jika membuangnya dari dekat. Lemparkan saja dari sini."

"Ah, yasudah."

Dua pria kurus kering, berkulit hitam itu akhirnya memilih membuang mayat yang terbungkus tas panjang ke pembuangan mayat yang sudah menumpuk berbagai korban. Setelah itu, mereka pergi, keluar secepatnya dari base.

Hening beberapa saat, sampai akhirnya salah satu tas panjang berwarna hitam itu terbuka sleting-nya. Tubuh bagian atas pria itu keluar dari dalam tas, kemudian langsung membuang nafas sesak.

"Bastardo." Umpat Lucire berdiri dengan sedikit peregangan hingga beberapa kali membunyikan suara tulang.

Dua pria berbadan besar dengan jas hitam, segera menghampiri Lucire kemudian memberikan cip yang langsung Lucire terima.

"Cepat, lakukan."

"Baik."

Setelah sambungan terputus, Lucire mengambil iPad di tangan bawahannya dan segera memberikan sinyal konfirmasi pelaksanaan. Setelah itu, dia memberikan iPadnya kembali, dan membuka jasnya yang berlumur-kan darah.

And, Lucire juga melepas jaket anti peluru di tubuhnya, Juga membersihkan beberapa bekas kantung darah yang sempat melekat di tubuhnya di beberapa sisi tertentu.

"Ah.. merepotkan."

Setelah memakai kemeja hitam, Lucire pergi dari ruangan itu dengan dua pria di belakangnya.

Di sisi lain, berpuluh pria berbadan besar yang menyamar, segera menempelkan benda kecil di tembok belakang tubuh mereka. Setelah itu, mereka saling mengkodekan agar pergi ke arah yang sudah Lucire lokasi kan.

***

Di tempat Haru sendiri, pria itu hanya duduk di atas kursi, dengan pandangannya yang kosong namun terlihat jengah dengan suasana penuh kekosongan ini. Seperti.. ada hal yang lama, kembali di ulang. Sesuatu seperti itu, mungkin Haru membencinya, atau.. menyukainya.

"Hah.. lambat." Kesal Haru jengah begitu merasakan Lucire masuk ke dalam ruangan lewat pintu belakang. "Cepat bukakan."

Pria Alveano itu mengangguk. Dia buru-buru membuka ikatan tali di tangan Haru kemudian ketika terlepas, Haru langsung berdiri dengan tangannya yang di regangkan.

"Bodoh." Umpat pria Ilario itu berbalik badan, menatap Lucire jengkel. "Kau.. bodoh."

"Maaf Tuan." Lucire membungkuk.

Haru hanya menatap datar Lucire sebelum akhirnya bergerak, melangkah mendekat ke arah Lucire. Tangan pria itu, menepuk bahu Lucire berat.

"Kau tidak boleh mati, kau tau kan?"

Lucire mengangguk.

"Jadi mulai sekarang, bekerjalah dengan becus, jangan sampai kejadian ini terulang lagi. Atau," Haru menguatkan cengkeramannya di bahu Lucire dengan senyuman lebarnya. "Aku sendiri yang akan menghancurkan tubuhmu, slave."

"Saya bersumpah, ini yang pertama dan terakhir."

Haru melepaskan cengkeramannya. "Kalau gitu, cepat kabari El," Pria itu menjeda, dengan pandangannya yang tiba-tiba menerawang jauh, juga kedua tangannya yang masuk ke saku celana. "Taruhkan nyawanya untuk submissive-ku."

[✓] THE DEVIL MAFIA (DE' ILARIO SEASON 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang