viaylazapya's 9. kita putus!

55 31 5
                                    

Hari ini, hari yang paling sangat di tunggu-tunggu oleh semua siswa-siswi Arvandis school. Liburan tengah semester, membuat seantero sekolah bersorak senang. Ini adalah awal libur panjang mereka, libur 2 Minggu menjadikan beberapa murid memilih bersantai, atau liburan bersama teman dan juga keluarga.

Radyr, gadis yang memang tidak begitu dekat dengan keluarganya memilih untuk menginap di rumah Desila selama liburan. Tentunya dengan izin dari kedua orangtua Desila, dan juga Radyr.

"Gabut banget gw, kumpulin anak-anak terus jalan-jalan seru kali ye Dyr" ujar Desila, yang mulai bosan dengan kegiatannya yang hanya bermain ponsel.

"Udahan pacarannya?" Bukannya menjawab, Radyr malah bertanya pada Desila.

"Dia off, gak asik" jawab Desila.

"Pacaran kok sama layar hp" ledek Radyr.

"Awas kemakan omongan" ucap Desila yang tidak terima di ledek oleh Radyr.

Radyr hanya terkekeh pelan, lalu mengambil gitar yang tersedia di kamar Desila. Ya, sebagian anak viaylazapya's memang sangat hobby bermain gitar, dan bernyanyi sampai mereka memiliki gitar sendiri-sendiri kecuali Annisa dan Radyr.

Tangan lentik Radyr mulai memetik senar gitar, gadis itu bahkan mulai bersenandung kecil.

"Lama terasa waktu bergulir,
karna dirimu tak bersamaku
Oh tuhan, tolonglah bawa dia kembali
Bersamaku, disini menjaga ku selalu"

Desila menatap kearah Radyr, gadis yang beberapa hari belakangan ini terlihat murung, Desila bukan tipe gadis yang peka. Namun melihat sahabatnya yang lebih sering bersenandung dengan nada galau, dia jadi tahu bahwa sahabatnya itu sedang merasa galau.

"Galauin apa?" Tanya Desila, membuat Radyr menoleh dan menghentikan aktivitasnya.

"Gak ada"

"Ck, gw kenal lo udah dari zaman SMP. Udah ah daripada galau, mending jalan. Anak-anak udah pada otw"

Radyr membulatkan matanya, kala mendengar teman-temannya sudah berada di dalam perjalanan menuju rumah Desila. Yang benar saja, Radyr bahkan belum mandi dan bersiap.

"Gw tau lo belum mandi, jadi sono cepetan mandi sebelum mereka datang" ucap Desila, lalu mengambil alih gitar yang di genggam oleh Radyr.

Radyr hanya pasrah, dan mengikuti perintah Desila. Bagaimanapun juga, dia tidak ingin membuat teman-temannya menunggu lama hanya karna dirinya yang belum mandi.

•Viaylazapya's•

Viaylazapya's, enam gadis dengan paras cantiknya kini sedang berada di sebuah pusat perbelanjaan. Setelah Vina dan Desila berdebat, memilih tempat yang akan mereka kunjungi, berakhirlah mereka disini. Dengan Vina dan Desila yang menekuk bibir mereka, karna tidak mendapat apa yang mereka mau.

Desila tadinya memilih untuk ke puncak, dan bermain air terjun disana. Untuk menghilangkan suntuk katanya. Sedangkan Vina, gadis itu memilih untuk ke daerah Bandung, dan menyewa vila beberapa hari disana. Tapi pilihan mereka berdua terlalu jauh, Nayla dan Rara yang sedang dalam mode malas jauh dari rumah, dengan mati-matian menolak ajakan keduanya.

"Gw pengen ke puncak ih" ujar Desila, sembari terus menekuk bibirnya cemberut.

"Ke Bandung enak" sahut Vina.

"Kita masih lama libur, hari Jum'at aja kita ke puncak. Nginep beberapa hari, setelahnya ke bandung" ucap Annisa menengahi, tidak ingin melihat Desila dan Vina kembali berdebat.

Apa boleh buat? Jika Annisa sudah berkata, mereka hanya bisa menurut tanpa kata. Desila dan Vina juga pasti berteriak senang dalam hati, karna akhirnya keinginan mereka akan tersampaikan.

Sedang asik berjalan, seraya melihat-lihat tanpa sengaja mata Desila terkunci pada sosok laki-laki yang selama ini membuatnya seperti orang gila, tersenyum dan tertawa pada layar ponsel lalu kadang juga menangis. Desila menyipitkan matanya, mencoba memperjelas pandangannya.

"Stop" ucap Desila, membuat kelima sahabatnya berhenti berjalan saat itu juga.

"I-itu beneran Raka? Kok dia sama cewek, katanya dia sibuk" gumam Desila, yang masih bisa di dengar oleh kelima sahabatnya.

Atensi viaylazapya's kini kompak beralih pada laki-laki ber-hoodie hitam, dan celana jeans nya dengan seorang gadis yang memegang lengannya manja. Mereka tengah tersenyum, menandakan bahagia.

Annisa yang geram, langsung berjalan menghampiri laki-laki yang ia kenal dengan nama Raka. Tidak tinggal diam, yang lainnya pun mengekor di belakang Annisa.

Plak!

"Berani lo main-main sama temen gw, kalo mau main-main yang elite dikit dong bajing!" Tanpa rasa malu, Annisa menampar laki-laki itu di depan umum. Radyr menarik pelan lengan Annisa, agar dia tidak melewati batas.

"Apa sih lo, dateng-dateng main nampar cowok gw aja!"

"Oh ini, yang bilangnya sibuk tapi ternyata asik pacaran sama jablay?" Vina mulai mengeluarkan kata-kata tajamnya, sembari menatap remeh kearah Raka dan perempuan yang tidak mereka kenal sama sekali.

Nayla menatap Desila, yang seolah ingin menangis.

"Udah lah Des, gak usah nangisin cowok brengsek kayak dia. Dia gak pantes lo tangisin, gaya sok cakep, penampilan sok mantep, udah di kasih cewek cakep, malah milih jamet modelan tikus di atas atep"

"Kita putus!" Ucap Desila dengan tegas, sembari menatap tidak percaya kearah Raka.

Annisa menarik lengan Desila, melangkah menjauh dari mantan kekasih Desila yang kini mereka masukan ke dalam daftar hitam untuk membalas dendam.

Ya, siapapun lelaki yang berani menyakiti salah satu dari mereka. Sudah di pastikan lelaki itu tidak akan tenang, tujuh hari tujuh malam penuh, viaylazapya's akan mengganggu ketenangan lelaki itu. Dengan tujuan, balas dendam karna berani bermain-main dengan orang yang salah.

"Gak usah nangis, kita ke puncak hari ini juga" ucap Nayla, membuat mata Desila berbinar setelah mendengarnya.

Mereka lalu berjalan menuju stand penjual makanan didalam mall tersebut, mencari beberapa makanan untuk mereka bawa ke puncak. Dan membeli beberapa perlengkapan lainnya.

°°°


Don't forget to vote share and comments.

VIAYLAZAPYA'S [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang