viaylazapya's 12. gak harus Arkan

48 31 1
                                    

Rara tengah memandangi layar ponselnya sembari merebahkan tubuhnya di kasur besar, yang cukup untuk 4 orang. Ya, Rara dan juga kelima temannya telah sampai di vila yang mereka sewa, dan tempat yang akan menjadi tempat istirahat mereka selama beberapa hari ini.

Rara hanya seorang diri di dalam kamar vila yang lumayan luas, kelima temannya tengah menyiapkan acara bakar-bakar untuk nanti malam. Disaat yang lainnya tengah sibuk menyiapkan jagung dan keperluan lainnya, Rara malah hanya bersantai di atas kasur dengan terus memandangi layar ponselnya.

Gadis itu sesekali terlihat tersenyum, meski tipis tapi siapapun yang melihat senyumannya pasti tidak akan mampu mengalihkan pandangannya. Setelah sekian lama Rara tidak tersenyum, saat ini dia kembali tersenyum.

"RARA TURUN DULU, AYOK BANTU GW" teriak Annisa dari luar vila.

Rara hanya bisa menurut dengan kata-kata temannya itu, ia menaruh ponselnya dan bergegas keluar kamar berjalan menghampiri Annisa dan yang lainnya.

"Lo kenapa sih? Akhir-akhir ini, lo jadi ikut-ikutan gila kayak Desila. Senyum-senyum didepan hp, lo kerasukan?" Vina langsung mencerocos kala melihat Rara menghampiri nya untuk membantu.

"Engga"

"Lo lagi jatuh cinta kan? Ayok bilang ke gw, siapa yang udah berani ngambil hati lo. Dan siapa yang udah bisa dapetin hati lo, yang beku ini" Vina tidak akan berhenti mencerocos kalau begini, pasalnya mereka semua tau. Rara adalah anggota viaylazapya's, yang paling anti dengan cinta dan laki-laki. Dan lihatlah Rara saat ini? Tingkah lakunya seperti sedang jatuh cinta.

"Gak ada" jawab Rara acuh, gadis itu memilih untuk membaluri jagung dengan mentega.

"Bohong, GUYS LIAT, RARA UDAH GEDE SEKARANG. DIA UDAH BERANI JATUH CINTA" teriak Vina, membuat keempat sahabatnya menghentikan aktivitasnya.

"Cinta? Rara?" Tanya Radyr tak percaya.

"Iya, temen kita udah gede sekarang"

"Gw emang udah gede, lo nya aja yang nganggep gw kecil" ujar Rara jengah dengan tingkah laku Vina.

"Bodo, sekarang ayok kasih tau gw. Siapa cowok yang berhasil ngambil hati lo?" Lagi-lagi Vina menanyakan hal yang sama, sepertinya gadis itu sangat ingin tahu siapa yang telah berhasil mencuri hati sahabatnya.

"Arkan pasti" yang di tanya Rara, namun yang menjawab Desila. Rara sendiri hanya diam, seolah tidak ingin menjawab.

"Bener?" Tanya Radyr pada Rara, memastikan.

Rara mengangguk pelan, mengiyakan segala pertanyaan. Tidak kaget, mereka berdua memang terlihat dekat akhir-akhir ini. Tapi sepertinya, ada yang semakin menekuk wajahnya setelah mengetahui pengakuan Rara barusan.

"Oh, selamat Ra. By the way, gw tinggal ke atas sebentar ngambil gitar" Radyr melengos pergi begitu saja, tanpa mendapat izin dari sahabatnya.

Rara dan yang lainnya mengerinyitkan dahi mereka kompak, saling pandang satu sama lain seolah saling bertanya "Radyr kenapa?".

"Mengapa Tuhan pertemukan
Kita yang tak mungkin menyatu
Aku yang telah terikat janji
Engkau pun begitu"

Alunan musik terdengar dari dalam kamar vila, Annisa menghentikan langkahnya. Niatnya yang memanggil Radyr, ia urungkan sebentar. Sepertinya Annisa mengerti, mengapa Radyr yang tiba-tiba berpamitan pergi begitu saja, setelah mendengar pengakuan dari Rara tadi sore.

Waktu sudah menunjukan makan malam, namun Radyr enggan untuk keluar kamar. Gadis itu malah asik memetik gitar, dan bernyanyi.

"Lo kenapa?" Tanya Annisa yang tiba-tiba saja muncul, membuat Radyr tersentak kaget.

"Gapapa, emang gw kenapa?" Radyr justru malah bertanya balik.

"Lo suka Arkan?"

Radyr menatap Annisa, yang kini duduk di sampingnya dengan novel Harry Potter kesayangannya.

"Engga" jawab Radyr, lalu mata gadis itu beralih menatap langit-langit kamar.

"Gw kenal lo udah lumayan lama, gw tau gimana lo Dyr. Jangan ngelak kalo lo emang suka sama dia, ngebuka hati itu perlu, biar lo gak selalu stuck di masa lalu" pandangan Annisa tidak beralih sama sekali, pandangan gadis itu tetap kearah pada novelnya.

"Tapi Rara suka dia, gw gak ada hak buat suka ke Arkan. Selama ini, deket aja enggak. Gw juga sadar, Arkan ngedeketin gw itu cuma biar dapet restu dari kita kalo dia mau deketin Rara. Gw nya aja yang terlalu kebawa perasaan, lagian siapa yang gak akan jatuh sama pesonanya Arkan?"

Kata-kata yang barusan Radyr lontarkan, berhasil membuat Annisa beralih menatap gadis itu.

"Mereka belum pacaran kan? Masih bisa lo deketin dia"

"Rara udah mulai menghangat, Rara udah mulai dapetin bahagianya lagi. Gw gak mau semuanya hancur, cuma karna satu cowok"

"Apa kabar sama lo? Lo terlalu mentingin bahagianya orang lain, sampe lo lupa sama bahagia lo"

"Lo semua sahabat gw, lo semua rumah gw. Gw gak mau viaylazapya's ancur cuma karna satu cowok Nis, lo paham gak si? Coba kalo lo ada di posisi gw, gw harus apa Nis? Bahagia kalian bahkan lebih penting, daripada bahagianya diri gw sendiri. Cowok masih banyak, gak harus Arkan yang gw dapetin. Kalo emang Arkan beneran suka sama Rara, dan mungkin aja Arkan serius sama Rara, gw bisa apa? Yang penting Rara seneng, gw juga seneng"

Ini yang Annisa tidak suka dari Radyr, gadis itu selalu mengutamakan bahagia teman-temannya, tapi lupa dengan dirinya sendiri.

Perdebatan makin terasa panas, Annisa tidak ingin memperpanjang masalah. Gadis itu memilih diam, dan kembali membaca novelnya, melupakan niatnya yang ingin memanggil Radyr untuk makan malam.

Tidak ada percakapan setelah itu, sampai akhirnya Annisa yang harus angkat suara. Ia tahu, Radyr sahabatnya itu memiliki tingkat ego yang lumayan tinggi, Radyr tidak mungkin berbicara duluan setelah perdebatan.

"Dyr, maaf"

"Iya, gw juga salah sorry"

Annisa kembali meletakkan novelnya, menarik gitar yang berada di tangan Radyr. Lalu menggandeng lengan sahabatnya itu keluar kamar.

"Gw lupa, mereka udah bakar-bakar daritadi. Tadi niatnya mau manggil lo buat ikut, tapi kayaknya mereka udah selesai karna kita kelamaan di kamar, jadi ayok makan"

Radyr hanya mengikuti langkah kaki Annisa, tanpa ada gerakan menolak. Mereka berdua melupakan perdebatan mereka, dan bertingkah laku seolah tidak ada apapun yang terjadi.

°°°

Don't forget to vote share and comments.

VIAYLAZAPYA'S [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang