Viaylazapya's 15. hancur?

53 29 1
                                    

Radyr tengah asik bergurau bersama ke-5 temannya di dalam kantin, sembari menikmati makanan yang telah ia pesan. tak jarang mereka ber-6 tertawa terbahak karna lelucon dari Vina, seperti menjadi sebuah hobby Nayla pun sesekali meledek Vina dan Desila yang membuat tawa mereka semakin pecah.

tanpa mereka sadar, seseorang tengah memperhatikan mereka sembari menyeringai penuh arti.

"nikmatin aja dulu masa-masa bahagia lo semua, setelahnya gw pastiin persahabatan lo bakalan hancur"

-VIAYLAZAPYA'S-

Annisa tengah duduk menyendiri di bagian pojok lapangan, karna hari ini kelas mereka tengah dalam mata pelajaran olahraga jadi mereka semua tengah berada di lapangan indoor Arvandis. sejak sehabis istirahat tadi, Annisa lebih banyak terdiam, dan lebih memilih untuk menyendiri. gadis itu selalu menolak jika salah satu dari temannya ingin menemani dirinya, entah ada apa dengan gadis itu.

"lo pada ngerasa gak sih, Annisa tuh aneh banget dari semenjak abis istirahat tadi" Nayla membuka suara, sembari menatap kearah Annisa berada.

"iya, dia kenapa dah" Desila ikut membuka suara. 

"biarin aja mungkin dia lagi gak mood" sahut vina membuat yang lainnya mengangguk.

tanpa terasa jam pelajaran telah habis, ini adalah pelajaran terakhir, yang artinya mereka sudah di perbolehkan pulang kerumah masing-masing.

bell tengah berbunyi dengan begitu nyaringnya, seperti biasa anak-anak SMA Arvandis akan berhamburan keluar kelas untuk segera beristirahat di rumah. namun ke-6 gadis yang masih berada di lapangan indoor Arvandis sepertinya enggan untuk melangkah kan kaki mereka untuk keluar sekolah, terbukti dengan Vina yang malah merebahkan dirinya di lantai lapangan.

"lo kenapa sih Nis daritadi kayak ngejauh dari kita gitu?" Desila yang sudah sangat tidak tahan dengan sikap Annisa, gadis itu langsung menghampiri Annisa dan mencekal pergelangan tangan Annisa ketika gadis itu hendak pergi dari tempatnya.

"gw keluar dari Viaylazapya's hari ini juga, jadi gak usah perduliin tentang gw lagi"

perkataan yang baru saja terlontar dari mulut Annisa sontak membuat Viaylazapya's seolah kehilangan oksigen. kata-kata yang sama sekali tak pernah mereka bayangkan keluar begitu saja dengan mulusnya dari mulut Annisa.

"lo kenapa sih? kita ada salah? biasa juga kalo kita salah lo bilang, jangan main keluar gini aja lah" Radyr yang sejak tadi hanya menyimak, kini ia ikut bersuara mencoba untuk menahan Annisa agar tidak memutuskan hubungan persahabatannya dengan mereka.

"lo semua temen yang buruk buat gw, karna lo semua gw di anggep sampah karna sering ikut bolos sama kalian. gw jadi nakal, karna terpengaruh sama kalian, terutama lo Dyr!"

blam!

bagai tertusuk pisau belati, ke-5 gadis yang baru saja mendengar perkataan tidak bersahabat dari mulut Annisa sontak terdiam memaku di tempat.

"tapi gw gak pernah minta lo buat ikut bolos sama kita, gw gak pernah mempengaruhi lo buat jadi nakal kayak gw, lo sendiri yang mau" Radyr yang tidak terima dirinya di tuduh sebagai sumber masalah yang kini tengah terjadi, berusaha untuk membela dirinya yang tak merasa bersalah.

"tapi nyatanya, main sama kalian, gabung di dalam circle kalian itu bikin gw di pandang sebagai sampah, bikin gw di pandang remeh. itu semua karna kalian!"

Radyr memejamkan matanya, mendengar setiap cacian yang terlontar.

"Annisa, kalo lo emang benci sama gw, kalo lo emang gak suka sama gw. lo boleh hina gw, lo boleh caci maki gw sesuka lo. TAPI JANGAN LO HINA VIAYLAZAPYA'S, JANGAN LO CACI MEREKA. GW MASIH BISA TERIMA KALO LO NGATAIN GW YANG ENGGAK-ENGGAK, TAPI JANGAN MEREKA YANG LO KATAIN!" 

Nayla menarik lengan Radyr untuk menjauh dari Annisa, ia sangat paham seperti apa Radyr jika sudah tersulut emosi, Nayla hanya tidak ingin Radyr kelewat batas nantinya.

"lo mau keluarkan? silakan, makasih buat hinaan dan caci maki yang lo kasih ke kita"

Rara menyeret teman-temannya untuk segera menjauh dari Annisa, agar mereka tidak semakin tersulut emosi.

di balik semua itu seseorang tengah menyaksikan keributan yang terjadi di balik tembok, dengan seringaian khas miliknya. setelah melihat Viaylazapya's melangkahkan kakinya pergi dari lapangan, orang itu tertawa puas melihat keributan yang mungkin. . . ia rencakan?.

***

TBC.

VIAYLAZAPYA'S [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang