Viaylazapya's 22. Dia... ?

38 27 3
                                    

Rara turun dari mobil Vina dan diikuti oleh ke-4 temannya, mereka sudah sampai di parkiran sekolah.

Gadis mungil dengan mata bulatnya, berhidung kecil yang membuat kesan manis pada gadis itu tengah mengunyah permen karet. Earpods nampak bertengger manis di telinga gadis itu, sesekali terlihat karena rambutnya yang tersibak oleh terpaan angin.

Mereka ber-5 - Viaylapya's berjalan dengan langkah gontai menyusuri koridor menuju kelas mereka, tidak peduli dan tidak ambil pusing dengan bisikan-bisikan yang siswa lain lontarkan secara terang-terangan.

Masih ingat Dyra? Gadis itu tempo hari baru saja memfitnah kakak kembarnya, dengan tuduhan Radyr merebut Jefran darinya di depan para siswa-siswi Arvandis school.

Tidak menutup kemungkinan bahwa sebagian besar murid-murid lain pasti akan membicarakan yang tidak-tidak tentang mereka.

Brukh.

"Awsh" Rara tersungkur ke lantai, setelah di tabrak oleh badan laki-laki yang entah siapa Rara pun tak tahu.

Gadis itu mendongakkan kepalanya, menatap sebal kala mendapati Arkan yang tengah berdiri di depannya.

"Ck, sial banget gw masih pagi udah ketemu sama lo" gumam Rara.

Nayla mengambil tindakan, membantu Rara untuk terbangun dari lantai.

"Gak sengaja, dan hm ad-" omongan Arkan terpotong begitu saja melihat Rara dan yang lainnya pergi, tanpa berminat mendengarkan ucapannya.

Rara masih menekuk wajahnya, masih sangat terlihat bahwa gadis itu masih kesal.

"Lo musuhan sama Arkan?" Tanya Nayla, yang memang tidak tahu menahu tentang Arkan, Radyr, dan Rara tempo hari.

Rara hanya menggelengkan kepalanya, kembali mengunyah permen karet.

"Bau-bau musuhan ini mah Nay, gak usah di tanya. Ini cebol satu kalo ketemu orang udah bete duluan udah pasti ada apa-apa" Vina menyenggol lengan Nayla yang berada di sampingnya, ah sebegitu ketebak kah perilaku gadis itu pada Arkan?.

"Apa si lo pada"

Rara menyelonong masuk, tidak perduli dengan teman-temannya itu. Ia sedang sangat kesal, melihat Arkan di pagi hari seperti ini itu membuat mood nya berantakan.

"Ck, sial" gumamnya pelan, lalu ia menelungkup kan wajahnya di atas meja dengan tangan sebagai bantalan nya.

Nayla, Vina, dan Desila hanya menggeleng melihat tingkah laku Rara, sedangkan Radyr yang sudah paham hanya berdiam diri tidak berminat untuk bercerita apapun pada mereka.

Kriiiiingg.

Bell masuk telah berbunyi nyaring, Rara mengangkat wajahnya ketika mendengar itu, dan nampak lah guru yang akan mengajar sudah berada di depan kelasnya.

"Anak-anak, kali ini kita kedatangan murid baru lagi" ucap guru itu.

Membuat semua murid bersorak penasaran.

"Silakan masuk" dan benar saja, ada siswa laki-laki yang berjalan masuk, dengan tangannya yang berada di saku celana.

"Sekarang perkenalkan diri mu"

-VIAYLAZAPYA'S-

Atensi Radyr terus saja terarah pada laki-laki yang baru dua jam berada di dalam kelasnya, terlihat jelas raut wajah shock dan terkejut. Tidak hanya Radyr, yang lainnya pun sama seperti itu lebih tepatnya untuk Viaylapya's.

"Dyr ini gw gak mimpi kan? Itu dia...?" Tanya Nayla.

Radyr hanya mengangkat bahunya acuh, ralat tepatnya gadis itu sedang berusaha terlihat se-acuh mungkin.

"Hei, pinjam pulpen dong Dyr"

Wush.

Gadis itu seketika merasa dejavu dengan apa yang di katakan murid baru itu, ya memang jarak mereka tidak terlalu jauh.

Radyr hanya berpura-pura tidak mendengarnya, membuat laki-laki itu beranjak dari duduknya dan berjalan ke arah belakang beberapa langkah. Menghampiri meja Radyr, membuka kotak pensil gadis itu tanpa izin.

"Pinjam ya Al"

Ah shit. Radyr mengumpat kesal.

Panggilan itu, murid baru itu, pulpen, oh damn God Radyr bisa gila nanti.

***

Mau bikin part end kok masih ragu 🙂.

JANGAN LUPA VOTE DONG.


VIAYLAZAPYA'S [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang