Starlight coffe tempat dimana Viaylazapya's singgah saat ini, tidak mereka tidak hanya berlima melainkan dengan Jefran yang berada di samping Radyr. Tentu saja setelah perdebatan yang cukup panjang, di antara keduanya.
"Jadi, kenapa gak di rumah Vina aja? Jujur aja gw cukup malas kalau ke tempat-tempat begini, mending sih rebahan di rumah Vina" ucap Desila.
Yang lain hanya menggeleng sembari terkekeh pelan, melihat tingkah laku Desila.
"Abis makanan gw di rumah, karena lo makanin terus. Makanya gw ngajak kesini" sahut Vina.
"Yeh kunyuk lo, pelit banget sama temen"
"Bukannya apa nih ya Des, tapi gw baru aja beli makanan 2 hari yang lalu terus kalo lo ke rumah gw, gw yakin banget itu makanan gak akan sampe seminggu udah habis duluan"
Mulailah perdebatan kecil antara mereka, seperti biasa tidak akan ada yang mau mengalah.
"Anyway, Nayla kemana? Tumben gak on time tuh anak" tanya Rara.
Radyr yang tengah di tatap Rara hanya mengedikkan bahunya, sedangkan yang lain menggelengkan kepalanya bertanda mereka tak tahu.
Jefran? Ah laki-laki itu hanya berdiam diri sejak tadi, mengamati wajah kekasihnya dengan saksama seolah menjadi candu tersendiri. Terkadang laki-laki itu ikut tersenyum saat Radyr tersenyum, bak terhipnotis oleh pesona gadis berambut pendek yang selalu di kuncir satu.
"Gw lama ya? Sorry banget" mereka yang mendengar itu langsung menoleh, melihat kedatangan seseorang yang sejak tadi mereka tunggu. Nayla.
Tapi tunggu... ada laki-laki yang ikut serta bersama Nayla. Viaylazapya's serentak mengerutkan dahi mereka, terkecuali Radyr dan Rara.
"Ah ini Ravi, gw baru jadian sama dia" seolah mengerti, gadis itu menjelaskan tanpa ditanya sembari menarik bangku untuk ia duduk di sebelah Vina.
Ravi, yang Radyr dan Rara tahu laki-laki itu anak IPS, jarang bersosialisasi, dan bahkan banyak yang bilang Ravi adalah sosok laki-laki dingin berwajah datar.
Ravi mengikuti Nayla yang menarik bangku, lalu duduk disebelah gadis itu. Yang notabenenya adalah kekasihnya selama beberapa jam ini.
"Gw gak tau lo kapan deketnya sama nih bocah, terus tau-tau udah jadian aja" celetuk Desila.
Nayla hanya menampilkan cengirannya.
"Ada Jefran juga?" Tanya Nayla, yang mungkin mengalihkan pembicaraan mereka?.
Jefran mengangguk, lalu kembali sibuk memandangi wajah Radyr. Radyr yang merasa sedikit risih, lantas menoyor pelan kepala laki-laki itu.
"Jangan ngeliatin mulu ih jef"
"Lo cantik"
Blush. Mendadak wajah Radyr memerah, bak kepiting rebus.
Yang lain tertawa geli melihat itu, ah bagaimana tidak? Radyr tipikal gadis yang jarang sekali mudah blushing, bahkan sampai pacaran begini.
Seingat mereka, selepas gadis itu mengalami sakit hati pada Rangga Radyr tidak lagi ingin membuka hatinya, Radyr menjadi sangat anti pacaran kecuali jika virtualan. Tapi lihatlah, sekarang Radyr kembali membuka hatinya untuk orang lain, jelas Viaylazapya's sempat merasa terkejut akan hal itu, tapi ada bagusnya juga.
"Berapa lama deket sama Nayla?" Tanya Radyr pada Ravi, berusaha menetralkan desiran jantungnya akibat ulah Jefran.
"Belum lama" wah singkat sekali kawan, Radyr menatap Ravi saksama mencoba melihat seberapa serius laki-laki itu. Aih bukan apa-apa, Radyr hanya takut Nayla di permainkan.
"Muka lo nyolot, jauh-jauh deh sana" Radyr membuang wajahnya kearah lain, selepas mengatakan itu,membuat mereka tersentak kaget.
"Kenapa Dyr?" Tanya Nayla, heran.
"Muka pacar lo itu nyolot, suruh jauh-jauh deh" Radyr masih belum ingin melihat wajah Ravi lagi.
"Gak juga Dyr, lo pms?" Kini Vina yang bertanya.
"Ih, gak tau deh" gadis itu merajuk, menyenderkan punggungnya pada sandaran bangku.
"Kenapa Dyr, hm? Mau pulang aja?" Tanya Jefran lembut, tangan laki-laki itu mengelus halus rambut Radyr.
Radyr menggeleng.
"Kayaknya temen lo emang gak suka sama gw" Ravi akhirnya angkat bicara.
Nayla memandang Ravi, begitu juga dengan yang lain kecuali Radyr.
"Mau nyerah gitu aja?" Tanya Nayla.
"Gak akan" jawab Ravi.
"Ekhem, Dyr sorry kalo muka gw nyolot menurut lo"
Berhasil, kata-kata itu berhasil membuat Radyr kembali menatap Ravi.
"Makanya punya muka jangan nyolot-nyolot"
Tawa Viaylazapya's lalu pecah begitu saja, Ravi hanya terkekeh canggung. Dan Jefran yang masih mengangkat alisnya bingung, dengan tingkah laku Radyr.
"Radyr emang gitu, suka gak jelas" ucap Rara.
"Sial lo."
***
Back again.
Anw kasian si Ravi, kgk salah apa-apa uda di katain aja sama Radyr haha.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIAYLAZAPYA'S [Sudah Terbit]
Ficção AdolescenteHai!! Skrg Viaylazapya's udh bisa di peluk dlm bentuk buku loh!! Ayo beli, dan hilangin rasa penasaran kalian di 5 bab akhir. Viaylazapya's tersedia di shopee Link shopee di bio aku ya Beberapa part akhir telah di hapus!! TAPI BOONG. Happy reading a...