05. Hari pernikahan

17.4K 1.1K 58
                                    

Beberapa bulan berlalu. Dan kini, telah tiba masanya, di mana Fatih dan Fadira, akan melangsungkan akad nikah.

Umur Fadira, sudah genap menjadi 17 tahun, dan sesuai dengan persetujuan, bahwa keduanya akan menikah, ketika usia Fadira telah mencapai 17 tahun. Memang terbilang pernikahan muda, namun pernikahan ini, di langsung kan untuk mempererat hubungan kekeluargaan, dan untuk menghindari timbulnya Fitnah.

Pernikahan, hanya di hadiri oleh kerabat dekat Fadira, keluarga Fatih, dan petuah-petuah pernikahan. Mereka memahami dengan baik maksud dari perjodohan ini, toh nantinya juga Fadira bakalan tetep ngelanjutin pendidikannya. Cuman mereka di nikahkan, biar Fatih, juga bisa leluasa mengajarkan banyak hal kepada calon Istri yang sebentar lagi akan menjadi istrinya. Dan sebentar lagi akan Sah, menjadi mahramnya.

"SAYA TERIMA NIKAH DAN KAWINNYA, FADIRA AMELIA ISYANA BINTI ZIDAN AFANDI MUHAMMAD, DENGAN MAS KAWIN SEPERANGKAT ALAT SHOLAT DAN 5 JUS HAFALAN AL-QUR'AN DI BAYAR TUNAI!"

"Bagaimana mana para saksi sah?" Tanya penghulu.

"SAH!" Teriakan para saksi.

"Alhamdulillah" mereka berdoa bersama, doa yang di pimpin oleh Kiyai Sholeh. Setelah selesai berdoa, Fadira di suruh untuk menyalami tangan laki-laki yang ia kagumi selama ini, yang kini telah menjadi suaminya.

Fatih, mengelus pucuk kepala gadis yang kini telah menjadi istrinya itu, sambil berdoa, kemudian meniupkannya di kepala sang istri, dilanjut dengan dia yang mencium kening Fadira. Sungguh, semua yang terjadi hari ini, merupakan di luar nalar Fadira, sunggu satu detik pun gadis itu tidak pernah membayangkan bahwa akan ada hari ini, di mana Fatih, seorang anak Kiyai, yang telah lama ia cintai dalam diam, akan mengikatnya dalam hubungan sebuah pernikahan, meski semua itu karena di jodohkan.

Sekarang, tiba masanya untuk Fatih memberikan maharnya kepada Fadira. Ia mengambil mic, yang telah tersedia di hadapannya. Lelaki tampan itu, mulai melafazkan ayat-ayat Al-Qur'an, mulai dari Al-fatihah, hingga surah yang terakhir, dengan suaranya yang merdu, dan dengan pengucapan huruf nya yang telah Fasih.

Banyak orang yang menangis, saat mendengar lantunan ayat suci Al-Quran yang di bawakan oleh Fatih, tampan dan sholeh, sungguh menantu idaman para ibu-ibu penonton setia Ikatan Cinta. Canda.

Cukup membutuhkan waktu, untuk menyelesaikan 5 jus hafalan Al-Qur'an, namun karena kelancaran dan kefasihannya, Fatih dapat menyelasikannya, dalam kurun waktu 2 Jam.

"Sodaqowloo hul a'dzim"

"Sekarang kalian telah sah menjadi suami istri, baik dalam agama maupun dalam negara" Ucap penghulu setelah Fadira dan Fatih, selesai menandatangani buku nikah, dan telah memasang cincin kawin, di jari manis mereka.

"Bismillah" secara perlahan Fatih menujukan pandangan nya, ke arah Fadira, kini dia telah dapat memandangi gadis itu dengan sesuka hatinya. "Masya Allah" Batin Fatih, melihat betapa cantiknya sang istri. Dulu hanya Fadira yang selalu memuji Fatih, kini telah berbeda, Fatih pun telah memuji Fadira.

_setelah hari ini, ratuku bertambah menjadi 2, pertama Ibuku, dan ke dua, istriku_

Fatih Al-Ghifari

*****

"Tidak ada yang tau, takdir dari setiap manusia. Ikuti alurnya, dan jalani proses nya karena, faktanya rencana Allah lah yang terindah. Dari beribu-ribu wacana manusia"

Fadira duduk dengan canggung, di dalam kamar Fatih, yang kini telah menjadi kamarnya juga. Ia masih mengenakan hijabnya, dan belum berani membukanya, dan hingga detik ini, Fatih masih belum melihat mahkota Fadira.

"Ya Allah, betapa indahnya rencana mu ini, dia yang dulunya hanya bisa ku kagumi dalam diam, ku cintai dalam diam, kini telah menjadi imam dalam hidupku"

"Ya Allah, aku pun tidak pernah membayangkan, bahwa diri pendosa ini, akan menikah di usia yang terbilang masih belum belia. Dengan dia, seseorang yang.... Masya Allah"

Fatih, datang dengan mengenakan kaos polos berwarna hitam. Laki-laki itu habis dari ruangan Ayahnya.

"Assalamualaikum" Sapa Fatih.

"Waalaikumssalam" Fadira belum berani melirik ke arah Fatih, walau sebenarnya sebelum menikah, dirinya selalu memperhatikan Suaminya dari ke jauhan.

Fatih tersenyum, kemudian duduk di sebelah Fadira. Deg! Debar jantung Fadira tak karuan, saat dirinya di tatap oleh Fatih.

"Jangan tegang gitu dong" sindir Fatih.

Membuat Fadira sedikit menahan malu. "Fadira Amelia Isyana, nama mu terlalu panjang, gimana aku persingkat dengan kata sayang hm!" Deg! Ingin rasanya, saat ini, Fadira berlari menuju ke asramanya, bersama dengan Jihan. Debar jantungnya semakin tak terkontrol.

Fadira, memberanikan diri untuk menatap Fatih dari dekat. "Masya Allah, sungguh ciptaan Allah yang maha sempurna" Batin Fadira kagum dengan ketampanan Suaminya, yang makin tampan ketika di lihat dari dekat.

"Jangan deket-deket, gak sehat buat jantung!" Ucapan Fadira, yang sukses mengundang gelak tawa bagi Fatih.

"Mulai hari ini, dan seterusnya, aku akan selalu berada di dekat kamu! Jadi, kuat kuatin jantungnya ya Sayang!" Fadira tidak pernah menyangka, jika Fatih bisa se sosweet itu. Siapapun tolong, bawa Fadira pergi jauh, dari keuwuwan itu.

*****

Fadira terbangun dari tidurnya, saat mendengar suara Adzan subuh, matanya sedikit membelalak saat menyadari, bahwa dirinya sedang memeluk sesuatu yang keras, dan itu adalah tubuh Fatih.

"Allahuakbar" teriakan Fadira kaget, lupa bahwa dirinya dengan Fatih sudah sah menjadi suami-istri.

Fatih terbangun saat mendengar suara teriakan dari Fadira. "Kenapa sayang?" Tanya Fatih, yang baru terbangun dari mimpi indahnya.

"A hah? Enggak, lupa aja kalo udah nikah hehehe!" Fadira terkekeh. Gadis itu sudah tidak se canggung sebelumnya.

"Kirain ada apa" Fatih mendudukkan dirinya. "Udah Adzan ya?" Tanya Fatih, yang nampaknya kelelahan.

"Iya udah, aku sholat di Aula ya?" Izin Fadira.

"Enggak! Sekarang kamu Sholat di sini aja, biar aku yang ngimamin!" Cegah Fatih.

"Oh oke!" Keduanya, bangkit dari atas kasur, dan berjalan menuju toilet. Kemudian, secara bergantian memasuki toilet. Yaiyalah, gantian gak mungkin juga kan mau barengan 😬

Hingga saat ini, Fadira masih belum melepaskan hijabnya. Semalaman ia tidur dengan masih mengenakan hijab, yang menutupi kepalanya. Fatih pun tidak mempermasalahkan hal itu, toh juga baru hari pertama, wajarlah kalo masi gak enakan. Entar lama-lama juga, pasti di buka.

married with kiyai's son [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang