"Yakinlah, ada sesuatu yang menanti mu setelah sekian banyak kesabaran (yang kau jalani), yang akan membuatmu terpana hingga kau lupa, betapa pedihnya rasa sakit.
_ALI BIN ABI THALIB_Fatih pulang ke rumah untuk mencari Fadira, entah mengapa, dirinya sudah merasa rindu dengan sang istri. Mungkin saja, benih-benih cinta telah hadir di dalam hatinya.
"Sayang!" Panggil Fatih, namun tidak ada jawaban.
"Fadira!" Fatih memeriksa ke kamar mereka, namun Fadira tidak ada di dalam sana. Seketika ia teringat, kalo siang tadi Fadira berpamitan, untuk pergi ke asramanya. Fatih menepuk jidatnya, lelaki itu sangat pelupa.
Ia duduk di atas Sofa yang berada di dalam kamarnya, membuka handphone nya. Seketika ia teringat, kalo dia belum memiliki nomor ponsel Fadira.
"Umi, Umi!" Panggil Fatih, membuat suaranya menggema di setiap sudut ruangan.
"Umi, Umi!"
"Kenapa sih Fatih? Bisa enggak, sehari aja gak teriak teriak. Penging kuping Umi!" Omelan Umi Aisyah.
"Hehehe iya Umi, maaf"
"Kenapa?"
"Em, Hp Fadira mana mi?" Tanya Fatih.
"Ngapain kamu nyari-nyari hp nya Fadira?" Lirih Umi Aisyah.
"Mau minta nomor telepon nya mi!" Sahut Fatih.
"Minta aja langsung ke orang nya!" Goda Umi Aisyah.
"Enggak deh mi!" Tolak Fatih.
"Malu atau gimana sih?" Umi Aisyah berdiri untuk mengambil ponsel Fadira. "Yaudah nih! Kamu simpen aja, kan punya istri kamu!" Fatih mengambil ponsel tersebut, tak lupa ia mengucapkan terimakasih kepada uminya, dan dan kemudian langsung membawa handphone tersebut masuk ke dalam kamarnya.
"Sopan ga ya, kalo buka hp istri tanpa izin?" Batin Fatih.
Fatih memberikan diri, untuk menyalakan handphone tersebut. Dan ternyata ponsel milik Fadira, tidak di beri kata sandi. Fatih lalu menyalin nomor ponsel Fadira, memindahkan ke handphone nya. Tidak lupa dengan WhatsApp nya. Setelah selesai, laki-laki itu langsung menyimpan Ponsel Fadira di dalam lemari pakaiannya.
Fatih pergi ke toilet, untuk mengambil air wudhu. Ia memiliki jadwal untuk menjadi imam sholat ashar, di asrama santri Putra.
*****
"Fa, muka kamu kok pucat banget?" Tanya Jihan.
"Gak tau Jihan, kepalaku sakit." Ujar Fadira, sambil memegangi kepalanya yang berdenyut.
"Yaudah, kamu istirahat aja! Entar aku izinin, sama ustazah!" Sahut Jihan.
"Gak usah, aku gapapa kok." Fadira berusaha bangkit untuk mengambil air wudhu, tapi Jihan, buru-buru mencegahnya.
"Kepala batu banget kalo di bilangin! Entar pingsan lagi, siapa yang repot? Udah kamu istirahat aja!" Perintah Jihan, dengan terpaksa Fadira menurutinya.
Jihan pergi untuk mengambil air wudhu, tenaga Fadira terasa tersedot hingga habis, padahal, sedari tadi gadis itu hanya sholat lalu tidur. Dan tidak melakukan pekerjaan yang berat.
"Fa, aku pergi dulu!" Pamit Jihan.
"Iyaa."
"Assalamualaikum"
"Waalaikumssalam!"
*****
"Masya Allah, Kak Fatih ganteng banget." Ungkap salah seorang santriwati, yang baru saja tidak sengaja berpapasan dengan Fatih, saat lelaki itu berjalan menuju ke asrama santri Putra.
KAMU SEDANG MEMBACA
married with kiyai's son [Selesai]
RomanceMAAF kalo dalam penulisan banyak titik koma yang salah, cerita ini di tulis oleh anak yang pada masa itu masih SMP Warning⚠️⚠️ Budayakan vote sebelum membaca! DI LARANG KERAS MEM-PLAGIATI KARYA INI! Kisah seorang santriwati, yang diam diam, naksir k...