"Jatuh hati tidak pernah bisa memilih. Tuhan memilihkan, kita hanyalah korban. Kecewa adalah konsekuensi, bahagia adalah bonus."
---Setelah melakukan kunjungan ke asrama, kini Fadira kembali ke rumah Fatih. Namun saat sampai di sana, ia tidak menemukan keberadaan suaminya, karena Fatih tengah pergi ke asrama santri Putra.
Fadira yang memang menyukai kesunyian, memilih untuk menghafalkan beberapa ayat, yang nantinya akan di setorkan kepada Fatih yang sekarang menjadi guru Diniyah nya.
Saat tengah sibuk menghafal, matanya tanpa sengaja menangkap gambar sebuah rak buku yang sama sekali belum pernah ia sentuh. Karena rasa penasaran, ia akhirnya memutuskan untuk melihat-lihat. Alangkah terkejutnya ia, saat melihat di belakang salah satu buku yang lumayan tebal, terdapat sebuah foto berukuran kecil, berisikan gambar seorang wanita cantik yang memakai sebuah cadar. Ia dapat melihat dari mata dan kulit nya bahwa gadis itu sangat cantik.
"Cantik." Gumamnya, sambil memandangi foto yang tersembunyi di balik rak. Hatinya sedikit terenyuh, apa mungkin saja wanita itu adalah gadis yang dulunya di cintai oleh Fatih? Ah entahlah. Ia berusaha menepis pikiran-pikiran buruk yang sempat singgah di kepalanya.
Kembali ke Asrama Jihan dan Fadira.
Hana tengah sibuk merapikan barang-barang nya, di bantu oleh Jihan. "Lo di sini cuman berdua sama cewe tadi?" Tanya Hana.
"Iya, kita emang cuman berdua. Tapi akhir-akhir ini si Fadira suka ngilang!" Jawab Jihan tanpa memalingkan pandangannya.
Hana mengangguk. "Pergi kemana?"
"Ke rumah nya Umi Aisyah, Umi suruh Fadira buat bermalam di sana."
"Oh. Eh denger-denger Umi-Umi itu punya anak cowo masi singgel and ganteng ya?"
"Iya, namanya kak Fatih."
"Namanya bagus, pasti orang nya cakep!"
"Iya emang ganteng, idola para santri Wati."
"Belum nikah kan?"
"Gak tau, soalnya kak Fatih tertutup.
Tapi kayaknya belum sih.""Wah boleh kali gue gebet."
"Jangan halu!" Ucap Jihan seraya terkekeh.
"Sebelum janur kuning melengkung, Masi ada celah buat gue daftar jadi istri nya hahaha." Hana tertawa puas. Jihan hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat teman barunya.
---
Fadira tidak mau mengambil pusing soal Foto tadi, ia menganggap itu semua sebagai masa lalu Fatih, yang tidak perlu ia cemburui. Fatih datang sambil melepaskan peci nya, dan meletakkan nya di atas meja.
"Dek." Panggil Fatih.
"Iya kenapa?" Jawab sekaligus tanya Fadira.
Fatih mendudukkan dirinya di sebelah Fadira. "Abang mau ke Surabaya, ke rumah omah."
"Oh,"
"Kok oh sih?" Kesal Fatih.
"Ya terus mau bilang apa lagi? Ngelarang juga gak mungkin kan?" Sahut Fadira.
KAMU SEDANG MEMBACA
married with kiyai's son [Selesai]
RomanceMAAF kalo dalam penulisan banyak titik koma yang salah, cerita ini di tulis oleh anak yang pada masa itu masih SMP Warning⚠️⚠️ Budayakan vote sebelum membaca! DI LARANG KERAS MEM-PLAGIATI KARYA INI! Kisah seorang santriwati, yang diam diam, naksir k...