• RIYO - 01 •

63.8K 4.2K 213
                                    

"Ayo den, pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayo den, pulang."

"Iyo mau di sini, mau temenin Ayah sama Bunda."

Sudah tiga puluh menit setelah acara pemakaman selesai, namun bocah yang masih duduk di tengah dua gundukan tanah yang masih basah itu enggan untuk bangkit. hari ini, kedua orangtuanya sudah kembali ke sang pencipta.

Perkenalkan, dia Riyo Andreas Bramasta, putra tunggal dari Andreas Bramasta. sudah pasti seluruh kekayaan keluarga akan menjadi miliknya seorang, Riyo merupakan anak yang cerdas. dia bahkan tidak pernah keluar dari rumah tanpa pengawasan kedua orangtuanya. kedua orangtuanya sangat mengekang dirinya, itulah bentuk kasih sayang kedua orangtuanya. namun sekarang Riyo sendiri, kedua orangtuanya kembali secara bersama ke sang pencipta.

Anil--pengasuh Riyo yang baru bekerja dua hari itu menggerutu kesal mendapat penolakan dari bocah ingusan seperti Riyo. lidahnya menyapu bibir bawahnya, perasaannya terasa melayang begitu mencium harum bayi yang menguar dari tubuh kecil Riyo. dia tidak bisa berlama-lama di sini, dia harus segera mengajak Riyo untuk pulang kerumah secepatnya.

"Kalo tuan sama nyonya tahu aden tidak menurut seperti sekarang, pasti mereka akan sedih."

Riyo yang masih menangis langsung terdiam, dia mendongak menatap Anil dengan kedua matanya yang terus mengeluarkan liquid bening.

"Tapi Iyo nggak nakal," cicitnya pelan.

"Tapi aden nggak nurut, pasti tuan sama nyonya marah melihat aden seperti ini."

Riyo bangkit dari duduknya, tangan kecilnya menghapus air mata dengan kasar. sebelum berlalu dari sana, dia menyempatkan diri untuk mencium kedua batu nisan orangtuanya.

"Ayah, Bunda ...., Besok Iyo akan kesini lagi. hari ini Iyo pulang dulu ...., Dadah." pamitnya sebelum meninggalkan tempat pemakaman.

_____

Setelah makam malam, Riyo langsung masuk kedalam kamar kedua orangtuanya. dia duduk dengan bersandar pada headboard kasur, tangan kecilnya memeluk bingkai yang memperlihatkan kedua orangtuanya yang tengah mencium pipi kedua pipinya. tak terasa liquid bening kembali mengalir dari kedua netranya.

"Ayah, kenapa tinggalin Iyo sendiri. Ayh udah nggak sayang sama Iyo? Iyo sendiri, Ayah."

"Bunda kenapa ikut Ayah? seharusnya Bunda di rumah saja sama Iyo."

Riyo menghapus liquid bening yang semakin luruh dengan deras, tangan kecilnya mengusap dengan lembut bingkai yang tengah dia pegang sekarang.

Telinganya menangkap suara aneh dari balik pintu, kakinya yang akan turun dari ranjang mendadak berhenti setelah melihat Anil masuk dengan kapak yang ada di tangannya.

"Bibi, ada apa?" tanyanya begitu mendekat ke arah Anil.

Anil menjilat bibir bawahnya seraya bersiul senang, rasa hausnya akan darah akan terpenuhi sebentar lagi.

R I Y O || Selesai ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang