Sirene peringatan akan bahaya terus menggema disetiap sudut mansion, keadaan mansion tengah ricuh sekarang. pengawal kelas atas menyebar dengan tangan kosong, sedangkan lawan mereka membawa senjata api. mansion kediaman 5R benar-benar dikepung oleh para pria dengan jas hitam dan senjata lengkap, tidak ada yang mengetahui siapa yang tengah mengamuk ingin membakar mansion megah itu.
Empat pemuda yang masih santai duduk di ruang keluarga seketika bangun dengan tergesa begitu mendengar suara gaduh dari luar. Reza, laki-laki yang memiliki tingkat kepekaan yang tinggi terhadap situasi bangkit dan melangkah menuju pintu utama. matanya membola begitu melihat keadaan yang sangat kacau di luar, laki-laki itu berjalan mundur dengan langkah terhitung.
"Cari Reksa, cepat!" titah Reza. Roy, Ray, serta Renal langsung menghadap Reza dengan dahi mengerut.
"Mansion dikepung," lanjut Reza memperjelas kebingungan ketiga sahabatnya.
Ketiganya saling pandang begitu mendengar penjelasan Reza.
"Reksa ke kamar Daddy, mau ngecek adek udah tidur apa belum." jawab Roy. tadi, laki-laki itu berpapasan dengan Reksa yang baru saja keluar dari lift untuk menuju kamar milik Morgan.
"Bersiap-siap, sekarang!" Tanpa banyak bicara ketiga remaja itu langsung membubarkan diri untuk segera bersiap-siap. begitu juga dengan Reza, laki-laki itu langsung berlari ke arah tangga, melupakan bahwa lebih cepat naik menggunakan lift.
Brak!
"Sa, mansion dikepung!"
Reksa dan Morgan yang memang sudah mengetahui hal itu karena mendengar bunyi sirene peringatan langsung tersadar setelah mengetahui langsung dari Reza.
Morgan mengeram marah, siapa yang berani mengusiknya? pria dewasa itu menarik laci meja untuk mengambil pistol kesayangannya. sebelum meninggalkan Reksa, pria itu menyempatkan diri untuk menghampiri Reksa yang masih terdiam di dekat pintu.
"Putra ayah," Pria itu Mengecup kening Riyo singkat, beralih mengusak rambut hitam Reksa. setelahnya keluar dari sana dengan pistol kecil yang diselipkan di balik pinggang, tidak lupa menghubungi sang tangan kanan untuk memerintahkan pengawal kelas atas untuk ikut bergabung.
"Sa," Reza menepuk pundak Reksa pelan.
Reksa mengangguk, "Duluan, Za. gue harus pastiin adek terjaga."
Reza mengangguk, laki-laki itu keluar dari sana dengan langkah lebar.
"Abang sayang kamu, dek," ucap Reksa sebelum meletakkan tubuh kecil Riyo di atas kasur. namun yang Reksa rasakan tangan kecil Riyo semakin melingkar erat di lehernya, seakan tidak ingin Reksa meninggalkannya sendiri.
"Sa-sayang abang."
Jantung Reksa berdetak dua kali lipat mendengar racauan Riyo, meskipun ini bukan kali pertama Riyo mengatakannya. namun entah kenapa kali ini rasanya berbeda, Reksa gelisah sendiri dengan pikirannya yang terlalu overthingking.
KAMU SEDANG MEMBACA
R I Y O || Selesai ||
Short StoryHanya menceritakan kisah seorang remaja yang berumur dua belas tahun, remaja menggemaskan yang bisa membuat siapa saja tak berkedip memandangnya. tingkah lucu serta menggemaskannya membuat orang-orang menyayanginya dalam sekejap mata. Kedua bola mat...