• RIYO - 16 •

25.5K 2.9K 92
                                    

"Mau ketemu abang, hiks! Iyo mau sama abang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mau ketemu abang, hiks! Iyo mau sama abang."

"Dua hari lagi, sayang. abang kamu sudah janji akan pulang dua hari lagi, sekarang makan dulu. okey?"

"Masih belum mau makan?"

Wanita cantik itu mengangguk menjawab pertanyaan suaminya. anak bungsunya Riyo, sudah tiga hari ini demam ringan. anak itu terus merengek meminta bertemu dengan kakaknya, Reksa. tapi Reksa sekarang masih berada di Italia mengurus sesuatu. padahal Riyo sudah berjanji akan menuruti semua ucapan Veera ketika Reksa tidak berada di sini. namun lihatlah sekarang, sedari tadi Veera terus membujuk Riyo untuk makan. namun Riyo terus menolak, seharusnya Riyo sudah sarapan sekarang.

"Biar aku yang urus, honey!" Morgan bangkit setelah menyelesaikan sarapannya. dia berjalan ke arah kursi yang diduduki Riyo.

"Mau ayah suapi?" Morgan bertanya dengan tangan yang mengelus surai hitam Riyo yang sekarang menelungkupkan kepalanya pada meja makan. setelah kejadian dimana Riyo memanggil Morgan dengan sebutan 'Ayah' Morgan langsung meminta Riyo memanggilnya begitu, mungkin anak itu belum terbiasa dengan panggilan 'Daddy'. Morgan tidak masalah, asalkan anak itu merasa nyaman berada di dekatnya.

Sejak Veera mengancam akan mengeluarkan surat cerai, Morgan tidak henti-hentinya melakukan pendekatan kepada Riyo. padahal anak itu tidak tahu apa-apa. Riyo terbilang penurut, mungkin karena masih anak-anak dia tidak memiliki dendam terhadap Morgan. pria paruh baya yang hampir membuatnya meninggal di tempat. awalnya memang dia takut, namun setelah beberapa kali bersama dengan Morgan, Riyo merasa aman serta nyaman. rasanya masih sama ketika dia bersama orang tua kandungnya.

Riyo duduk dengan tegak begitu Morgan duduk di sampingnya. matanya berkaca-kaca menatap sang ayah. "Ayah," panggilnya dengan meringsek kedalam dekapan hangat Morgan.

Morgan tersentak mendapat pelukan tiba-tiba, anak ini sangat manja jika sakit. berbeda sekali dengan putranya yang bahkan sangat cuek jika sedang sakit, mungkin akan manja jika sudah sekarat.

Veera tersenyum. selain licik, suami tampanya itu benar-benar mudah mengambil hati putra bungsunya.

"Putra ayah cengeng, hum?"

Riyo menggeleng dalam dekapan Morgan begitu mendengar ucapan Morgan, namun isakannya masih terdengar yang membuat kedua orang dewasa itu terkekeh.

Morgan berdiri dengan Riyo yang tetap berada di gendongannya, anak itu seperti tidak ingin lepas darinya sekarang. bahkan pelukannya sangat erat yang membuat Morgan kesulitan bernapas. "Makan dulu, sayang. nanti ikut ayah ke kantor, mau?"

Veera melotot kaget mendengar perkataan Morgan, padahal suaminya itu tahu bahwa putra bungsunya sedang sakit. tatapan Veera menajam saat Morgan menatapnya seolah mengatakan 'tidak apa-apa'.

Riyo mengangguk pelan. meskipun tidak tahu akan melakukan apa disana nanti, kepalanya yang bersandar pada bahu tegap Morgan hanya melirik sekilas saat mendengar tawa renyah Morgan ketika berbicara kepada Veera. entah apa yang kedua orang itu bicarakan, Riyo tidak mendengar sepenuhnya.

R I Y O || Selesai ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang